Taeyong membantingkan tasnya pada kasur, wajahnya sedari tadi tertekuk kesal. Bahkan sang suami yang melihatnya saja hanya diam, ia hanya mengikuti kemana langkah Taeyong berjalan. Jaehyun menutup pintu kamarnya pelan, ia melangkahkan kakinya menghampiri Taeyong. Tangannya terulur untuk mengelus kepala sang istri, yang kemudian disusul dengan kekehan kecil.
"Kenapa kau malah tersenyum?!"tanya Taeyong, ia mendongakkan kepalanya menatap wajah sang suami yang semakin terkekeh.
"Kau sangat menggemaskan jika sedang merajuk seperti ini."jawab Jaehyun.
Taeyong mencebikkan bibirnya kebawah, ia melingkarkan tangannya di pinggang Jaehyun dan menyandarkan kepalanya pada perut sang suami. Jaehyun yang melihatnya hanya membiarkan, sesekali ia mengelus punggung istrinya itu.
"Sangat menyebalkan."desis Taeyong ketika ia mengingat kejadian disekolah tadi.
Bagaimana tidak kesal? Orang yang Taeyong temui tadi adalah mantan kekasih Jaehyun, bayangkan saja Taeyong harus berhadapan dengan mantan Jaehyun yang sangat gila itu. Bahkan tadi sempat terjadi perdebatan jika tidak Beomgyu hentikan.
"Dia memang menyebalkan."celetuk Jaehyun, ia melepaskan pelukannya dan menghempaskan tubuhnya ke kasur dengan posisi terlentang.
Kepalanya yang tadi menatap langit-langit ia tolehkan pada Taeyong, Jaehyun mengkode agar Taeyong ikut tiduran disampingnya, yang akhirnya dituruti. Taeyong memeluk Jaehyun erat, sesekali mengusel pada ketiak Jaehyun.
"Jika tidak Gyu hentikan, sudah aku pastikan wajah dia hancur."ucap Taeyong, Jaehyun yang mendengarnya bergidik ngeri.
"Kau mengerikan, sayang."ujar Jaehyun.
"Memang."balas Taeyong.
"Jika perlu, aku ajak untuk tanding balapan. Taruhannya adalah jika yang kalah, wajahnya harus bergesekan dengan aspal arena balapan. Namun cuacanya harus yang sangat panas terik, agar dia tau bagaimana panasnya aku dulu melihat mu dengan dirinya!"cerocos Taeyong, berbicara dengan wajah menatap ke arah langit-langit. Bahkan tatapan istrinya itu berubah-ubah, yang tadinya datar kini menjadi menyeramkan.
"Itu cukup sadis."ucap Jaehyun, ia membalas pelukan Taeyong. Mengubah posisinya, membawa Taeyong untuk tiduran diatas tubuhnya.
Taeyong yang diperlakukan seperti itu hanya diam, ia menyandarkan kepalanya pada dada bidang Jaehyun. Taeyong mendongakkan kepalanya, menatap wajah Jaehyun. Merasa ditatap, Jaehyun menunduk, ia tertawa kecil melihat bagaimana ekspresi Taeyong saat ini. Sangat menggemaskan.
"Kenapa?"tanya Jaehyun.
Taeyong menggeleng, tangannya itu ia ulurkan untuk membuka dasi Jaehyun. "Aku lapar."adu Taeyong, ia mengerucutkan bibirnya lucu.
"Ingin makan apa? Biar aku masakkan."ucap Jaehyun.
Taeyong menggaruk pipinya. "Aku ingin pesan saja, boleh?"tanya Taeyong.
"Tentu, ingin apa?"tanya balik Jaehyun.
Taeyong tersenyum senang mendengarnya, ia bertepuk tangan heboh. "Aku ingin ramen kuah Yakult, Jae."ucap Taeyong antusias, membuat Jaehyun yang mendengarnya sontak tersedak air liurnya sendiri.
"Dimana ada yang berjualan seperti itu?"tanya Jaehyun, ia mengkerutkan keningnya itu aneh.
"Ada Jaehyun! Kau tinggal pesankan aku ramen kuah dan Yakult saja, apa susahnya?"tanya Taeyong.
"Tapi sayang, itu tidak en-"
"Memangnya kau pernah mencobanya?!"tanya Taeyong galak, ia memasang wajah sebalnya.
"Oke fine, ramen kuah Yakult, ada lagi?"tanya Jaehyun.
Taeyong memasang wajah ekspresi seolah-olah sedang berpikir, jari telunjuknya ia ketukkan pada dagunya itu. Tak lama kemudian ia menggeleng
YOU ARE READING
BAD ROMANCE
Short Story[JAEYONG] [BXB] [MATURE] [BAD] [MPREG] "Haishh, lama-lama aku bisa gila karna mengurus keempat kurcaci itu." -Jung Taeyong. "Sayang, anak ku bukan kurcaci." -Jung Jaehyun. - "Yak Jung Jeno! Bisa kah kau tidak mengganggu adikmu itu?!" -Mark Jung. "Ti...