I'm back!!
oh iya, buat bahasa sehari-hari juga aku rubah mulai chapter sebelumnya ya
soalnya aku ngga bisa niru bahasa yang dipake author sebelumnya🥲
gomenasai🙇🏻♀️
jadi maaf kalau bahasanya jadi baku:Denjoy!!✨
————
Mobil alphard hitam baru saja berhenti di halaman sebuah rumah megah. Pintu terbuka, menampakkan seorang pria yang tengah menuntun seorang pemuda.
Beberapa pelayan menghampiri keduanya. Membantu mereka untuk membawa barang.
"Daniel, kak zein mana?" gumam leo.
"Tuan muda william sudah ada di dalam." jawab daniel.
Pintu megah dengan berbagai ukiran emas terbuka. Pemuda lain yang lebih tua daripada leo berlari ke arah anak itu. Membawa tubuh rapuh leo ke dalam pelukannya.
Pelukannya semakin erat saat merasakan tubuh yang lebih kecil kembali bergetar. Trauma yang sudah bertahun-tahun ia lupakan kembali. Kepingan memori mengerikan berputar di pikirannya.
Insiden, darah, kematian, kehilangan
"D–don't go,"
"I'm here, don't worry, little star."
Raungan kecil dari leo mengejutkan beberapa pelayan di dekatnya. Tangisannya terdengar menyakitkan. Ini pertama kalinya mereka melihat tuan mudanya begitu frustasi. Menangis, meraung keras, terlihat lebih rapuh daripada biasanya.
William zeinston grivon, kakak tiri leo dan anak pertama verno dengan istri pertamanya yang tiada sejak zein masih berumur enam tahun. Dia mengangkat tubuh adiknya untuk masuk ke dalam. Di luar terlalu dingin.
Tubuh leo memang lebih kecil dibandingkan dengan anak seusianya. Tinggi badan 160cm dan berat badan 48kg untuk anak laki-laki berumur delapan belas tahun itu terlalu kecil. Tak jarang beberapa orang mengiranya sebagai anak SMP.
"Little star, look at me."
Leo yang masih berada di gendongan zein menggeleng cepat. Wajahnya ia tenggelamkan di dada bidang sang kakak. Beberapa pelayan mencuri pandang ke arah adik kakak tersebut.
Semua orang sudah mendengar kabar tentang kecelakaan owen dan stella. Terkejut? iya. Sedih? entahlah.
Kini leo yang sudah turun dari gendongan zein duduk di kasur dengan memeluk kedua lututnya. Tatapannya kembali seperti saat kematian sang ibu. Kosong, hampa, takut. Zein menghela nafas, lalu meninggalkan adiknya untuk menenangkan diri. Dia butuh ruang untuk dirinya sendiri.
sekarang apa?
apa yang harus dilakukan?
kau harus senang karena orang yang menyakitimu sudah mati
"tidak, berhenti!"
kau harus sedih karena keluargamu mati?
bukankah ini yang kau inginkan?
bukan?
lalu apa?
apa yang sebenarnya kau inginkan?
apa maumu?
KATAKAN APA YANG KAU INGINKAN!
"AKU BILANG BERHENTI!"
prang
Nafasnya terengah, cermin di hadapannya kini telah pecah menjadi beberapa kepingan tajam. Lagi lagi leo meraung keras sambil memukul-mukul kepalanya agar suara suara itu hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
help me
Teen Fiction"ini hanya obsesi kalian berdua. bahkan kata cinta yang keluar dari mulut itu tidak mengandung perasaan tulus dari hati kalian." kemana lagi dia harus berlari? keluar dari kandang harimau namun malah masuk ke kandang singa. mampukah dia menghadapi o...