Jingga Memberi Luka

795 132 8
                                    

⚠️⚠️⚠️  DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIAT SELURUH/ SEBAGIAN CERITA ⚠️⚠️⚠️

⚠️⚠️⚠️  DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIAT SELURUH/ SEBAGIAN CERITA ⚠️⚠️⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara kendaraan saling bersautan membelah jalanan kota. Para pejalan kaki berlalu lalang kesana kemari semakin menambah kesan bagaimana sibuknya kota pada pagi hari itu.

Di dalam sebuah bus Hinata termenung di tempatnya sembari tanpa sadar mengingat insiden dimana ia menangis di depan khalayak umum dengan Shikamaru yang tengah memeluknya. Oh, betapa malunya ia saat itu.

Hinata yang tengah menatap jalan kota kini beralih menatap benda cantik yang melingkari pergelangan tangannya. Gadis itu tiba-tiba tersenyum kecil sembari membayangkan Shikamaru yang tengah memakaikannya.

Tiga hari sudah berlalu sejak hari itu, namun ia masih merasa malu sampai detik ini. Bahkan saat berpapasan dengan Shikamaru pun ia malu dan berusaha memalingkan wajah. Padahal setelah peristiwa memalukan itu terjadi, malam harinya ia malah pergi dengan laki-laki Nara itu ke pasar malam.

Gadis itu seketika merasa wajahnya memanas dan berusaha tidak bertindak gila dengan berteriak heboh.

"Menyingkirlah!"

Lamunan Hinata seketika terhenti saat mendengar suara berisik dari arah bagian belakang bus.

"Kau yang harusnya menyingkir! Yahiko-kun itu kekasihku!"

"Kau yang seharusnya menyingkir! Kau itu hanya pelariannya. Yahiko-kun itu kekasihku, tahu!"

Hinata menutup mata dengan tangan yang mengepal kuat di pangkuannya. Gadis itu menghela napas berusaha menenangkan diri dari teriakan para gadis di belakang sana. Apalagi tangisan bayi tiba-tiba menyaut seakan terganggu dengan suara berisik itu.

"Kubilang lepaskan! Lepaskan tanganmu dari tangan kekasihku!"

"Yashhh! Bisakah kalian berhenti?!" Hinata berdiri sembari menatap marah ke arah sekumpulan orang-orang yang ternyata merupakan siswa-siswi di sekolahnya—mengabaikan para pengguna bus yang sudah memfokuskan diri ke arahnya.

Mereka terdiam sembari menatap terkejut kearah Hinata. Bahkan tangisan bayi pun ikut berhenti seakan tersentak kaget dengan bentakan si sulung Hyuuga.

"Hyu-hyuuga—san?"

"Tutup mulut kalian atau kurobek satu per satu!"

Para gadis yang semula saling berebut laki-laki itu seketika hanya bisa mengangguk kaku.

"Dan kau, Sialan! Kendalikan para kekasihmu itu." Hinata menatap sebal ke arah seorang laki-laki bersurai jingga yang hanya bisa terdiam menatapnya datar membuat Hinata seketika mendengus kecil sembari tersenyum remeh.

"Kenapa? Tersinggung?"

Yahiko—laki-laki itu seketika mendorong gadis di sampingnya dan berjalan ke arah Hinata, "Memangnya siapa kau? Hanya karena kau seorang Hyuuga aku harus takut padamu, begitu?" tanyanya sembari menatap si gadis Hyuuga dengan tatapan menantang.

OMOIDE NO KIZUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang