Sang mentari sudah menyinari bumi ini dengan hangat walau masih malu-malu untuk keluar, namun hangat sinarnya sudah sampai pada tubuhku.
"Bukankah alam sangatlah adil, setelah tadi malam dingin pagi ini terasa sangat hangat" ujarku saat berjalan menuju garasi
Dibalut seragam sekolah dan cardigan membuatku semakin yakin untuk menggunakan motor Scoopy ku saja untuk pergi ke sekolah
Dari pada seperti kemaren aku harus pulang menunggu bus yang sangat lama.
Apalagi harus berdempel-dempelan dengan orang lain, bukanya aku tak mau hanya saja lebih enak menggunakan motor sendiri.
Aku sudah siap berangkat pagi ini tinggal menunggu motor panas agar dijalan tak ada acara mogok atau sebagainya.
Jam hitam sudah menempel di tangan kiriku ku lihat ternyata sudah pukul enam seperempat, karena jarak yang jauh antara rumah dan sekolah mengharuskan ku berangkat pagi.
"Bii Tasya berangkat" sebenarnya tadi sudah berpamitan langsung namun terasa kurang kalo tidak ngomong lagi pada bibi.
Aku mengendarai motorku dengan kecepatan standar, akhirnya setelah beberapa menit aku sampai di sekolahku .
Suasana yang ramai menunjukkan bahwa jam sudah mulai siang, bahkan gerbang sudah mulai ditutup
Aku berjalan santai menuju kelas " semoga hari ini jauh lebih baik dari hari-hari sebelumnya" gumamku sendiri sambil menikmati suasana pagi ini
Dari jauh aku melihat guru penjas melambai kan tanganya, tak ingin percaya diri bahwa aku yang dipanggil aku menengok kanan kiri
Tetapi tak ada satupun siswa-siswi yang merasa terpanggil oleh beliau
Ku hampiri beliau "kenapa ya pak" tanyaku pada pak Broto guru olahraga ku.
"Ini tasy nanti tolong kalo jam bapak sudah mulai kamu atur barisan sebentar ya, bapak mau ke SMK sebelah dulu" tutunya padaku
"Iya pak" jawabku menuruti perintah beliau
"Terimakasih ya, yasudah dulu ya"
"Iya sama-sama pak, duluan pak " pamitku pada beliau dan melanjutkan perjalanan ku
Aku berjalan sambil bergumam sendiri "pasti nanti ada apa-apa tumbenan pak Broto ke sekolah Radit"
Ku lihat kelasku yang sangat ramai oleh candaan mereka atau hanya sekedar menyalin PR namun sudah sangat ramai seperti pasar
Memilih langsung menuju meja dan kurisku yang sudah terlihat Tania seperti sedang menulis sesuatu di bukunya
"Waduh pacar ketos kita lagi nyalin PR siapa nihh" ledekk ku padanya saat aku sudah berdiri disampingnya.
Ia mengalihkan kepalanya menjadi memandangku dengan wajah yang cemberut " apa sih tasy ngagetin aja"
Aku hanya menyengir dan memilih duduk disampingnya, menatap buku Tania yang ternyata sedang mengerjakan tugas biologi kemaren
"Nyalin punya siapa?" tanyaku padanya
"Emm ada lah" jawab singkatnya membuat ku curiga
"Punya ketos?" ucapku semakin curiga padanya
"Hih iya iya " wajahnya memerah entah malu atau marah.
Ku perhatikan wajahnya lamat-lamat mencari sesuatu yang mungkin menjadi petunjuk akan sifatnya pagi ini yang aneh
Ternyata ia menyadari tatapanku " kenapa lagi tasy mau nyontek juga"
Aku menggeleng dan menaruh tasku pada sisi meja, melihat jam sudah menunjukkan pukul delapan berarti jam pak Broto akan dimulai
KAMU SEDANG MEMBACA
RADITAMA
Teen FictionSeorang laki-laki yang tak bisa kuhindari dari kehidupan remajaku kini, ia selalu bersama ku dimanapun dan kapanpun hanya kami beda sekolah saja karena ia memilih untuk mengikuti kemauan ayahnya. Ia bernama lengkap Raditama Pradipta nama yang biasa...