Chapter 3

175 27 7
                                    

Sorry for typos.

🍃



Tujuan utama Arina ke Jepang adalah mempertemukan Ailee dengan ayahnya sebagai hadiah ulang tahun bocah kecil itu. Mungkin Ailee masih belum paham akan ulang tahunnya, namun Arina berusaha menciptakan memori indah untuk dikenang nantinya. Arina mencoba memosisikan dirinya sebagai ibu dari gadis kecil itu, ibu yang selalu memberikan yang terbaik untuk buah hatinya.

Keesokan harinya, Arina terbangun di kamar Willy karena tengah malam baduta itu menangis mencari bundanya. Ia sama sekali tidak ada niatan tidur di kamar Willy dan membuat sang empunya kamar harus rela tidur di sofa. Sepertinya ia kelelahan sehingga ketiduran setelah meninabobokan Ailee. Ia menjadi tidak enak karena Willy harus tertidur di sofa.

Oleh sebab itu, pagi ini ia berniat membuatkan sarapan untuk ayah Ailee, sekaligus untuk Ailee dan dirinya. Ia pun berlalu menuju ruang TV agar Ailee bisa menonton tayangan edukasi selagi dirinya menyiapkan sarapan. Namun, menemukan Willy yang masih terlelap, membuat Arina mengurungkan niatnya. Ia pun menuju dapur dan menyalakan ponselnya dan menyerahkannya pada bocah kecil itu.

Willy pun terbangun. Menemukan sosok perempuan di dapurnya membuat pikirannya kembali melayang. Andai saja Ayuna masih ada bersamanya. Lamunannya buyar lantaran mendengar suara Ailee memanggilnya pelan, "Pa... Pa...."

"Oh, Mas udah bangun. Maaf ya, kalau saya berisik," Arina pun kembali merasa tidak enak.

Mereka pun akhirnya sarapan bersama. Sebelum Willy berangkat ke kantor, Arina meminta izin untuk mengajak Ailee berkeliling di sekitar kompleks apartemennya. Willy tidak keberatan. Ia berjanji akan pulang lebih cepat.

Arina dan Ailee pun berkeliling di taman yang kini terlihat semakin cantik karena bunga sakura yang bersemi. Tujuan lain Arina ke Jepang adalah ia ingin melihat bunga sakura secara langsung, sesederhana itu. Setelah puas memotret sakura dan juga sesekali memotret putri kecilnya, ia pun memutuskan untuk kembali ke apartemen Willy. Ia tidak jadi memesan hotel lantaran Willy ngotot akan ikut serta memesan kamar jika Arina tidak mau tinggal di apartemennya.

Pulang ke rumah disambut dengan pemandangan putrinya sedang bercengkerama dengan seseorang menjadi hal asing bagi Willy sejak ia hidup di Jepang. Melihat itu membuat sudut bibirnya terangkat. Ia pun mendekati Ailee dan Arina yang sedang menonton tayangan edukasi.

"Anak Papa lagi apa?"

"Itu, Pa, kucing ucu..." (Itu, Pa, kucing lucu) ucap gadis kecil itu menunjuk televisi.

"Oh iya, lucu banget ya, sayang. Ailee udah mandi?" Tanya sang ayah. Sang putri pun dengan semangat mengangguk.

"Udah, Mas. Tapi dari tadi disuapin ga mau. Mungkin dia nunggu Mas pulang, baru mau makan," Arina ikut menimpali.

"Ya udah, kalo gitu Papa mandi dulu ya, cantik," Willy berlalu menuju kamarnya.

Setelah bebersih, mereka pun memakan kudapan yang dipesan Arina. Dan benar, gadis itu baru mau makan dengan disuapi sang Papa. Arina pun membereskan meja makan sementara Willy membawa Ailee ke ruang tengah. Melihat Ailee yang asyik bermain dengan ayahnya, Arina berencana keluar sebentar untuk menikmati udara di sekitar apartemen Willy.

"Eum, Mas. Boleh titip Ailee sebentar?"

"Mau kemana emang?"

"Saya mau jalan-jalan sebentar. Mumpung masih di Tokyo, saya ingin menikmati udara malam di sini."

"Saya temani."

"Eh, ga usah, Mas. Mas main sama Ailee saja."

"Ailee juga tentunya ikut, kan." Baiklah, Arina tidak punya alasan untuk menolak lagi.

Sincerity ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang