08

12 4 1
                                    

Di sebuah sekolah SMA negeri yang berada di Bandung dan bersebelahan langsung dengan SMK negri tak membuat mereka kekurangan murid.

Suasana yang masih pagi tentunya hanya terdapat beberapa siswa -siswi saja.

Seperti di SMA negri gerbangnya memang sudah dibuka namun tak ada siswa yang berjalan di dekatnya.

Namun di salah satu gedung kelas disebelah timur terdapat pintu ruangan yang telah terbuka lebar, terlihat ada seorang siswi yang sudah duduk dengan senyum merekahnya.

Suasana kelas yang sepi tak membuatku melunturkan senyuman yang merekah dari tadi, bahkan kalau di ingat-ingat senyumku tak luntur dari tadi malam selepas kejadian yang menimpaku.

#Falsback

Manis sekali...

Aku menghabiskan seluruh minuman coklat ku, bahkan tak kutawarkan pada Radit.

saking excited nya aku hampir lupa akan kejadian tadi sore yang ingin kutanyakan padanya.

Cup es itu telah kosong dan kuletakan di sebelah kakiku, agar nanti ku buang di tempat sampah depan.

Ku hadapkan seluruh tubuhku pada Radit, memikirkan agar kata-kata yang keluar tak membuat ku terlihat seperti seorang yang sangat kepoan.

"Dit" Aku melihatnya mengangkat alis.

"Pas tadi aku mau pulang dari panti aku gak sengaja liat seseorang mirip banget sama kamu" jelasku sambil melihat perubahan ekspresi diwajahnya.

Namun tak ku temukan sedikit pun, hanya saja ia semakin terlihat tampan dengan wajah tenangnya itu.

" Emang orang itu lagi ngapain" jawabnya sambil bersedekap dada.

"Kayak lagi nunggu seseorang, mungkin" ujarku seadanya, karena yakan aku gak tau seseorang itu sebenarnya lagi ngapain.

Siapa tau emang lagi pengen aja berdiri dipinggir supermarket, bisa aja kan.

"Mungkin mirip, tadi kan sudah ku bilang aku khawatirin kamu dirumah, ponselmu gak aktif kamu gak ngabarin mau pergi kemana sama siapa "

"Lagian kamu kalo kemana-mana minimal ngabarin rumah tasy, aku takut kamu kenapa-napa kamu baru bisa motor juga" lanjutnya panjang lebar.

"Aku sayang kamu, jadinya khawatir banget" celetuknya lagi padaku.

" I really soryy" gumamku lirih padanya, namun dalam hatiku ingin sekali berteriak sekeras-kerasnya.

#flasback off

Bahkan Kemaren selepas pulang dari taman aku tak bisa tidur rasanya muka Radit tuh dimana-mana bahkan saat tidur ia masuk ke dalam mimpiku, sungguh membuatku semakin terlihat gila.

Melihat kanan kiri takut ada yang liat dan mengiraku orang gila padahal memang iya gila akan pesona Radit.

Menjatuhkan wajahku pada tas yang tergeletak di meja menjadi opsi satu-satunya disaat beberapa teman sekelas ku mulai berdatangan.

Bahkan disaat-saat begini wajah radit masih terbayang-bayang, memang sialan, tapi... suka.

Kursi sampingku terasa ada yang mengisinya, dan bahuku tiba-tiba dipegang oleh tangan lentik.

Aku mengangkat wajahku dan menemukan Tania dengan wajah bingungnya

"Lo ngapain?"
Aku menunjukkan diriku dengan telunjuk tangan kananku.

"Iya Lo ngapain, udah kaya orang dongo" ceplosnya dengan tak tau diri.

Padahal dia juga sering begitu bahkan lebih parah, pernah suatu ketika ia malah berteriak sepanjang jalan taman dengan kata-kata "woyy crush ku jadi pacarku woyyy"

RADITAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang