15

8 0 1
                                    

Hari ini sangat membosankan bagiku, setelah seminggu bersekolah akhirnya Minggu pun tiba hari yang dinantikan oleh semua orang untuk bersantai

Aku sama seperti orang-orang, bersantai di rumah dari pagi hingga sore karena diriku yang biasanya jarang di rumah seharian membuatku sedikit bosan

"Eh nanti malam banget apa iniii" hebohku saat melihat poster pasar malam di dekat sini

Saat scroll Instagram dan melihat insta story punya orang ternyata isinya ialah poster pasar malam

"Ih udah lama gak kesana plissss" keluhku saat sudah lama sekaliiii tak pergi ke pasar malam

Aku bangun dari acara rebahanku di kasur kesayangan ini dan mengubah menjadi duduk bersila

"Apa kesana aja yaa, tapiii" pikirku menimang-nimang akankah pergi atau tidak

"Emmm, tanya dulu dehh" setelah beberapa saat tak menemukan jawaban dari kepalaku ini akhirnya aku memilih bertanya apakah dia mau diajak pergi

Karena aku paling malas di keramaian sendiri, serasa kesepian tidak mempunyai teman bahkan seperti orang hilang

Tutt tuttt tutt

Bungi operator telepon terdengar jelas, bahkan semua orang pun tau bahwa bunyi itu sedang melakukan telepon

"Haloo" suara bas seseorang menguar dengan cepat di ruangan ini lewat speaker ponsel ini

Aku tersenyum tak jelas hanya dengan mendengar suaranya saja membuat senyum-senyum sendiri

"Ehmm" aku mencoba menormalkan diriku ini agar tidak terdengar aneh oleh Radit

"Kenapa tasy" nahkan hanya dengan dehemanku saja dia peka

Wajahku memerah hanya karena ditanyakan begitu, wow hatiku ini terbuat dari apa sih

"Dit sibuk ga" akhirnya aku mengeluarkan suara juga

"Engga sih, lagi ngemil aja?" Jawabnya tenang bahkan sepertinya ia sedang memakan sesuatu terdengar suara mulut menguyah

"Coba liat insta story ya tetanggamu si B" suruhku agar Radit tau apa yang ku maksud dari acara telepon kali ini

"Emang kenapa"

"Udah liat aja buruann" desak ku agar ia cepat melihat, karena jam sudah mulai pukul lima bisa gawat kalau tidak jadi ini

"Sebentar" jawabnya lalu keluar dari panggilan

Ku taruh ponselku pada kasur, lalu beranjak menuju cermin rias yang tak jauh dari tempatku duduk tadi

Menatap cermin ternyata mukaku Semerah ini, padahal cuma ngobrol biasa atau karena aku sudah mulai ada perasaan jadi terasa berbeda

Drett drett drettt

Bunyi ponselku berdering keras, membuatku langsung berlari menuju kasur dan menggaet ponsel ini

Tertera di layar "Raditama" di log panggilan ku anggat sebelum dia mematikan nya

"Pasar malam?" Suara itu kembali memasuki gendang telingaku

Aku mengangguk senang dan tersenyum walau aku tau Radit tak melihatnya namun aku justru senang

"Iyaaaa" girangku saat Radit berbicara

"Ayok jam berapa mau nyaa?" Ajaknya padaku, apa ku bilang Radit selalu jadi cowo terpeka selama aku hidup tujuh belas tahun

Aku melihat jam yang terpasang di atas meja belajar ku terlihat pukul lima seperempat di sana

"Jam tujuh, pake sweater putih celana hitam yaaa" pintaku agar kamu terlihat sama

"Iyaaa, jangan ngaret nanti kemalaman loh tasyaa" ingatnya padaku agar aku tak seperti biasanya yang selalu ngaret

"He'um ditttt, nanti kalau lama dobrak aja dapur bibi" candaku sambil tertawa

"Kamu yaaa"

"Aduh dit mau siap-siap yaa" ucap ku cepat dan langsung mematikan telepon ini

Setelah pasti telepon itu tak tersambung lagi, aku langsung melompat ke kasur dan berguling-guling

"Arghhhhh akhirnya ke pasar malam" pekik ku girang karena memang aku sangat menyukainya

Tapi yang lebih membuatku excited adalah aku pergi bersama Radit lagi setelah sekian lama, kali ini kan dengan rasa yang berbeda walaupun cuma aku yang merasakan

" Pake baju putih yang mana yaaa" hebohku saat mengingat sweater putihku ada beberapa yang di cuci

Aku beranjak untuk mengecek apakah ada sweater putih lagi yang ada di lemari

"Beli apaya nanti"

"Mie ayam enak, bakso enak, sate enak juga, batagor euhh enak nyaa, cimol masyaallah tabarokalloh, eh nanti ajalah ini baju juga belum ketemu"

Setelah beberapa saat memilih outfit yang akan ku kenakan nanti

Sweater putih yang terdapat pita-pita pink lucu di bagian-bagian tertentu, rok span hitam yang tidak ketat dan jilbab soft pink pashmina.

"Sekarang tinggal mandi dan touch up agar tak kusam-kusam amat mau ketemu calon " halus ku saat memasuki kamar mandi

Entah kenapa haluanku yang sebelumnya tak terpikrkaj kini malah membuatku sangat memikirkannya

"Siap kah ku tuk jatuh cintaaa lagiiiii"

"Meski bibir ini tak berkata"

"Bukan berarti ku tak merasakan ada yang berbeda di antara kita"

"Hanya karna diri mu lah satu satunya di disini hanya kamu selamanya"

Makin lama makin tak jelas nyanyian ku, aku melanjutkan nya di dalam menjadikan konser dadakan
.
.
.
.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul tujuh, saatnya aku nongkrong di depan pintu guna menunggu jemputan

"Nunggu siapa sih" tanya papah papaku

"Nunggu duit datang sendirian" ku cetuskan kata-kata pada

"Duit ko di tunggu ya mana bakal Dateng sayangg" jawabnya menyebalkan

Aku yang tak mau mengambil pusing apa katanya langsung beranjak dan berpamitan

"Pah Tasya pergi sama Radit" seruku cepat sambil menyalimi tanganya

Setelah itu aku langsung berlari ke arah Radit yang sudah menunggu di dekat gerbang rumahku

Aku melambaikan tangan kananku ke papah dan melemparkan kiss bay

" Lama yaa?" celetuk dia sembari melihatku yang sudah berdiri di sampingnya

Aku menggeleng pelan lalu mengangguk lalu menggeleng dan tersenyum memamerkan gigi putihku

"Ga lama tapi lama" bisik ku padanya, walau ku tau tak ada yang mendengar selain dirinya

Namun bukanya aneh terhadap sikap random ku Radit malah tersenyum dan mengucapkan kata maaf

Takut malam semakin larut kami pun langsung berangkat di tambah kalau kemalaman dinginnya bisa menusuk tulang rusuk ku

"Kok kita bisa serasi gini bajunyaaa" seruku agak keras di dekat telinganya takut dia gak denger apalagi di tambah suara motor

Aku melihat spion disana terlihat wajah radit yang sedang tersenyum sangatt manis

" Mungkin jodoh" katanya dengan nada bercanda

"Halahh"

Entah perasaan ku atau memang nyata, motor yang aku tumpaki dengan di kendarai Radit terasa sangat tenang, aku merasa Radit tak membawa motor seperti biasanya yang ngebut

Kini pelan namun nyaman, sembari melihat lautan rumah yang berkilauan oleh lampu-lampu rumah dan dingin malam yang membuatku semakin merapatkan tubuhku padanya

" Nanti jangan kemalaman loh tasy" ujarnya mengingatkan ku

"Iya dittt tenang ajaaa"

"Kamu biasanya suka lupa"

"Kali ini engga ko kan sama kamuu" candaku padanya namun kini tanganku sudah nemplok di jaketnya

Tadi reflek jalannya memang agak miring, berhubungan aku duduknya menyamping jadi mau bagaimana lagi kalau gak pegangan bisa melayang nih badan

RADITAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang