6. Pindahan

6 1 0
                                    

"Udah siap?" Tanya Mama Deara diambang pintu kamar anaknya.

Deara menutup koper nya, "Udah," jawabnya.

"Eits! Itu tuh kenapa mukanya suram banget, senyum dong!!" ucap Mama Deara.

Deara menghembuskan nafasnya pasrah, kemudian gadis itu menarik sudut bibirnya.

"Nah gitu dong! Mama jadi lega dan nggak khawatir untuk ninggalin kamu," Ucap Mama nya berjalan masuk dan duduk di kasur Deara.

Deara yang melihat itu juga ikut terduduk disamping Mama nya.

"Ma, Deara nggak bisa ikut?" Tanyanya dengan raut wajah yang sedih.

Mendengar itu, tangan Mama nya bergerak untuk menyelipkan rambut Deara ke belakang telinga.

"Kamu masih sekolah dan nggak mungkin harus di tinggal," balas beliau.

Deara menyentuh tangan sang Mama yang sedang merangkup pipinya, "Tapi kan Deara bisa minta info tugas sama Shinta atau Nabila,"

Mama nya menggeleng, "Sekali nggak bisa tetap nggak bisa, De," tolaknya.

"Lagian Mama sama Papa percaya sama Moreno untuk jagain kamu,"

Mendengar itu Deara mengalihkan pandangannya, "Dia kok dipercaya!" Umpat nya kecil.

"Tapi nggak lama, 'kan?" Tanya Deara.

Mama nya menahan senyuman, "Perkiraannya tiga bulan, tapi kalau ada hambatan ya bisa lebih dari tiga bulan,"

"Lama bangettt," Sendu Deara.

"Engga lama kok kalau dijalanin,"

"Yaudah deh. Tapi janji harus sering-sering video call untuk nemenin Deara," ucapnya mengacungkan jari kelingkingnya.

Sang Mama membalasnya dengan mengaitkan jari kelingkingnya juga. "Iya cantiknya Mama,"

Deara tersenyum lebar menanggapi perkataan Mamanya.

"Karena semuanya sudah beres lebih baik kamu tidur karena besok pagi kita langsung ke rumah Moreno."

Deara mengerutkan keningnya, "Pagi banget,"

Mamanya berbalik badan menatap Deara, "Karena jadwal penerbangan nya jam sepuluh pagi. Jadi kamu harus sudah disana sebelum jam sepuluh,"

"Sudah, mending kamu tidur," perintah sang Mama keluar dari kamar nuansa Coklat Susu itu.

~~~

"Sudah siap semua?" Tanya Papa Galih pasar keluarga nya.

"Sudah," jawab yang lain.

"Koper kamu sudah semua?" Tanya Papa Galih pada Deara.

Gadis berpenampilan girly itu mengangguk, "Udah kok Pa,"

"Oh yasudah kita langsung berangkat saja," ucap beliau langsung menancapkan gas mobilnya.

Selama diperjalanan Deara berbincang dengan Sang Mama ataupun Kak Ayu, sedangkan Papa nya fokus menyetir.

Kenapa yang menyetir buka supir pribadi Papanya? Karena keinginan beliau sendiri yang mengendarai mobil dan sengaja agar mobilnya nanti di tinggal dirumah Moreno.

Tak berselang lama, mobil Deara memasuki sebuah perumahan elit yang jika berupa uang rupiah sudah lebih dari miliyaran.

Mobil Deara berbelok dan memasuki sebuah rumah besar berpagar hitam yang sengaja dibuka.

CERITA KITA #1 || Moreno DearaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang