Epilog

9K 935 65
                                    

happy reading

***

[Author POV]

4 tahun kemudian

Kediaman orang tua Sheila sedang ramai-ramainya sekarang. Acara aqiqah anak pertama dari putra sulung di keluarga itu baru saja selesai.  Seluruh keluarga dari pihak Royyan ataupun Zahra masih terus berdatangan untuk melihat dan mendoakan anak mereka.

Acara inti sudah selesai dari satu jam yang lalu. Anak-anak panti asuhan yang ikut meramaikan pun sudah pada balik, tinggal keluarga saja yang masih memenuhi teras, ruang tamu dan ruang tengah dengan aktivitas yang berbeda. Ada para lelaki yang sedang mengobrol santai, ada para wanita yang kalau bercerita suka lupa waktu, adapula bocah-bocah yang berlarian sana sini.

"Iisss, jangan dekat-dekat!"

Jian menatap seorang anak laki-laki yang lebih muda 3 tahun darinya. "Kita sepupuan tau, jadi gak apa-apa dong kalau selalu dekat," ucap Jian lalu merangkulnya.

"Aku gak suka!"

"Kemarin-kemarin juga main bareng, kenapa sekarang gak mau?" Jian meminta penjelasan.

"Kemalin, aku dengal ayah aku celita sama aunty Aliyah, katanya laki-laki dan pelempuan gak boleh deket-deketan. Bukan mahlom tau!"

"Itu berlakunya kalau kamu udah dewasa, Khalid!!!" Jian mulai geram melihat tingkah laku sepupunya.

Bocah tersebut menggaruk tengkuknya. "Gitu, ya? Oke, ayo main baleng lagi."

Jian hanya menggelengkan kepala lalu kembali bermain bersama sepupunya.

Berbicara tentang Khalid, Ia bernama lengkap Khalid Anfala Kavindra. Dari namanya, kalian pasti sudah bisa menebak siapa orang tua anak yang beberapa hari lalu baru menginjak usia 4 tahun itu.

"Kita main lari-larian yuk?" ajak Jian yang langsung mendapat anggukan dari Khalid.

Belum sampai 5 menit berlari, mereka tiba-tiba menghentikan permainan akibat menabrak dua wanita.

"Maaf, ya, aunty-aunty." Jian meminta maaf lebih dulu.

"Afwan, gak sengaja," timpal Khalid lalu memasang wajah bersalah.

"Eh kamu Jian, kan? Udah besar aja kamu. Aunty temannya aunty Sheila," tegur Aisy seraya mengelus kepala anak kecil di depannya.

"Oh iya aunty."

"Yang satu ini siapa namanya?" sahut Oppie kemudian mengelus kepala anak lelaki yang tengah berada di samping Jian.

"Tebak coba dia anak siapa?" Perempuan yang hari ini berposisi sebagai pemilik acara menghampiri kedua temannya yang baru saja datang.

"Kayaknya gue tau deh, Ra. Dari bahasa-bahasa mix arab yang dia pake kalo ngomong udah pasti anaknya purna ketos kita di SMA."

Aisy terkejut. "Beneran? Gantengnya Masya Allah."

"Iya aunty, ini khalid sepupu aku, anaknya aunty Shei sama om Fariz."

"Mamanya mana?"

"Haadiroh." Sheila muncul dari arah belakang mereka dengan sumringah.

"Ganteng ya anaknya, Bund."

Sheila menyunggingkan senyumnya. "Makasih loh, secara gak sengaja lo akuin gue cantik."

Oppie dan Aisy kompak menggelengkan kepala. Ternyata, sifat Sheila masih begitu-begitu saja, tidak ada yang berubah dari perempuan itu.

"Eh iya, anak lo mana, Ra?" tanya Aisy.

UnpredictableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang