WAY || 7

303 21 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.....


Satu bulan telah berlalu dari hari dimana Cayena mendapat teror kiriman bangkai tikus. Gadis itu tetap menyembunyikan kejadian itu dengan bersikap seolah-olah tidak terjadi apapun. Namun, tidak demikian dengan otaknya yang terus bekerja untuk menemukan siapa pelakunya.

Pagi ini Cayena bersiap untuk pergi ke kelas, ia menumpuk beberapa buku, Al-Qur'an dan membawa alat tulis. Teman sekamarnya, Veeya, gadis itu telah pergi ke kelasnya lebih awal daripada Cayena.

Cklek!

"Astagfirullah!!"

Tepat ketika ia akan keluar membuka pintu, seorang perempuan memakai gamis berwarna lilac dengan kerudung senada berdiri didepan kamarnya. Perempuan itu membawa secangkir teh yang sepertinya akan diberikan pada Cayena.

"Ya Allah mbak, kalo mau bertamu itu ketuk pintu sama salam dulu dong. Belajar etiket ga si." Ujar Cayena sedikit kesal karena perempuan didepannya hanya diam saja.

"Ada apa kesini? Saya mau ke kelas nih, cepetan nanti telat." Ucap Cayena sambil melirik jam tangannya.

"Ini, teh. Dari Umi Ida, buat mbak Cayena." Kata perempuan itu sambil menyodorkan secangkir teh yang dibawanya.

Cayena menyatukan alisnya, perasaannya campur aduk, antara bingung dan curiga menjadi satu. Dia menelisik penampilan gadis itu dari ujung kaki hingga kepala, sampai pandangannya terfokus pada tangan gadis itu yang seperti gemetar.

"Gue ambil tehnya, sampaikan terimakasih ke Umi Ida." Ucap Cayena sembari mengambil teh yang dibawa gadis itu.

"Baik. Kalau begitu saya permisi." Ucap gadis itu dan langsung melenggang pergi.

Cayena menatap tajam kepergiannya, matanya lalu beralih pada secangkir yang dibawanya. Didalam cangkir itu terdapat sebuah buah yang mengambang diatas teh. Buah itu berbentuk seperti berry namun, dengan ukuran agak besar.

Cayena menyipitkan matanya ketika ia merasa tak asing ketika melihat buah itu. Sedetik kemudian, dia melihat cangkir teh yang dibawanya.

"Ini bukan cangkir di dapur Umi." Gumam Cayena ketika ia mengingat kemarin waktu melihat-lihat dapur ndalem, yang di rak dapur itu tidak ada cangkir dengan motif bunga wisteria seperti yang dipegangnya.

Crass!!

"Kurang ajar tuh orang." Gumam Cayena sambil menghancurkan buah yang menyerupai berry di teh itu, dengan sekali genggam.

WHO ARE YOU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang