42. Bincang Keluarga

7.7K 388 22
                                    

Happy reading 🌞
Maaf kalau ada typo;(


Cia duduk termenung matanya menatap kosong ke arah jendela. Pikirannya terpenuhi oleh sikap keluarga Adelardo yang kurang baik kepadanya. Sebenarnya apa tujuan dirinya dibawa kemari?.Jika memang untuk memperbaiki hubungan mereka dengan Adelardo tapi mengapa, mengapa sikap mereka justru mencerminkan seperti tidak menginginkannya.

"Tangan lo?" Cia sedikit tersentak saat melihat Adelardo yang sudah entah sejak kapan berdiri di depannya.

"Hah"

"Ck" Adelardo berdecak saat Cia belum juga mengerti maksudnya, ia lalu mengambil tangan kanan Cia yang terkena tumpahan air panas.

Cia sedikit meringis saat Adelardo tanpa sengaja menekan lukanya.
"Jangan dimasukin hati perkataan wanita tua tadi".

Cia refleks memukul pelan tangan Adelardo yang sedang mengobati lukanya "Bicaranya!, inget dia Mama kakak!" tegur Cia yang hanya dibalas deheman malas oleh Adelardo.

"Lain kali hati-hati, untung aja ini cuma luka kecil"

Cia mengangguk patuh "Makasih kak"

Ponsel Adelardo yang berada di nakas berbunyi membuat atensi keduanya teralihkan. Cia sedikit mengintip layar ponsel Adelardo yang menampilkan nomer tidak dikenal.

Adelardo mengambil ponselnya dahinya mengerut saat melihat deretan nomer yang tidak ia kenal tapi walaupun begitu ia tetap mengangkatnya.

"Halo?"

"Gue Aldo, gimana nanti malam jadi kan?"

Adelardo hampir saja melupakan soal itu dirinya bahkan belum membicarakan soal undangan Aldo kepada anggota Black Lion. Adelardo bingung disatu sisi ia ingin sekali ikut tapi, ia juga tidak bisa meninggalkan Cia sendirian di tengah-tengah keluarganya.

"El?" panggil Aldo diseberang sana saat Adelardo tak kunjung menjawabnya.

"Sorry Do gue nggak bisa ikut. Ada masalah penting yang harus gue selesain"

"Yahhh, padahal gue berharap lo bisa datang. Tapi yaudah lah gapapa setidaknya kalau lo nggak bisa ikut anggota Black Lion yang lain bisa kan?"

Nah, masalahnya tidak mudah untuk memberi pengertian kepada anggotanya.  Mereka pasti menganggap ini sebagai rencana Aldo untuk menyerang mereka. Belum lagi Adelardo belum membicarakan soal ini dengan mereka semua.

"Gue usahain"

"Okee. Gue tunggu kedatangan Black Lion di markas gue"

"Hmm"

Panggilan telepon berhenti Cia dengan segera menanyakan kepada Adelardo siapa yang meneleponnya apalagi ini masih pagi.
"Siapa?"

"Temen" jawab Adelardo dengan singkat.

"Cewek atau laki-laki?" Adelardo berhenti bermain ponsel, kepalanya langsung menoleh menatap Cia.

"Gue bukan tipe cowok yang suka main dibelakang. Gue sadar kalau gue udah punya istri dan bakal jadi seorang ayah jadi, buang pikiran negatif lo itu" Cia seketika merasa malu saat Adelardo berhasil menebak isi pikirannya, dirinya hanya takut Adelardo akan pergi. Ia cukup sadar diri bahwa ia hanya perempuan biasa yang beruntung bisa bersama dengan seorang Adelardo. Ketampanan lelaki itu membuat Cia khawatir bahwa Adelardo suatu saat nanti akan mencari seseorang wanita yang sebanding dengannya karena merasa ilfil dengan dirinya.

ADELARDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang