Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
•••
Jaehyun menjerit didalam hatinya kala melihat penampilan Taeyong sekarang, sangat tidak cocok dengan wajahnya yang tampan namun dominan cantik itu. Matanya tidak lepas dari gerak gerik Taeyong yang kesana kemari, bahkan keempat anaknya itu ikut berjajar disampingnya ikut menatap sang ibu.
"Bubu..."
Taeyong yang dipanggil pun menoleh dan tersenyum. "Ya Bomie ada apa?"tanya Taeyong, menghampiri anaknya itu yang mengerucutkan bibirnya sebal.
"Aku ingin ikut balapan."ujar Beomgyu tiba-tiba, membuat Taeyong yang mendengarnya terkekeh pelan.
"Heh, bagaimana bisa? Nanti yang ada Bomie terjatuh tanpa sepengetahuan bubu."balas Taeyong, ia menolak secara halus keinginan anaknya itu.
"Ish bubu, tidak apa. Aku akan duduk dibelakang bubu dan memeluk bubu erat, ya ya?"pintanya, mengeluarkan jurus aegyonya itu.
Taeyong menoleh ke samping, dimana suaminya itu yang setia menatapnya ditemani 3 anak lainnya.
"Bomie sayang, nanti saja ya kita balapan di sirkuit kita. Sekarang biarkan bubu turun ke arena dulu ya? Daddy janji akan menuruti kemauan Bomie nanti."ucap Jaehyun, ia menarik Beomgyu ke dalam pelukannya itu.
Mengelus punggungnya pelan dan mengayunkan kekanan kekiri. Beomgyu yang mendengarnya menyipitkan matanya, ia mendongakkan kepalanya pada sang ayah. "Hm, Daddy janji akan menuruti kemauan Beomgyu?"tanyanya, dan diangguki oleh Jaehyun.
"Tentu saja, demi anak daddy."balas Jaehyun.
Mark, Jeno, dan Sungchan memutar bola matanya malas. Selalu saja begitu, Beomgyu paling dimanjakan oleh kedua orangtuanya, mungkin karna statusnya sama dengan sang ibu? Tidak mereka tidak iri, mereka juga sama dimanjakan seperti Beomgyu, hanya saja Beomgyu lebih dimanjakan dari mereka.
