AF-DUA PULUH

9.6K 661 78
                                    

Hai-haii..
Ketemu lagi dengan aku Lyya 🦋

Selamat siang bestiee 🐝

Kalian boleh panggil aku Bestie

Supaya lebih akrab gituu

Sebelum baca votenya hehe jangan lupa komennya jugaa❤️💐

HAPPY READING ❤️


Setelah Felix menceritakan semuanya. Galen sedikit kaget dan tidak percaya apa yang Felix ceritakan barusan. "Lo takut sama anceman Celine, gitu?" Galen menatap intens kearah Felix yang sedang meremas tangannya sendiri.

"Gue gak takut sama anceman Celine Gal," sangkal Felix. Galen mengangkat alisnya. "Jadi?"

"Kalo gue gak nurutin apa yang Celine mau, dia bakalan ngomong kesatu sekolah kalo Aira hamil. Gue gak mau Aira di DO."

Galen terkekeh, Felix terlalu mudah untuk dibodohi, apa dia tidak tahu dengan begini dia membuat Aira sakit hati?

"Tapi, cara Lo salah Lix. Cara Lo itu malah ngebuat Aira sakit hati."

"Istri mana yang gak sakit hati kalo ngeliat suaminya sendiri jalan sama cewek lain. Dan Lo bisa-bisa nya gak percaya sama istri Lo sendiri! Celine yang ngedorong gue!" Lanjut Galen dengan nada yang meninggi.

"Iya-iya sekarang gue tau yang sebenarnya. Tapi sekarang ini Aira gak mau ketemu gue."

"Mampus." Ucap mereka serentak.

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan Aira yang duduk di kursi roda. Ya, Aira sendiri. Tadi Fylia sudah menawarkan diri untuk pergi bersamanya, tetapi Aira menolak.

"Aira? Ngapain disini?" Tanya Galen. Aira tersenyum manis, dia mulai mendorong kursi rodanya mendekat kearah Galen yang bersandar dibrankar.

"Gimana keadaan kamu gal? Udah baikan?" Tanya Aira.

Galen mengangguk kecil, tangannya yang terdapat infus itu merapihkan rambut Aira yang sedikit berantakan.

"Kok matanya sembab gitu? Abis nangis?" Tanya Galen melihat kelopak mata Aira yang sedikit sembab.

Mata Aira kembali meneteskan cairan bening. Tanpa aba-aba dia berusaha berdiri dari kursi rodanya dan memeluk tubuh Galen.

Sedetik kemudian Galen kaget. Karena Galen tau kesempatan tidak datang dua kali pun membalas pelukan nya tidak kalah erat. Saat ingin mengusap lembut rambut coklat milik gadis itu. Galen memandang Felix meminta izin.

"Boleh?" Felix memutar bola matanya malas dan mengangguk, antara Sudi dan tidak.

Karena sudah mendapatkan izin, Galen kembali mengusap lembut rambut coklat gadis itu Dan sesekali menciumnya.

PLAK

Felix memukul lengan Galen. "Dikasih hati minta jantung Lo! Gue cuman ngebolehin ngusap rambutnya doang, bukan pake cium-cium segala." Galen tertawa geli melihat Felix yang sepertinya cemburu.

"Cup cup. Udah ya nangisnya, kamu harus ikhlas. Iya aku tau, kehilangan seseorang memang sakit ra, tapi kamu gak boleh terlalu larut dalam kesedihan." Bujuk Galen.

"Nanti kalo nangis terus, cantiknya bisa ilang loh. Emang mau jadi jelek kayak Celine?" Canda Galen.

"Sungguh ku terpuruk dalam lamunan." Nyanyi Zeyn.

Aira Dan FelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang