Sekarang udah enggak beda negara, cuman beda perasaan sama beda agama.
°°°°°
4. Bertemu & gelisah
_________________________________________Tok tok tok
"Assalamu'alaikum!" Seisi kelas menatap ke arah pintu lalu menjawab salam Lilian dengan ramah.
"Kenapa dek?" Siswi yang berjilbab menghampiri Lilian yang terdiam di ambang pintu.
"Kak mau tanya, mejanya Carl----kak Carlyn dimana ya?"
"Tuh yang di depan dekat jendela."
"Oh iya, makasih kak." Lilian melenggang masuk dengan sopan, setiap ada orang yang melihat ke arahnya atau memperhatikan nya ia selalu membalas dengan senyuman.
Agha dan kawan-kawan yang berdiri di depan pintu sontak menganga kecil. Perubahan Lilian begitu besar, yang tadinya tidak tahu malu kini menjadi sangat kalem dan sopan. Ada ya manusia kaya gitu?
"Lebih cocok yang mana? Gue sih milih yang kalem," celetuk Danang.
"Iya sih, gue juga setuju sama lo, kalian gimana?" Ujar Fabian, ia melirik pada Agha dan Sam.
Agha menggeleng "Gak dua duanya."
Sedangkan Sam masih fokus memperhatikan Lilian yang senyum-senyum sendiri menatap layar ponsel Carlyn.
"Gue suka dia apa adanya."
Agha dkk memutar bola mata malas. Yang benar saja...
Disisi lain Lilian asyik membalas DM dari Hyun-ki, tepat ketika pesannya terkirim tiba-tiba terdengar suara notifikasi dari dalam kelas.
Lilian tidak sadar karena dirinya terlalu fokus pada pikirannya sendiri. Ia berjalan sambil mengotak-atik ponsel Carlyn hingga tidak menyadari jika ada seseorang yang tengah memperhatikannya dari samping, orang itu tengah membandingkan Lilian dengan sesuatu yang ada di ponselnya.
"Li---li---an?" Seseorang memanggil Lilian dengan nada bicaranya yang seperti bukan orang Indonesia.
Langkah kaki Lilian terhenti bahkan Agha dkk sedikit mengintip untuk melihat siapa orang yang memanggil Lilian, apalagi Sam yang sudah masuk kedalam.
Lilian tidak berani menoleh sebab ia benar-benar khawatir jika tebakan nya benar. Suara ini.... Ia tau siapa pemilik suara berat ini.
"Lilian?" Sekali lagi Lilian mematung. Ia tidak salah dengar. Benar, ini memang suara yang mirip dengan seseorang yang ia kagumi.
Melihat Lilian yang diam saja-tidak berani menoleh atau membalas panggilan itu, orang yang memanggil Lilian tadi bangkit dari duduknya dan menghampiri Lilian.
"Hallo... I--ni Li---li---an ka-n?" Tanya nya dengan logat Korea.
Lilian penasaran. Ia menoleh, kedua matanya hampir saja lepas dari cangkangnya.
Hyun-ki?
Bisa bahasa Indonesia?Gadis itu masih diam, menatap laki-laki didepannya.
"Itu orang Korea?" Gumam Fabian yang di angguki ketiganya.
Lilian mengalihkan tatapannya pada Agha "Ini beneran?" Tanya Lilian membuat mereka bingung.
Lilian kembali menoleh pada Hyun-ki, ah ralat. Orang yang mirip Hyun-ki.
"Ka-kamu Hyun-ki?"
"Nee." Hyun-ki tersenyum simpul. Detik itulah dunia Lilian ambyar.
Dunia Lilian sedang tidak baik-baik saja.
Lilian memegang dadanya, sambil tersenyum kaku "I'm nervous, I'm shocked, I don't know if this is real or not. I--tidak bisa berkata-kata," ucap Lilian gugup namun bahasa Inggrisnya lancar.
Penonton hanya keheranan melihat mereka berdua. Apa yang terjadi?
"I see. So take a deep breath and exhale," titah Hyun-ki.
Lilian mengikuti apa yang Hyun-ki perintahkan namun detik berikutnya ia malah kembali ambyar ketika Hyun-ki senyum.
"Don't smile, I'm not strong." Lilian meringis malu.
"Hah?!" Ini adalah respon dari orang yang tidak mengerti artinya. Contohnya kaya, Fabian, Danang dan Agha?
Lalu Sam? Laki-laki itu diam menyimak pembahasan mereka. Sepertinya ia paham apa yang mereka bicarakan.
Hyun-ki malah tertawa kecil dan itu semakin membuat Lilian mulai kehilangan akal sehatnya.
"Enggak! Enggak bisa kaya gini, aku pasti udah gila! Gak mungkin Hyun ku ada disini!!" Teriak Lilian prustasi, ia melirik Hyun-ki sebelum melenggang pergi.
Gadis itu berlari dengan kecepatan extra untuk menghindari orang yang mirip dengan Hyun-ki.
Hyun-ki masih menatap kepergian Lilian, laki-laki itu tersenyum "흥미로운."
Agha dkk memilih pergi ke kelas mereka. Tidak mungkin kan mereka mengikuti Lilian?
Di sepanjang jalan wajah Sam terus murung, entah apa yang laki-laki itu pikiran.
Semuanya gara-gara orang Korea itu.
"Hyun.... Hyun apa sih tadi?" Tanya Fabian.
"Hyun-ki," sahut Agha.
"Nah, siapa sih itu, sok cakep banget. Dia siapanya Lilian sih?!" Sewot Fabian
Sam bergantian memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana "Bukan siapa-siapa, dia cuma mantan aktor Korea," jawab Sam seadanya.
"Lo kenal?"
"Iya, baru inget."
Sam menjawab pertanyaan itu dengan wajah datar "Lo gak cemburu atau marah?" tanya Danang.
Sam mengerutkan kening "Buat apa? Gue cuma suka bukan cinta."
YOU ARE READING
Vernal Equinox
FanfictionHyun-ki, mantan aktor Korea yang tidak mempercayai keberadaan tuhan. Dan Lilian, anak dari pemilik pondok pesantren besar di daerah Banten. Dua orang yang sudah jelas berbeda, kepercayaan, negara dan kasta. Lilian adalah penggemar berat Hyun-ki. Ia...