#2 Red Rose

173 16 2
                                    

Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 08.45 menit, tetapi Tegar belum juga datang menghampirinya. Yota sampai bosan menunggu. Panggilan teleponnya tidak diangkat. Akhirnya gadis itu memutuskan menghampiri Tegar yang berada persis di depan rumahnya.

"Assalamu'alaikum ... permisi." Yota mengucap salam setelah melewati pintu gerbang.

"Walaikumsalam, Kak Yota? Masuk, Kak." Tia--adik perempuan Tegar--menyambut di ruang utama. Gadis remaja itu tengah duduk santai di sofa membaca buku sambil menggiling keripik kentang di dalam mulutnya.

"Tegarnya mana, Ti?"

"Abang! Dicariin Kak Yota, nih!" teriaknya. "Duduk dulu, Kak," ucap Tia lagi.

Yota tersenyum simpul kemudian duduk di sofa bersebrangan dari posisi Tia.

"Keripik kentang, Kak," tawarnya ke Yota.

"Terima kasih, Tia. Tapi aku udah kenyang."

Lima menit berlalu membuat Yota geregetan karena Tegar belum juga keluar. Ngapain aja, sih, dia?

"Mau ke mana, Kak?" tanya Tia memecah kesunyian.

"Aku juga nggak tahu Tegar mau ngajak ke mana?"

"Nggak jelas emang tu orang," ucapnya mengatai Tegar.

"Eem ... sorry lama." Tegar muncul setelah membuat Yota bosan menunggu.

"Buset! Wangi banget!" Tia refleks menutup hidungnya. "Parfum satu botol, Abang tuang ke badan, ya?"

"Apa, sih? Ya, nggak dituang-tuang juga."

"Segitunya pengen menarik perhatian Kak Yota," celetuk Tia berhasil membuat Tegar terbelalak.

"Heh! Diem lo, Bocil!"

Gadis remaja itu hanya mengedikkan bahu cuek sambil kembali menggiling keripik kentang ke dalam mulut.

"Bantuin ibu sana. Tindak tanduk lo udah kayak anak raja aja."

"Bodo!"

"Dasar, Manja!"

"Biarin."

Yota hanya diam menyaksikan interaksi antara Tegar dan Tia. Begitulah dinamika kakak-adik. Sayang, Yota tidak bisa merasakan momen seperti mereka, itu karena dia anak tunggal.

"Berangkat, yuk," ajak Tegar.

Yota hanya mengangguk sekali sebagai respons.

"Eh, tunggu! Kalian cocok lho, kenapa nggak pacaran aja, sih?"

Tegar dan Yota saling melempar tatapan.

"Cieeee ...." Lagi-lagi Tia menggoda keduanya.

Yota tersenyum kaku.

"Kalau dijadikan judul FTV bagus tuh, 'Pacarku, Teman Sepermainanku'." Tia terkekeh.

"Udah, deh, Yot, mending kita berangkat sekarang."

Yota mengangguk. "Kita berangkat dulu ya, Tia. Pamitin sama Tante Widya. Dadah." Yota berpamitan.

"Dadah," sahut Tia riang. Setelah keduanya pergi dari hadapan Tia, gadis remaja itu tersenyum miris. "Kasihan mereka. Terjebak friendzone," gumamnya kemudian kembali fokus pada buku di tangannya.

Tegar mengulur helm warna pink motif Hello Kitty ke arah Yota. "Nih, mau dipakekin sekalian nggak?"

Yota menyerobot helm dari Tegar. "Nggak perlu!"

Tegar mengulum senyum. Menggoda Yota adalah hobinya.

"Mau ke mana kita?" tanya Yota.

"Mau ke pasar bunga, kan? Gue anter ke pasar bunga dulu. Abis itu, baru kita muter-muter."

Erstwhile Memory (On going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang