Pagi hari yang cerah mampu membuat seseorang yang berjalan diparkiran merekahkan senyumannya begitu lebar, bahkan murid-murid yang tak dikenalnya iya sapa dengan ramah.
Bahkan beberapa dari murid cowo mampu membuat mereka baper sendiri, gigi gingsulnya yang menambah kesan cantik dan rambut sebahunya membuat dirinya lebih menawan.
Ia berjalan dengan percaya diri menuju kelasnya, memegang tali tas punggung kecil yang selalu melekat pada tubuhnya.
"Omegattt tasyaaa " pagi cerahnya rusak begitu saja dengan teriakan heboh seorang siswi.
Ia melihat kebelakang dan menemukan seorang siswi dengan rambut dikuncir kuda dan poni khasnya yang mampu memikat sang ketos disini.
Bukan tanpa alasan ia disukai sang ketos, sifatnya yang ceria dan mmmpu membuat energi positif pada lawan bicaranya membuat sang ketos luluh.
Perjuangannya membuat sang ketos luluh begitu panjang, namun ia selalu berprinsip " kalo ga dikejar sekarang lantas kapan"
Agak aneh saat pertama kali ku dengar kalimat itu, menurutku lebih cocok untuk digunakan pada kita yang ingin meraih mimpi.
Tapi namanya juga Tania Anjani apapun akan menjadi luar biasa disaat kita menyebutnya biasa saja.
Dulu saat mpls ia begitu populer, dengan kemampuan sosialisasinya yang bagus membuatnya banyak disukai orang, bagitupun aku.
Dan kebetulan dari mana ia satu kelas denganku, dan ia duluan yang mengajaknya berkenalan bahkan duduk satu bangku denganku
Namun saat berjalanya waktu sifat aslinya terkuak,
ternyata ia begitu heboh sampai membuat ku geleng-geleng kepala makanya sudah tak heran lagi pagi-pagi begini ia sudah heboh.Takku hiraukan teriaknya, ku lanjutkan perjalanan yang sempat tertunda tadi.
Kelasku yang letaknya di belakang membuat setiap harinya mengharuskan olahraga jalan dari ujung ke ujung.
"Heh" pekiknya keras dan suara gaduh seperti seorang berlari menujuku, siapa lagi pasti itu Tania.
Aku berbelok dan masuk kedalam kelasku lalu berjalan menuju bangkuku didekat jendela yang mengarahkan langsung pada sekolah sebelah.
Brakk
Tangan lentik seseorang menggebrak mejaku dengan cukup keras, aku menengok dan menatap bingung pada gadis manis didepannya.
"Kenapa tan astaga" ucapku sambil memegang kepalaku yang pusing akan kelakuannya setiap pagi.
"Lo tau gak" sahutnya heboh dengan meletakkan kasar tasnya pada meja.
Tanganya terulur memegang bahuku membuat seluruh atensiku penuh padanya.
Aku hanya menggeleng biarlah ia melanjutkan perkataannya yang mempu membuatnya heboh.
"Gue kemaren habis kencan hehe" cetusnya dengan tampang polosnya sambil menyengir kuda.
Menghela nafas kasar dan menatap malas Tania yang kelakuannya begitu menyebalkan dan merusak pagiku yang indah tadi.
"Teruss" aku mengalihkan pandanganku pada jendela di sisi kiriku ini.
Disana terlihat gedung sekolah yang sama besarnya dengan sekolah ini, dengan jarak yang tak begitu jauh hanya di sekat dengan taman bunga milik sekolahku.
"Ya ga papa, siapa tau gitu lu kepikiran cari cowo" jawabnya padaku.
"Ga tertarik, lebih manis juga Radit Tan" seruku tanpa menolehkan wajahku.
Aku memajukan lagi wajahku sampai menyentuh kaca untuk memperhatikan laki-laki dan seorang perempuan yang berjalan dihalaman sekolah sebelah.
Bukan si laki-laki yang ku perhatikan namun seorang perempuan yang jalan disampingnya sambil tertawa, jarak yang jauh tak mampu membuatku tak mengenali si cowo tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
RADITAMA
Fiksi RemajaSeorang laki-laki yang tak bisa kuhindari dari kehidupan remajaku kini, ia selalu bersama ku dimanapun dan kapanpun hanya kami beda sekolah saja karena ia memilih untuk mengikuti kemauan ayahnya. Ia bernama lengkap Raditama Pradipta nama yang biasa...