Cayena Valenci Zaphire, atau kerap dipanggil Cayena adalah seorang anak perempuan dengan kepribadian kasar dan keras kepala. Ia menjadi pemimpin geng bullying yang dikenal kejam di sekolahnya.
Tak akan ada yang berani melawan, memberontak ataupun me...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
....
BRAAKK!!
"Gak mau."
"Jangan membantah kamu Cayena!!"
Perdebatan hebat terjadi antara Cayena dan ayahnya, Farid Adiwijaya. Pria paruh baya itu langsung membawa Cayena ke ruangannya setelah menyaksikan perbuatan keji putrinya ketika di lorong sekolah.
Cayena yang awalnya tidak peduli dengan ocehan serta omelan yang dilontarkan ayahnya tiba-tiba berdiri sambil menggebrak meja setelah ayahnya mengatakan akan mengirimnya ke pondok pesantren.
"Memangnya kenapa!? Aku bisa menerima atau menolak itu hakku, Ayah juga ga bisa mindahin aku seenaknya." Ujar Cayena sambil mengangkat dagunya.
"Istighfar kamu Cayena, kepribadian kamu saat ini sangat, sangat amat jauh dari Allah. Perbuatan kamu barusan termasuk dosa besar, melukai sesama manusia. Ayah ga pernah mengajari kamu untuk jadi seperti ini." Ucap Farid berusaha selembut mungkin.
Cayena tersenyum miring, "Memangnya aku pernah belajar sesuatu dari ayah?"
"Kamu bilang apa?"
"Aku bilang memangnya aku pernah belajar sesuatu dari ayah!!? Ayah saja selalu bekerja, selalu dikantor, bunda juga sama, aku selalu sendirian dirumah. Kalian jarang meluangkan waktu buat aku, jadi apa yang bisa aku pelajari dari kalian hah?!" Ujar Cayena meninggikan nadanya.
"Jaga bicara kamu Cayena! Ayah sama bunda kerja lembur setiap hari, tidur 3 jam sehari itu untuk kamu! Apapun ayah kasih buat kamu itu untuk kebaikan, bukan untuk hal seperti tadi."
"Ayah kasih apapun ke aku itu artinya itu jadi milik aku! Artinya aku bisa gunakan sesuka aku dong. Termasuk jabatan ayah yang seorang donatur sekolah." Balas Cayena sambil tersenyum miring.
Farid menatap Cayena dengan tidak percaya, ia tidak percaya yang saat ini berdiri dihadapannya adalah putrinya yang manis. Putrinya tidak sama lagi seperti dulu, Cayena sekarang terlihat penuh kebengisan.
Farid memijat pelipisnya sambil beristighfar berkali-kali. Ia menarik nafas lalu kembali berbicara pada Cayena.
"Keputusan ayah sudah bulat. Kamu masuk ke pondok pesantren, besok." Lalu Farid segera meninggalkan Cayena.
Cayena menatap kepergian ayahnya dengan tajam.
"JADI INI YANG AKAN ANDA LAKUKAN KE PUTRI ANDA!! OKE! KAMU MEMBUANG AKU, AKU BAKAL MENGHILANG DARI DUNIA KALO PERLU!! ITU KAN YANG KAMU MAU BAPAK FARIDD!" Cayena berteriak keras sambil menendang kursi.