30

11.8K 896 7
                                    

Warning typo bertebaran
.
.
.

Kini Azkara dan Wiliam sudah berada didekat kediaman Nardesa, ya mereka sudah mengetahui siapa anak angkat dari keluarga Nardesa yaitu Arkano Putra Nardesa, Azkara masih bimbang apakah Arkano itu anaknya atau bukan yang hanya namanya saja yang sama

Mereka berdua tidak bisa masuk begitu saja kedalam kediaman Nardesa karena itu akan membuat keluarga Nardesa curiga dengan kedatangan tiba tiba Azkara kekediamannya, mereka berdua hanya bisa memantau dari jarak yang lumayan dekat dengan kediaman Nardesa

Tidak lama mereka berdua menunggu akhirnya ada sebuah mobil yang keluar dari kediaman Nardesa. " ini waktunya ". Ucap Wiliam dan hanya dibalas anggukan oleh Azkara

Mereka berduapun turun dari mobilnya dan berjalan kearah kediaman Nardesa, ternyata dikediaman Nardesa banyak sekali yang menjaga kediaman Nardesa, pertama Azkara dan Wiliam harus menyingkirkan para penjaga itu

" mari kita mulai ". Wiliam mendekat kearah gerbang keluarga Nardesa yang otomatis mengundang perhatian dua penjaga yang menjaga gerbang utama kediaman Nardesa

" permisi tuan ada apa ". Tanya salah satu penjaga kepada Wiliam, karena kedua penjaga tersebut melihat seperti Wiliam sedang ketakutan

" tolong saya, saya dikejar seseorang ". Kedua penjaga itu saling memberi kode apa mereka harus membantu Wiliam atau tidak, disaat Wiliam mengalihkan perhatian kedua penjaga Azkara langsung masuk kekediaman Nardesa

Dan akhirnya kedua penjaga itu menyuruh Wiliam untuk bersembunyi dulu didalam, tapi kedua penjaga itu tidak tau kalau ditangan kanan Wiliam sudah ada pisau lipat, dan disaat kedua penjaga itu legah Wiliam langsung menggoreskan pisau kearah leher sang penjaga dan menancapkan pisau yang sama kearah dada kiri penjaga, kedua penjaga itu mati begitu saja. " cih lemah sekali ". Wiliam pun langsung menyusul Azkara kedalam

Dan ternyata didalam sudah banyak sekali mayat dari penjaga maupun pembantu kediaman Nardesa, tapi Wiliam tidak menemukan dimana Azkara, Akhirnya Wiliam memutuskan untuk mencari dilantai dua. " Azka ".

Azkara yang merasa namanya dipanggilpun menoleh. " mainanmu ada di arah jam tiga ".

Dan benar sekali saat Wiliam melihat kearah jam tiga disana sudah ada nyonya Nardesa, tapi dimana Arkano anak angkat Keluarga Nardesa, sepertinya Azkara tau apa yang Wiliam pikirkan. " Arkano ada didalam kamarnya, tenang saja dia tidak tau apa yang terjadi, benar begitu nyonya Nardesa ".

Dipojok saja nyonya Nardesa sangat amat ketakutan, bagaimana dipagi hari kediamannya diserang begitu saja, dan tidak adanya tuan Nardesa dikediamannya juga pengawal dan para pembantu diKediaman Nardesa dibunuh dengan kejam dengan sekejap oleh Azkara, tentu saja itu membuat nyonya Nardesa amat sangat ketakutan

" eksekusi dan bereskan kekacauan ini, gue tunggu di kamar Arkano ". Setelah Azkara berucap ia langsung berjalan kearah kamar Arkano dan meninggalkan Wiliam dan nyonya Nardesa saja

" dimana anak itu ". Tanya Wiliam kepada nyonya Nardesa

" anak..anak itu di..sana ". Tunjuk nyonya Nardesa kearah kamar Arkano

" saya tidak tanya tentang Arkano melainkan Naufal Nardesa, anak kandung dari keluarga Nardesa ".

" tidak ada anak bernama Naufal disini hanya ada Arkano saja ".

" membuang waktu saja ". Wiliam tau bahwa nyonya Nardesa sedang menyembunyikan dimana keberadaan anak kandungnya, tapi tenang saja Wiliam sudah mengantongi semua informasi tentang Naufal Nardesa

Wiliam langsung mengeluarkan pisau lipatnya dan mengarahkan kearah pipi kanan nyonya Nardesa, turun kearah dagu naik kearah pipi kiri seperti membuat setengah lingkaran, tentu saja nyonya Nardesa memberontak dan itu membuat Wiliam semakin jengkel. " diam bangsat ".

Plak

Satu tamparan mengenai pipi kanan nyonya Nardesa yang sudah mengeluarkan darah. " arrghh to..long ini...arghhh menyakitkan hiks ". Jeritan memilukan dari nyonya Nardesa tidak membuat Wiliam kasian melainkan ingin sekali melukainya lebih dalam lagi

" mulut ini terlalu banyak bicara ". Pisau lipat itu sudah menancap sempurna didalam mulut nyonya Nardesa yang sudah berlumuran darah

" mari kita percepat ". Pisau lipat itu ditarik begitu saja didalam mulut nyonya Nardesa, Wiliam merobek begitu saja piyama yang nyonya Nardesa gunakan

" sayang sekali gue tidak tertarik dengan kedua gunung kembar ini ". Setelah Wiliam mengatakan itu pisau lipat yang ada ditangan kanan Wiliam mulai memotong satu persatu gunung kembar nyonya Nardesa dan kini sudah tidak ada gunung kembar didada nyonya Nardesa yang ada hanya ada lelehan darah yang keluar dari bekas gunung kembar itu

" gue ingin sekali melihat rahim dengan langsung ". Pisau lipat itu sudah membelah perut nyonya Nardesa pertama yang Wiliam keluarkan yaitu lambung, hati, usus, ginjal, paru paru, jantung dan terakhir rahim. Setelah semua diluarkan waktunya Wiliam mebersihkan sampah sampah ini

" gue males bersihin, tapi nanti siapa lagi yang bersih semua ini ". Wiliampun berjalan kearah kamar mandi untuk mencuci tangannya dan pisau lipat kesayangnya, setelah selesai mencuci Wiliam menghampiri Azkara di kamar Arkano

" Azka ". Panggil Wiliam

" ya ".

" gue males bersihin, jadi kita keluar sekarang ". Setelah Wiliam mengatakan seperti itu Azkara langsung mengendong Arkano dan membawa keluar kediaman Nardesa

" lu kalau mau eksekusi lihat kondisi bagaimana kalau anak gue lihat hah ".

" ya sorry lah ". Azkara tau Wiliam kalau sedang mengeksekusi dia tidak akan pernah ingat tempat

Kini Azkara, Wiliam dan Arkano yang digendongan Azkara sudah berada diluar kediaman Nardesa, Wiliam langsung mengambil minyak tanah dan menyebarkan minyak tanah dari ruang tamu hingga pintu masuk kediaman Nardesa untuk penjaga yang diluar sudah Wiliam masukan kedalam, dan waktunya Wiliam memyalakan korek api, korek api itu Wiliam nyalakan dan jatuhkan kearah minyak tanah yang sudah Wiliam sebarkan

Perlahan api itu membesar dan semakin membesar melahap semua bangunan kediaman Nardesa. " waktunya kita pulang " .

Setelah kebarakan dikediaman Nardesa, mereka bertiga sudah masuk kedalam mobil, tenang saja tidak akan ada yang tau kalau kebakaran di kediaman Nardesa itu disengaja karena semua itu sudah disetting dengan baik, jadi tidak akan ada yang curiga

" dia masih tidur ". Tanya Wiliam yang hanya tadi melihat Arkano tida bergemi didalam gendongan Azkara

" ya ". Apa itu balasan apa yang Wiliam dapatkan, jangan sampai apa yang Wiliam pikirkan benar

" gue hanya kasih sedikit obat saja ". Nah kan benar apa yang Wiliam pikirkan

" sedikit sedikit, kalau lu lupa dia anak lu ".

" tenang saja ketika kita sampai dimasion disudah bangun ".

" awas kalau dia pas kita nyampe dia kagak bangun gue ngorok leher lu ".

Dan ya benar saja ketika mereka bertiga sampai dikediaman Azkara, Arkano mulai sadar, jadi ucapan Azkara kali ini benar dan selamatlah Azkara dari amukan Wiliam, bagaimanapun Azkara takut kalau Wiliam sudah marah kepadanya
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Terimakasih sudah mampis
Jangan lupa vote




Azkara {Bl}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang