Cos 90=0

45 4 0
                                    

"LILIAN!!" Hyun-ki berteriak, ia mengejar Lilian yang kini tengah berlari mengejar sebuah mobil putih.

Lilian menangis "UMI!!! ABI!!" Teriaknya hingga mobil itu terhenti.

Napas Lilian tersengal-sengal, ia langsung menghampiri mobil itu dan mengetuk-ngetuk kaca jendelanya "Umi buka!! Abi buka!!"

Kaca jendela mobil terbuka dengan perlahan, abi menatap Lilian tajam. Tatapan mata itu tidak pernah Lilian lihat sebelumnya. Ini kali pertama Abi melemparkan tatapan tajam, biasanya tatapan itu penuh dengan kelembutan. Kini penuh dengan kemarahan.

"Putuskan semuanya, kembali bersama Abi atau kamu memilih lelaki itu!"

Lilian menggeleng kuat "Lilian mau sama Abi hiks. Tapi, beri Lilian waktu untuk berbicara dengan Hyun-ki, setelah itu kita pergi dari kota ini," ujar Lilian sambil terus menangis terisak.

Abi masih terdiam menatap jalanan didepannya. Umi menyentuh lengan abi "Bi, kasih Lilian waktu ya?" Bujuk umi membuat abi menghela napas kasar.

"Lima menit."

Lilian mengangguk cepat "Ma-makasih Abi." Ia memutar langkahnya lalu berlari menghampiri Hyun-ki yang terdiam tak jauh dari tempatnya.

"Lilian? Jangan pergi..."

Langkah kaki Lilian memelan, ia memandang Hyun-ki sendu "Maaf."

"Kamu mau pergi ninggalin saya?"

"Maaf. Enggak seharusnya kita saling mencintai, karena perasaan ini enggak seharusnya ada. Aku dan kamu enggak mungkin bisa bersama.... Tolong lepasin aku ya?" Pinta Lilian, air matanya luruh.

Lilian ingin berteriak saat itu juga, rasa sesak didadanya semakin menjadi hingga membuatnya tak sanggup untuk berbicara.

Para pengemudi yang berlalu-lalang menatap kedua insan itu heran.

"Saya akui kalau saya tidak mempunyai kepercayaan, tapi saya akan memeluk agama Islam, saya akan mulai mempercayai akan adanya tuhan, Lilian." Lilian menggeleng kuat, sejujurnya ia tersentuh dengan apa yang Hyun-ki katakan namun perkataan itu malah semakin membuatnya sakit.

"Tolong tunggu saya...."

Sungguh... Lilian ingin memberi tahu Hyun-ki bahwa ia akan menunggunya. Tapi itu akan percuma. Kepala Lilian menggeleng kuat "Jangan melakukan itu hanya karena aku. Jangan terlalu memprioritaskan aku Hyun!" Lilian sedikit menjerit, ia berbalik dan berlari menuju mobil kedua orang tuanya.

Ia tidak mau itu terjadi karena itu akan semakin membuat mereka jauh. Ia takut, sangat takut jika Allah malah menjauhkan mereka berdua. Dari pada itu terjadi, lebih baik Lilian sendirilah yang menjauhi Hyun-ki.

Tapi, apa boleh dirinya berharap lebih akan ketentuan Allah? Tapi orang yang ia cintai saja tidak mempercayai keberadaan sang pencipta alam semesta ini.

Mereka tidak akan di takdiran untuk bersama, karena mereka adalah dua orang yang berbeda.

Vernal EquinoxWhere stories live. Discover now