Chapter 2

179 27 9
                                    

Sorry for typos.


🍃


Empat minggu sejak kepergian Ayuna, Willy masih tinggal di rumah mertuanya. Rencana indah untuk membawa Ayuna beserta Ailee ke Jepang nampaknya hanya akan menjadi rencana yang tidak akan pernah terwujud.

Willy mendapat tugas riset di Jepang dari kantornya selama dua tahun dan ia berencana mengajak keluarga kecilnya. Sebenarnya Ayuna sudah mengajukan resign agar bisa menemani Willy di Negeri Sakura tersebut. Dan kepergian Ayuna ke luar kota bersama rekan-rekannya saat itu termasuk ke dalam wishlist yang harus terwujud sebelum ia resign. Jadi, Ayuna ingin memiliki kenangan bersama rekan-rekannya. Makanya Willy mau tak mau mengizinkan Ayuna untuk berangkat. Namun, Tuhan punya rencana lain.

Mengenai rencananya itu, Willy masih bisa membawa Ailee. Jadi sore itu ia mencoba berbicara dengan mertuanya, setelah memastikan putrinya tertidur.

Sebenarnya, satu bulan ini Willy kalang kabut. Bagaimana tidak? Putrinya itu hanya bisa tertidur jika ditemani atau digendong terlebih dahulu oleh Arina. Ibu mertuanya pun heran. Bayi itu masih kerap menangis menanyakan sosok mamanya, namun begitu melihat Arina, Ailee yang menangis pun akan kembali ceria. Mungkin karena wajah Arina yang mirip dengan ibunya. Namun, setelah ditilik kembali, Arina memang sangat menyayangi Ailee. Ia tak segan membantu Ayuna menggantikan popok ataupun memandikan Ailee karena mereka sudah dekat sejak Ailee lahir.

Hadirnya Ailee membuat perhatian Arina teralihkan. Setiap hari yang biasanya ia gunakan untuk menghapus perasaannya pada Willy, tergantikan begitu saja dengan perasaan bahagia karena kehadiran Ailee. Arina jatuh cinta pada bayi itu. Ia pun perlahan bisa menganggap Willy sebagai kakak iparnya.

Karena rasa cintanya pada bayi itu, Arina pun kerap kali ikut momong Ailee ketika ibu sang bayi sibuk bekerja setelah cuti melahirkan. Arina yang sedang mengambil S2 tidak sesibuk Ayuna, jadi ia dengan senang hati menjadi pengasuh Ailee. Itulah mengapa bayi itu tampak nyaman berada di dekapan hangat tantenya.

"Saya denger obrolan Mas Willy sama Papa Mama barusan. Papa Mama memberikan restu kalau suatu saat nanti Mas mau nikah lagi. Walaupun saya tahu Mas masih sayang banget sama kakak saya, tapi suatu saat nanti kalau Mas ketemu sama perempuan yang membuat Mas Willy nyaman, Mas mungkin bakal punya keinginan untuk menikah lagi. Saya paham betul, life must go on. Mas masih cukup muda, jadi saya maklum kalau Mas mau nikah lagi. Tapi, Mas, boleh saya minta satu hal sebelum itu terjadi?" Arina mulai mengungkapkan isi hatinya. Sebenarnya ini adalah percakapan terpanjangnya dengan Willy. Sebelumnya Arina hanya mengobrol sewajarnya dengan Willy.

"...."

"Mas boleh menganggap saya mantan ipar, tapi saya tidak pernah menganggap Ailee sebagai mantan keponakan. Saya sayang Ailee. Tolong, izinkan saya merawatnya."

"Rin,...."

"Izinkan saya merawatnya sampai Mas mendapatkan pengganti Mbak Ayuna. Tapi tolong, tolong pastikan perempuan itu bisa menerima dan menyayangi Ailee. Sampai saat itu tiba, tolong izinkan saya membesarkan Ailee bersama Mama Papa. Saya sayang banget sama Ailee, Mas," Arina pun tidak mampu membendung air matanya lagi. Arina tidak tahu mengapa ia menjadi sangat emosional setelah mendengar niat Willy untuk membawa Ailee pindah dari rumahnya.

"Saya percaya Mas punya uang buat bawa Ailee ke daycare terbaik ataupun menyewa nanny yang berkualifikasi. Tapi bukankah lebih baik Ailee tetap di sini, sama kakek neneknya? Mama Papa setuju buat bantu saya mengasuh Ailee. Kami sanggup merawat bayi cantik itu, Mas. Kami janji bakal memberikan yang terbaik buat Ailee."

"Tapi, Rin, saya mau lihat perkembangan Ailee tiap harinya."

"Saya janji bakal ngirim foto Ailee tiap hari, Mas."

Sincerity ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang