Siang hari yang panas seolah-olah mengungkapkan bahwa matahari sudah berada tepat diatas kepala, aku memilih meneduh di halte depan sekolahku yang sudah disediakan oleh pihak sekolah.
Aku tersenyum pada seorang siswi yang berada disana, aku pun memilih duduk agak berjarak dengan siswi tersebut. mengamati sekitar sudah menjadi kebiasaan ku ketika aku malas berbicara.
Aku berdiri dan berjalan ke pedagang yang lebih dekat dengan tempat ku duduk tadi
" pak masih ada?" tanyaku pada pedagang tersebut
" masih neng, mau berapa?"
" Satu porsi pak" ujarku mengambil uang untuk dikasihkan.
" Pedes neng?" aku melihat bubuk cabe yang lumayan menggoda, akupun seketika mengangguk
" Terimakasih pak" ucapku dengan mengulurkan uang 10 ribuan ke pedagang tersebut.
Aku pun berjalan ketempat ku duduk tadi, aku menikmatinya sambil menunggu seseorang yang memang ku nanti kedatangannya.
Makananku habis tepat ketika seseorang yang kutunggu datang, dia datang dengan motor yang selalu menemaninya kemanapun ia pergi, aku tau karena ia pernah cerita kala itu.
Aku bangun dan berjalan kearahnya, " lama banget ya?" ia bertanya kepada sambil membuka stap motornya agar aku mudah naik kemotor itu.
"Engga ko, cuma 10 menit " ucapku sambil menyengir dan naik ke motor tersebut.
"Maaf ya aku tadi sempet ketiduran" ia berucap sambil menatapku intens
"Iyaaa, aku tadi juga sambil makan jajan ko jadinya ga terasa " balasku ketika ia menunggu ku berbicara
" yaudah ayo jalan, aku pengen cepet-cepet nyampe rumah cape" cetusku ketika ia masih menatap ku yang membuat hatiku tak karuan hanya dengan ditatapnya intens, aku takut ia menemukan kejelekan ku dan berhenti berteman denganku, agak konyol sih pemikiran ku.
Tapi gimana ga konyol, ia yang sangat rupawan, mau berteman denganku yang ga ada apa-apa nya ini."Yaudah mau lewat mana, atau kamu mau beli sesuatu dulu?" ujarnya sambil menyalakan motornya dan berjalan santai
" Lewat situ aja, kita kan ga pake helm" tunjukku pada jalan desa yang memang sering aku lewati ketika membawa motor sendiri
" kamu kenapa sering lewat sini?"
" iya soalnya cepat dan biar barengan sama kamu hehe" jawabku jujur tanpa menutupi apapun darinya
" bisa aja kamu, tadi abis ngapain aja" ia bertanya padaku tentang hari ini
"aku tadi ada kegiatan OSIS dan buat Vidio PPDB, ternyata cape bangt tau padahal cuma gitu-gitu aja" cemberut ku yang mengingatkan ku pada kejadian tadi yang membuat ku badmod
" mau es coklat?" Ia sangat begitu peka bukan? bahkan tanpa aku minta kita berhenti di depan penjual es coklat langganan ku
" mbak es coklat satu spesial untuk sahabatku yang sedang bete ya" ucap ia pada penjualnya, aku seketika megeplak punggungnya, gimana ga malu dia bilang begitu lantang dan orang-orang disekitar melihat kami, aku tersenyum pada orang-orang tersebut
"ga usah keras-keras juga kali" bisiku padanya
"tapi udah ga bete kan?" Jawabnya dengan nyengir sambil menyenggol lenganku, aku meliriknya sekilas dan langsung mengalihkan pandangan takut dia tau kalo mukaku sudah memerah seperti kepiting rebus.
" Ini mas pesanannya, jadinya 10 ribu" ucap mbaknya sambil mengulurkan es coklat itu,
Ia menerimanya dan " terimakasih mba"
KAMU SEDANG MEMBACA
RADITAMA
Teen FictionSeorang laki-laki yang tak bisa kuhindari dari kehidupan remajaku kini, ia selalu bersama ku dimanapun dan kapanpun hanya kami beda sekolah saja karena ia memilih untuk mengikuti kemauan ayahnya. Ia bernama lengkap Raditama Pradipta nama yang biasa...