i found you

509 49 10
                                    

don't forget to vote y'all
this part is kinda 🔞
if you're minor please skip the 🔞 part
thank you and happy reading

————

Langkah kakinya terburu-buru. Ia berlari melewati orang orang di lorong rumah sakit. Air matanya sudah menggenang di pelupuk mata. Dan jantungnya yang berdetak lebih kencang dari biasanya.

Nafasnya terengah-engah ketika kakinya berhenti di depan sebuah ruangan. Dengan segenap keberanian ia pun masuk ke dalam.

Pintu ia tutup perlahan. Dan kini matanya terpaku pada seorang pemuda yang tengah terbaring di ranjang dengan berbagai alat yang menempel di tubuhnya.

Air matanya tak terbendung. Isakkan pelan keluar dari mulut kecilnya. Ia melangkah ke arah sang kakak. Menggenggam tangannya dengan kepala tertunduk.

"S–siapa yang ngelakuin ini ke k–kakak hiks," ujarnya pelan.

Ia terus menangis dalam diam hingga tak terasa leo berada di posisi tersebut selama dua jam. Duduk di samping ranjang sang kakak dengan tangan yang masih bertaut dengan milik zein.

Bahkan ia tak sadar kalau ethan sudah berdiri di ambang pintu sejak lima belas menit yang lalu. Pemuda jakung tersebut berjalan menghampiri leo.

"Sayang, ayo makan dulu. Kamu belum makan dari tadi pagi loh." Yang ditanya hanya menggeleng pelan.

Ethan menghela nafas panjang. Ia tak suka melihat kesayangannya bersedih. Ethan akan membunuh orang yang membuat sayangnya ini sedih

"Leo sayang, makan ya? Nanti kamu sakit kalo ngga makan. Terus kakak kamu nanti sedih kalo adiknya sakit. Kamu ngga mau bikin kakak kamu sedih kan?" Bujuk ethan.

Leo pun akhirnya mengalah. Ia berdiri lalu berjalan berdampingan dengan ethan untuk mencari makan malam.

Mereka mencari makanan di dekat rumah sakit. Untungnya di dekat sini ada sebuah rumah makan.

Setelah memesan makanan, ethan duduk di hadapan leo. Mata anak itu terlihat sembab. Hidungnya juga agak memerah.

Tak lama kemudian pesanan mereka pun sampai. Namun leo tidak langsung menyentuh makanannya. Ia hanya menatap makanan di hadapannya tanpa minat.

"Hei, ayo dimakan. Kamu ngga bakal kenyang kalo cuma natap nasi gorengnya kayak gitu." Ujar ethan lembut.

Leo menghela nafas pelan. Tangannya bergerak menyendok nasi goreng dihadapannya lalu memasukkan ke dalam mulut. Keduanya makan dengan tenang sembari sedikit berbincang. Meskipun selalu ethan yang mengawali pembicaraan. Ia sedih karena melihat orang yang ia sayang sedang murung.

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Dan kini leo sedang duduk di kursi yang ada di sebelah ranjang zein. Pemuda itu kembali menggenggam tangan zein. Leo sesekali mengajak sang kakak berbicara meski tahu jika sang kakak tak mungkin menjawabnya.

Leo bangkit dari duduknya. Ia berjalan keluar ruang inap zein untuk mencari udara segar. Lorong rumah sakit sudah lumayan sepi. Hanya beberapa perawat dan dokter yang masih terlihat. Sesekali leo bertegur sapa dengan mereka.

Kedua tungkai itu berhenti melangkah ketika manik leo menangkap bayangan seseorang yang tak asing. Ia kembali melangkah perlahan untuk melihat siapakah dia.

Namun ketika mereka berdua bertatapan, jantung leo serasa berhenti berdetak saat itu juga. Kedua bola matanya melebar. Keringat dingin mulai bercucuran dari pelipisnya.

Orang itu tersenyum. Kemudian melangkah maju mendekati leo yang malah memundurkan langkahnya.

tidak

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

help meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang