Chapter 11

161 20 11
                                    

Masih ada yg nungguin gak ya?...
Ayo tekan bintangnya⭐️

🍃


Chapter 11


Ketika mobil Willy hampir sampai di daerah perumahan Arina, ponsel gadis tersebut berbunyi. Ternyata panggilan dari sang ibu.

"Ya, Ma? Bentar lagi sampe."

"..."

"Mama masih di luar? Iya, Ma. Aku bawa kunci kok."

"..."

"Oh, gampang, Ma. Iya, aku masak aja nanti."

"..."

"Okay, Ma."

Willy bermaksud bertanya kepada Arina, namun melihat Arina yang terlihat badmood ia mengurungkan niatnya. Secara garis besar Willy mendengar percakapan Arina dan ibunya dan dia menyimpulkan bahwa orang tua Arina sedang tidak ada di rumah. Mereka pun sampai di rumah Arina. Willy membuka gerbang sementara Arina sibuk mencari kunci di dalam tasnya. Setelah menemukannya, Arina pun keluar sambil menggendong Ailee. Sebenarnya ia enggan mengajak bicara Willy, tapi Arina harus melakukannya.

"Mas bisa pake kamar Ailee," ucapnya singkat dan padat, ia pun segera menuju arah pintu.

Meskipun agak kesusahan membuka kunci karena masih menggendong Ailee, akhirnya Arina berhasil membukanya. Ia pun segera menidurkan Ailee di kamarnya karena sudah pasti kamar yang biasa dipakai Ailee akan ditempati oleh Willy malam ini. Arina pun membersihkan diri.

Beberapa menit kemudian Arina sudah sibuk di dapur. Sebenarnya ia malas memasak, tapi apa boleh buat, Arina lapar. Jadilah ia membuat mie rebus saja. Arina ingin menawari Willy, tapi Arina masih kesal dengan lelaki itu. Tapi, ia juga tau Willy pasti lapar juga. Akhirnya ia membuat dua porsi.

Bertepatan dengan masakan Arina yang matang, Willy menghampiri Arina di meja makan. Ia melihat Arina sudah mulai memakan makanan favorit sejuta umat tersebut. Willy beralih pada mangkok di depan Arina, ternyata gadis itu juga membuatkannya mie rebus. Ada sedikit senyuman yang Willy tunjukkan. Apalagi melihat segelas susu vanilla yang juga tersaji di sampingnya. Arina masih perhatian walaupun gadis itu terlihat masih marah padanya.

Arina yang menyadari kehadiran Willy pun mendongak setelah menelan mienya. "Kalau mau, silakan dimakan. Kalau gak mau, biarin aja," ujarnya masih kesal.

"Makasih, Yang. Aku makan ya," jawab Willy berusaha menarik perhatian Arina.

Tidak ada pembicaraan selama mereka menikmati makan malam. Arina beranjak setelah menghabiskan semangkuk mie rebus kesukaannya. Ia pun mulai mencuci peralatan yang kotor. Tak lama kemudian, Willy berdiri di sampingnya dan menaruh mangkuk dan gelas kotor.

"Kamu masih marah sama aku?" Willy bertanya. Arina enggan menjawab.

"Arina? Kalau kamu gak jawab, aku cium nih?" Willy mengancam karena ia tidak tahan dicuekin Arina.

Arina menghentikan aktivitasnya dan menjawab Willy santai, "Cium aja," Arina menantangnya. Willy sontak kaget dengan jawaban Arina. Namun, sekon selanjutnya membuat Willy kembali membisu. "Tapi abis itu aku telepon KUA buat cancel semuanya," Arina pun bisa mengancam Willy.

Baiklah. Willy harus sabar menghadapi calon istrinya ini.

"Okay, aku kalah," Willy mengakuinya. Willy masih belum menyerah, "Sayang, I'm sorry–,"

Sincerity ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang