1234567

26 2 0
                                    

7. Buntut Lilian.

_________________________________________

Lilian berjalan menunduk, perkataan Carlyn tiba-tiba terngiang-ngiang. Entah kenapa dirinya bimbang.

Ia menghela napas berulang kali di sepanjang jalan, kedua tangannya bergerak memegang tali ranselnya.

Suara gaduh dari lapangan basket membuat Lilian menarik napas panjang. Kalau saja dirinya tidak telat ke sekolah, mungkin saat ini lapangan basket masih sepi. Apalagi sekarang Carlyn tidak ada bersamanya, mau bagaimana pun Lilian masih murid baru, dia masih harus beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

"Lilian!" Seseorang menyentuh pundaknya hingga membuat Lilian terperanjat dan berbalik dengan tubuhnya yang menjauhi si pelaku.

"Astagfirullah!" Pekik Lilian kaget, ia mengusap dadanya lalu menatap selidik pada laki-laki yang berani menyentuhnya itu.

Sam malah tersenyum "Eh, sorry. Di agama lo gak boleh nyentuh sesuatu yang haram kan, ya?" Tanya Sam memastikan ulang.

Lilian melongo. Gak boleh nyentuh yang haram? Lah terus Lilian haram gituh? Ah udah lah, iyain aja.

Lilian mengangguk, lagi pula hampir mirip sih kaya gitu "Lain kali jangan megang ya kak," kata Lilian. Ia tidak tersenyum.

"Mau bareng?"

"Hah? Bareng? Apanya yang bareng?"

Sam lagi-lagi tersenyum, ia berjalan mendekati Lilian. Kini dirinya ada disamping Lilian "Ayo bareng ke kelasnya."

Lilian mengerutkan kening "Kan beda lantai."

"Tapi satu arah kan?"

"Ah, iya. Oke deh!"

Mereka berdua berjalan beriringan dengan Lilian yang senan tiasa waspada takutnya Sam khilaf terus tiba-tiba ngerangkul Lilian kan?

"Lo keponakan Carlyn?"

"Iya."

"Asli mana?"

"Banten."

Lilian menghentakkan kedua kakinya, benar-benar pegal.

"Oh..." Sam membuka tas ranselnya, ia mengeluarkan pamflet dari dalam tasnya lalu menutup kembali ranselnya dan memakainya lagi.

"Nih, siapa tau lo tertarik." Ia menyodorkannya pada Lilian hingga membuat langkah keduanya terhenti.

Lilian mengambil pamflet itu kemudian membacanya, kedua matanya membulat sempurna. Ia kaget, " Ini serius?!" Lilian Excited.

Melihat itu membuat Sam senang, ia mengangguk.

"Woah... Planetarium!!"

"Lo mau ikut?"

Lilian masih terus memperhatikan pamflet nya "Lokasinya dimana?"

"Di sekolah kita."

Ia mengangkat kepalanya menatap Sam "Serius?! Kapan?!" Hebohnya.

"Belum tau tanggalnya, masih di rencanain. Soalnya ini pertama kali club AB ngadain kegiatan kaya gini, jadi butuh persutujuan OSIS sama kepala sekolah," jelas Sam seadanya.

Lilian mengangguk-angguk "Kabarin aja ya kalau udah fix, yaudah kak aku duluan ya, bye!!" Ia melambaikan tangannya pada Sam sambil tertawa kecil lalu berlari lurus kemudian berbelok dan menghilang.

Sam memandangi kepergian Lilian "kaya anak anjing," gumamnya pelan.

"Ciee ngapain nih senyum-senyum." Tiba-tiba Fabian berada di sampingnya bersama Danang.

Vernal EquinoxWhere stories live. Discover now