Seorang gadis sedang memandangi indahnya pantai disore hari,matahari sudah mulai menenggelamkan dirinya dan menggantikan dengan cantiknya bulan.
"Bener ya,kalo ngeliat pantai disaat-saat matahari tenggelam damai banget, suara ombak yang datang terus surut." Ucap Aira kepada dirinya sendiri saat menikmati aroma pantai disore hari.
"Aira,udah kan ngeliat sunsetnya,mamah udah ngomel nih di telfon nyuruh kita balik." ucap Rey dari arah belakang, ia sudah diomeli habis-habisan oleh Mamahnya.
Aira berdiri dan berbalik kearah kakak laki-lakinya itu berada. Aira berlari kecil kearah Rey, tanpa aba-aba ia memeluk tubuh kekar milik kakak laki-lakinya itu.
"Bang, gue sayang banget sama Lo, makasih udah nemenin gue kesini." ucap Aira suaranya begitu kecil tetapi Rey masih bisa mendengarnya.
"Sama-sama." Jawab Rey,ia tau adiknya ini sangat gengsi untuk mengatakannya biasalah cewek gengsinya tinggi, tapi lebih tinggi cowok.
Aira mendonggak,apa Rey mendengar apa yang barusan ia katakan? "Lo denger apa yang barusan gue bilang?" Tanya Aira.
Rey menundukkan pandangannya menatap adiknya itu yang lebih pendek darinya sungguh Aira mungil sekali.
Tanpa aba-aba Rey mencubit hidung mancung Aira. "Iyalah gue denger, orang Lo ngomong dideket gue." Jawabnya.
Rey melepas pelukan Aira dan menggandeng tangan gadis itu menuntunnya kembali kearah mobil Rey berada. Sebenarnya Rey ingin menggunakan motor miliknya tetapi Aira melarangnya entah mengapa gadis itu melarangnya menggunakan motor kesini.
"Besok kita kepantai lagi ya bang."
"Siap tuan putri, tapi gak bosen kepantai Mulu?" Tanya Rey, sudah seminggu lebih Aira memintanya untuk menemaninya kepantai hanya untuk melihat matahari tenggelam dan suara-suara air pantai.
Aira menggelengkan, tidak ada kata bosan jika itu untuk pergi kepantai.
"Aira gak akan pernah bosen untuk kepantai bang, dipantai itu salah-satu tempat ternyaman Aira tenang dan damai." Ucap Aira, jika ia besar dan sudah menikah ia memiliki impian untuk membuat rumah didekat pantai agar bisa menyaksikan setiap hari matahari tenggelam.
▭•▢✎▢•▭
Kini Kedua adik kakak itu sudah tiba dirumah yang terlihat sederhana tetapi jika memasuki rumah itu seperti istana. Aira mendahului Rey yang masih memarkirkan mobilnya, baru saja Aira ingin membuka pintu rumah ia teringat bahwa pasti ia akan diomeli habis-habisan oleh sang mamah.
"Bangg Rey, cepetan dikitt napa." Ucap Aira tak sabaran dan yang sedikit teriak, jika ia tidak teriak Rey tidak akan bisa mendengar suaranya.
Rey yang baru saja meninggalkan garasi mobil, Rey berlari kearah Aira yang berdiri didepan pintu rumah.
"Kenapa gak masuk Ra?" Tanya Rey, wajah adiknya ini seperti orang yang baru saja melihat hantu.
Tidak ada jawaban dari Aira.
Rey tersenyum,adiknya ini sangat lucu jika sedang ketakutan.
Rey membuka pintu rumah yang didalamnya sudah ada Mayra mamah Aira dan Rey yang sudah siap dengan seribu omelannya yang akan ia berikan kedua anaknya ini. Disamping Mayra sudah ada Reza papah Aira dan Rey yang sedang menerima panggilan dari seseorang."Assalamualaikum, mah pah." Ucap Aira dengan senyum kikuk, Rey yang ada disampingnya cuman memasang wajah santai, walaupun laki-laki itu sudah tau jika mamahnya akan mengomelinya dan Aira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aira Dan Felix
Teen FictionAyo Follow terlebih dahulu😚 ❝Kepergianmu, adalah hal yang sangat menyakitkan bagiku.❞ -Aira ▭•▢✎▢•▭ "Nanti, kalau semisalnya aku yang duluan pergi kamu harus bahagia terus ya," ucap laki-laki itu. "Kamu ngomong apaan sih Fe...