"Tasy kamu tau gak kira-kira siapa yang dateng?" Celetuk bunda tiba-tiba padaku.
Aku bingung mau jawab apa, takut Radit belum menceritakan siapa itu Rena.
Karena menurut ku Rena lah yang datang siapa lagi teman Radit yang ia kagumi, kecuali kalo Radit diam-diam menyembunyikannya padaku.
"Mungkin temannya Bun, Tasya kan gak satu sekolah jadi ga tau" jawabku seadanya takut bunda curiga padaku.
"Ohhh teman"
"Iya mungkin Bun" timpalku seadanya.
"Kalo kamu penasaran liat aja kedepan tasy"
Usul bunda padaku."Nanti deh, takut ganggu Raditnya"
Ya masa aku jadi nyamuk disana, kalau misal Radit lagi berduaan kan gak mungkin aku ganggu.Bisa bisa aku dikira selingkuhan Radit oleh Rena, tapi penasaran sih wajah Rena gimana.
Aku melihat bunda yang sedang bermain bersama Mesya, kepalaku semakin banyak tali-tali tak jelas yang berputar-putar.
Daripada aku mati penasaran, akhirnya aku memutuskan untuk melihat mereka, bodoamat disangka selingkuhan.
Aku beranjak bangun "Bun aku mau liat Radit bentar" lalu aku berbalik dan berjalan menuju teras.
Aku tak melihat Radit maupun tamunya, pintu sedikit tertutup namun masih ada cela untuk mengintip keluar.
Aku mendekati pintu dan melihat keluar lewat celah yang tersisa, disana ada Radit dengan cewe berpakaian serba putih.
Melihat wajah mereka seolah sedang membicarakan hal yang serius dan tak bisa diganggu, terlihat sang cewe membuka tasnya dan mengambil kantor plastik berwarna hitam dan dikasihkan ke Radit.
Samar-samar aku dengan "jangan beraktivitas terlalu berat" perintah cewe itu pada Radit.
Aku mengamati gelagat Radit seolah tak ingin ada yang tau kegiatannya dengan si cewe itu, gawat ia melihat ke arahku.
Aku langsung bersembunyi di belakang pintu, mengatur nafasku seolah aku habis ketauan mencuri.
Menunggu beberapa saat, aku akhirnya mengintip lagi lewat celah tadi, aku melihat Radit masih berbicara dengan si cewe.
Radit terlihat mengangguk dan berbalik menuju pintu rumah, cewe itu pun pergi dengan motornya.
Aku gelagapan saat Radit sedikit lagi sampai pintu, aku pura-pura gak tau dan berniat pulang karena hari sudah sore.
Ia membuka pintu,aku akting seolah aku pamit pada bunda "Bun Tasya pulang ya" teriaku dengan ekspresi yang dibuat senyata mungkin agar Radit tak curiga.
Aku berbalik badan dan seolah kaget akan adanya Radit.
"Siapa dit" tanyaku demi menutupi gelagat aneh ku, ya walaupun benar sih aku kan gak tau siapa tadi.
"Cewe" jawab entengnya.
"Ya aku tau, maksdnya tuh siapa cewe ituu" ungkap ku spontan tanpa pikir panjang.
"Jadi kamu ngintip" tukasnya padaku dengan mata memincing.
Sialan ni mulut ga bisa diajak kerjasama banget, aku melihat sekeliling demi menghindari tatapan Radit.
"Eh...eh gak kok, tadi ga sengaja liat beneran " sahutku gelagapan sambil memegang hidungku yang tiba-tiba gatal.
Aku tersenyum masam saat ia tak merespon apapun, akhirnya aku melangkah dan melewatinya begitu aja lalu aku teriak.
"AKU PULANG DITT" pamitku sambil berlari ke garasi.
Samar ku dengan Radit memanggilku keras, aku tak pedulikan itu dan terus menuju motorku, sungguh aku sangat malu sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
RADITAMA
Teen FictionSeorang laki-laki yang tak bisa kuhindari dari kehidupan remajaku kini, ia selalu bersama ku dimanapun dan kapanpun hanya kami beda sekolah saja karena ia memilih untuk mengikuti kemauan ayahnya. Ia bernama lengkap Raditama Pradipta nama yang biasa...