Putus

1.5K 228 39
                                    

⚠️⚠️⚠️ DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIAT SELURUH/ SEBAGIAN CERITA⚠️⚠️⚠️

⚠️⚠️⚠️ DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIAT SELURUH/ SEBAGIAN CERITA⚠️⚠️⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hinata menghela napas sebelum keluar dari apartemennya. Ia berjalan dengan malas saat mengingat hari ini adalah hari terakhir sekolah sebelum besok ia bisa libur dan tertidur nyenyak sampai siang. Gadis itu melirik jam yang melingkar di tangannya. Ia sudah telat memasuki kelas 5 menit yang lalu membuatnya semakin malas jika berangkat menuju sekolah.

Akhirnya gadis itu mengeluarkan handphone-nya untuk menelepon seseorang.

"Sedang dimana kau, Sialan? Kau yang menyuruhku untuk rajin berangkat sekolah bahkan sampai meneleponku pagi sekali. Hebat sekali kau, Sadako!" Hinata tergejolak kaget saat suara khas Karin terdengar nyaring di telinganya.

"Ah, Sial! Harusnya aku menelepon Sara saja."

"Masa bodoh! Dimana kau sekarang?!"

"Aku sedang mengurus sesuatu dengan ayahku."

"Kau membuat masalah lagi?! Mati kau, Sialan!"

"Sudahlah. Aku absen hari ini. Izinkan aku pada guru yang mengajar."

"Teruslah berlibur sampai kau di keluarkan dari sekolah."

"Bye-bye!"

Hinata mematikan sambungan panggilannya dengan Karin, lalu ia kembali menghubungi nomor lain dan menunggu sampai panggilan itu tersambung.

"Jemput aku sekarang."

"Baik, Nona."

Setelah panggilan singkat itu berhenti. Hinata kembali memasuki apartemennya. Sembari menunggu jemputan ia akan memesan makanan terlebih dahulu untuk mengisi perut yang belum terisi sejak bangun tadi.

 Sembari menunggu jemputan ia akan memesan makanan terlebih dahulu untuk mengisi perut yang belum terisi sejak bangun tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hinata menatap dalam diam lukisan-lukisan yang di pamerkan. Ia mengisi waktu kosongnya dengan berlibur dan berjalan-jalan. Gadis itu terus terdiam tanpa memikirkan apapun sampai akhirnya ia meminta suruhannya untuk membeli lukisan itu, sedangkan ia melihat-lihat kembali lukisan yang lain.

OMOIDE NO KIZUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang