Suasana yang hening menambah kesan tenang, membuat seseorang yang sedang memeluknya mengeluarkan suara
"Ka tata gak papa?" ungkapnya khawatir padaku
Aku mengelus rambutnya dan tersenyum lembut dan memegang pipinya
"Ka tata ga papa, tenang aja cuma tersedak"
"Mesya takut ka tata sakit kayak ka..."
"Aduh tasy kamu kalo minum hati-hati dong" potong Radit dengan raut khawatirnya dan meminta Mesya agar menjauh sedikit dariku
Aku mengernyitkan heran " kan gak sengaja dit, lain kali hati-hati kok"
"Mesya kalo makan atau minum hati-hati ya jangan sampai tersedak okeh" nasehat Radit pada Mesya yang kini mereka sudah duduk bersebelahan
"He'um" Mesya hanya mengangguk dan melanjutkan acara mewarnai nya
Radit terlihat gelisah entah karena apa melihat raut wajahnya yang cemas membuat ku ingin menanyakan namun ku urungkan saat teleponnya bergetar
Ponsel yang tergeletak di meja dekat dengannya kini terpampang jelas panggilan dari
"Tasy aku angkat dulu ya" pamitnya sambil menyembunyikan layar ponselnya padaku
Walaupun ia sudah menyembunyikannya tetep saja aku sudah melihat tanpa sepengetahuan Radit
Aku hanya mengangguk dan melanjutkan acara mewarnai ini
Radit beranjak bangun dan berjalan menuju kamarnya sambil mengangkat ponselnya pada telinga
"Kenapa ren" walau ia berbisik namun telingaku masih menangkap samar-samar suaranya
Aku menghela nafas panjang hatiku menjadi gundah sekarang seperti ada sesuatu yang mengganjal namun bukan batu
Sudah tak mood melakukan apapun akhirnya aku memilih pamit dari pada terus disini membuat hatiku tak tenang
Padahal Radit tidak melakukan apa-apa namun rasanya sakit, mungkin karena harapanku terlalu tinggi
Jadi yang salah bukan Radit kan yang salah kenapa diriku terlalu berharap pada seseorang yang tak pasti
"Mesya Kaka pulang ya udah larut" kataku pada Mesya yang masih asyik mewarnai
Ia menoleh menatapku " loh biasanya juga lebih malam ka" jawabnya bingung
Aku tersenyum terpaksa "Kaka cape mes mau istirahat ya" setelah berbicara pada Mesya aku langsung beranjak
Berjalan menuju rumah yang besar, mewah dan luas namun sepi. Sungguh memuakkan ingin rasanya ia pergi jauh saja
"Assalamualaikum" salamku walau ku tau rumah ini kosong namun tetap harus mengucapkan salam bukan
Aku menutup pintu dan menguncinya lalu menuju kamarku diatas, aku ingin langsung tidur saja
Hari ini sungguh melelahkan rasanya ingin bermimpi panjang dan terbangun esok hari dengan tubuh yang fress
.
.
.#flasback
"Tasya tau" tanya Rena padaku
Aku menggeleng lirih, tak ingin merepotkan nya tak ingin membuat nya khawatir dan tak ingin membuat nya kecewa karena pada akhirnya akupun akan pergi
"Tapi tadi seperti Tasya" ungkap Rena tenang
Aku menatap Rena meminta penjelasan, tak mungkin kan Tasya disini ngapain juga dia kesini
"Tadi aku liat siluet seseorang dipintu"
"Tapi bukan dia kan" ujarku tak ingin Tasya tau lebih dulu sebelum aku yang mengatakannya
KAMU SEDANG MEMBACA
RADITAMA
Teen FictionSeorang laki-laki yang tak bisa kuhindari dari kehidupan remajaku kini, ia selalu bersama ku dimanapun dan kapanpun hanya kami beda sekolah saja karena ia memilih untuk mengikuti kemauan ayahnya. Ia bernama lengkap Raditama Pradipta nama yang biasa...