[46] Jian's Home

6.5K 964 159
                                    

(happy reading)

***

sebelum baca vote dulu yukkkk!

***

Udah vote?

Selamat membaca bestieeee

***










Aku, Kak Fariz dan Aliyah tengah berada di rumah kakak tertua dari mereka berdua atas permintaan tuan rumah itu sendiri. Hal ini dikarenakan Kak Alvin alias Ayah dari Jian lagi tugas ke luar kota dalam beberapa hari. Alhasil, Kak Thifa menyuruh kami untuk datang menengok dirinya walau sebentar, agar tidak sepi-sepi amat katanya.

Sekarang kami berempat tengah kumpul di ruang tengah. Meski sedang bersama, kami melakukan aktivitas yang berbeda, Kak Fariz sibuk mengisi note ponselnya dengan sajak, sementara aku dan dua saudaranya berbarengan men-scroll video tiktok.

"Kak, boleh aku bangunin Jian?" tanya Aliyah.

"Jangan, dia baru tidur soalnya."

"Yaah." Karena keinginannya tertolak, Aliyah memutuskan untuk melanjutkan tontonannya. "Kak Sheila, orang ini ganteng banget, kan?" tanyanya padaku.

"Iya, mukanya gak ngebosenin."

"Itu jago main gitar listrik juga loh." Kak Thifa menyahut.

"Oh, ya? Keren banget."

Aliyah tersenyum lebar. "Jelas, aku kalo soal cogan gak pernah salah sasaran."

Kak Fariz yang sedari tadi fokus pada ponselnya sontak melihat ke arah iPad yang tengah di pegang oleh sang adik. "Biasa aja," nilainya.

"Dasar netizen," celetuk Aliyah. "Eh, dia lagi live sekarang," lanjut perempuan itu excited.

Laki-laki yang berada tak jauh dariku itu menutup kedua mataku dengan tangan kirinya. "Gak usah liat."

"Apa, sih?" Aku menyingkirkan tangannya.

"Gak usah ikutan nonton live-nya dia. Saya gak suka dengar kamu muji-muji cowok lain."

"Es batu udah cair banget, ya, Bund," komen perempuan berbalut piyama abu-abu disela menonton siaran langsung dari user tiktok favoritnya.

Tanpa membalas ucapan Kak Fariz, aku bergeser lebih dekat ke arah saudarinya untuk ikut melihat cowok yang sedang melakukan siaran langsung tersebut. Saat ingin fokus, mataku malah menangkap Kak Thifa yang tengah senyam-senyum menatap adik lelakinya itu.

"Kenapa, Kak?" tanyaku.

Dia menggeleng. "Sikap Fariz udah mulai beda, ya, sekarang. Dia jauh lebih soft gitu ke kamu."

"Gak tau tuh, kelakuannya aneh banget akhir-akhir ini."

Orang yang sedang menjadi bahan perbincangan itu tidak berkomentar sedikitpun.

"Menurut Kak Sheila, cowok ini paling perfect dari segi apanya?"

"His hair maybe."

"Setuju! Apalagi pas dikibasin, ganteng banget anjir."

"Bahasanya," sahut laki-laki yang duduk di ujung kanan sofa.

"Marahin aja, Riz, marahin." Ibu satu anak tersebut menjadi kompor.

"Maaf, Akhi." Aliyah cengengesan.

Usai menegur adiknya, aku mendapati Kak Fariz memasang wajah badmood. Hal itu membuatku berhenti untuk menonton bersama Aliyah dan langsung berpindah tempat duduk tepat di sampingnya.

UnpredictableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang