6🔞

12K 531 62
                                    

Happy Reading 🖤

_
_
_
_

Hari ini adalah hari minggu Ara dan anak-anak panti lainnya setiap minggu melakukan kegiatan bersih-bersih sedangkan Ibu Naomi memasak sarapan di dapur.

Setelah selesai membersihkan rumah,mereka pun duduk di halaman belakang dengan beralaskan tikar sambil menunggu sarapan karena mereka akan makan di sana.

"Raa bantuin Ibu" Panggil Naomi dari dalam

"Iya Bu" Ucap Ara dan bergegas menghampiri Naomi

Ara pun membantu Naomi membawa alat makan,dan lauk pauk.

Naomi sangat bahagia melihat anak-anak nya makan dengan lahap tapi saat melihat Ara senyum nya memudar karena melihat Ara hanya menatap makanan nya dan semenjak kemarin Ara terlihat seperti memiliki beban yang sangat berat.

"Kamu kenapa Ra?" Tanya Naomi sambil mengusap pundak Ara lembut membuat Ara sedikit terkejut

"Gpp Bu" Ucap Ara dan memaksakan senyumnya agar Naomi tidak khawatir.

Memang semenjak pulang dari kantor Shani Ara sering termenung memikirkan perbuatan nya. Ia merasa jijik akan dirinya sendiri yang telah menjual tubuhnya sendiri. Bagaimana jika Ibu Naomi tau, bagaimana jika sahabat-sahabatnya tau. Apa mereka akan menerimanya.

"Makananya jangan di anggurin Ra ga boleh"

"Iya Bu maaf" Ucap Ara dan langsung memakan sarapannya.

Setelah selesai sarapan Ara membantu Naomi untuk mencuci piring kotor.

"Kak Ara kalo udah selese kita main yuk" Ajak Muthe

"Maaf ya Mut kak Ara mau pergi ke rumah kak Zee"

"Yahhh"

"Nanti pas pulang nya Kak Ara bawain ice cream mau ga?"

"Ice cream wahhh mau kak mau"

"Yaudah sekarang Muthe main sama temen-temen yang lain ya"

"Oke kak"

Sedangkan di lain tempat seorang wanita cantik hanya berbalut bikini sedang berenang di kolam renang rumahnya menikmati hari liburnya.

Setelah mandi dan bersiap-siap Ara berpamitan pada Naomi.

"Bu Ara pergi dulu ya ke cafenya Zee"

"Iya hati-hati ya nak"

"Iya Bu Assalamu'alaikum" Ucap Ara lalu mencium punggung tangan Naomi

"Wa'alaikumussalam"

Ara keluar dari rumahnya lalu berjalan ke halte.

Sekarang Ara sudah di depan gerbang yang menjulang tinggi berwana hitam doff. Ara menekan bel yang berada di tembok samping gerbang gak butuh waktu lama seorang laki-laki memakai setelan jas rapi berbadan tinggi dan bertubuh kekar menghampirinya.

"Ada yang bisa saya bantu?"

"S-saya Ara"

"Silahkan masuk maaf tidak mengenali anda" Ucap pria itu sopan

Uncondition ♡SHANRA♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang