Malam ini di meja makan suasana sangat sunyi.
Deara yang baru saja kemarin sangat cerewet bila makan bersama Moreno, kini memilih diam dan fokus dengan makanannya.
Bibi Restu, Pak Eri dan Pak Juno saling menatap bingung kedua remaja itu.
Bibi Restu berdeham, "Sekolah kalian gimana?" Tanya beliau.
"Baik." Jawab Deara dan Moreno berbarengan.
Bibi Restu hanya menjawab dengan anggukan.
"Aku duluan ke kamar," pamit Deara sekaligus berdiri membawa piring dan gelas nya untuk ditaruh di tempat cuci piring.
"Non Deara kenapa ya?" Tanya Pak Juno menatap kepergian Deara.
Moreno berdiri, "Moreno udah selesai," ucapnya lalu pergi dari situ.
"Lagi pada berantem ya?" Tanya Pak Eri yang kini melihat Moreno pergi.
"Udah ah, urusan mereka biar mereka sendiri yang selesaiin," lerai Bibi Restu.
Sesampainya di kamar Deara mendudukkan dirinya di ujung kasur.
"Tuhkan jadi canggung," rengeknya.
"Gimana mau ngalahin dia? Dia nya jadi dingin banget," lirih Deara menatap ke depan.
"Kira-kira dia masih di meja makan atau udah balik ke kamar ya?" Tanya nya pada diri sendiri.
"Ngintip? Enggak? Ngintip? Enggak?" Bimbang dia.
Deara berdiri, "Oke! Cuman ngintip, nggak bakal ketauan," ucapnya meyakinkan diri sendiri.
Perlahan namun pasti, Deara berjalan menuju pintu dan membuka pintu nya dengan lambat.
Diluar ekspektasi, Deara terkejut bukan main saat yang dilihat di matanya adalah sebuah tubuh berdiri di depan kamar Deara.
Deara membelalakkan matanya, dengan gerakan lambat gadis itu menatap keatas untuk melihat siapa yang ada di depannya.
Matanya bertemu dengan mata Moreno.
Perempuan dengan baju kaos oversize itu langsung memalingkan wajahnya dan berdeham.
"Minta maaf," ucap Moreno dengan menghindari tatapan Deara.
"Hah?" Balas Deara dengan kerutan di dahinya.
Moreno berdeham sekali lagi, "Gue minta maaf,"
Mendengar itu Deara mengedipkan matanya, "Lo? Minta maaf?"
Moreno mengangguk, "Cuman itu, selebihnya terserah Lo." Kata cowok itu langsung pergi memasuki kamarnya.
Deara melihat tingkah Moreno langsung menatap heran, "Dia yang aslinya kayak gitu, atau Gue yang baru tau?"
Deara memilih tak perduli dan kembali masuk ke kamarnya.
Namun baru saja menutup pintu kamarnya, sebuah ketukan di pintu kamarnya terdengar.
"Apa lagg--- Eh Bibi?" Ucap Deara.
"Ini Non, ada paket," sahut Bibi Restu.
Deara memandangi paket yang di pegang oleh Bibi Restu, "Buat aku?"
Bibi Restu hanya menjawab dengan anggukan.
"Dari siapa?" Tanya Deara lagi
Kini Bibi Restu menggeleng, "Tidak ada namanya, Pak Juno juga tidak dikasih tau sama kurir yang nganter paket ini,"
Deara mengangguk dan mulai bergerak mengambil paket itu, "Yaudah Deara terima aja," ucapannya.
"Kalau begitu, Bibi kebawah ya Non? Mau ada yang dikerjain lagi,"
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA KITA #1 || Moreno Deara
Teen FictionBagaimana ketika kamu menjadi Deara yang ditinggalkan keluarga nya ke luar kota dan dirinya diharuskan tinggal sementara bersama anak laki-laki dari teman sekuliah-an kedua orang tuanya? Moreno Elvan Gentara Yang ternyata anak dari teman kedua orang...