BAB 1 WAKTU PERTAMA

12.8K 686 25
                                    


"Kutemukan kau diwaktu yang tepat, tapi aku lupa kapan waktunya, tiba-tiba semua berubah menjadi tidak tepat"

.

Waktu Pertama,
.
.
Taruna bersidekap didepan jendela besar di ruang kerja milik almarhum ayahnya, Heru Hardiatmaja, tokoh utama dibalik tangguh nya Hardiatmaja Juang Coorporate.

Ayah yang ia kagumi dan hormati.
Ayah yang menjadi idola dan panutannya. Juga seorang Ayah yang telah membuatnya jatuh dalam gelapnya rasa kecewa.

Tapi rasa hormatnya tetap ia berikan, karena Orang tua bukanlah manusia tanpa salah.

Taruna menghela nafasnya. Kembali menatap sekelilingnya.

Ruangan ini tidak berubah dari dulu, semua perabot dan barang barang lainnya masih dalam posisi yang sama.

Bahkan komputer keluaran lama era 80 masih terawat dengan rapi.

Semasa hidupnya, Gendhis Wulandari, ibu nya yang tetap menjaga ruangan Ayah tetap seperti ketika beliau masih hidup.

Kini Setelah ibu nya tiada, Taruna yakin ia juga tidak akan mengubah apapun dari ruangan ini.

Kini saatnya ia kembali,kembali ketempat seharusnya ia berada, dan hari ini adalah hari kebebasannya.

Cukup sudah derita atas pengkhianatan yang dilakukan oleh seorang yang dulu sangat ia sayangi.

Rasa sakit itu bahkan tidak pernah hilang, bahkan semakin membuatnya menanam kebencian yang besar.

Taruna mengalihkan pandangannya dan kini ia duduk di kursi dibalik meja kerja Ayahnya yang masih kokoh.

Hari ini satu tahun kepergian ibu. Dan kini ia sedang menunggu kehadiran sang ular licik yang sudah tak sabar ia singkirkan.

Dan benar saja...

Pintu ruangan itu terbuka.

Tanpa merasa perlu repot mengetuk pintu, seorang wanita muncul dari balik pintu itu dan langsung memasuki ruangan tanpa dupersilahkan.

Seorang wanita yang tau bagaimana tampil dengan anggun dan menawan.

Jika saja penampilannya seperti sifatnya, decih Taruna dalam hati.

Taruna sudah terbiasa dengan sikap acuh dari wanita yang memiliki ekspresi paling dingin yang pernah ia temui.

Padahal dulu.....

Taruna berkali kali bertanya bagaimana wanita ini berubah menjadi culas tapi begitu disayangi ibu nya?.

Dan sayangnya wanita yang sangat cantik dan angkuh tak tersentuh ini adalah ISTRI nya...

Lima Ayudia Hardiatmaja terikat dengan tali pernikahan dengan dirinya.

Ya, Wanita itu istrinya dan sebentar lagi akan jadi mantan istri.

Mereka menjalani kehidupan suami istri hanya diatas kertas. Mereka terikat secara sah secara hukum dan agama.

Lima datang dengan mendekap sebuah map berwarna coklat didadanya.

Wajahnya datar tanpa ekspresi langsung duduk tanpa diminta
Taruna hanya menunggu sambil mengamati Lima seperti seorang pemangsa.

Taruna menunggu apa lagi yang akan dilakukan calon mantan istrinya ini.

"Ini akta perceraian kita, aku sudah mengurusnya. ini salinannya. Yang asli ada pengacara bersama beberapa hal lain..."

Ah, akhirnya menjadi mantan juga.

Taruna mendiamkan map yang diletakkan Lima diatas meja itu. Matanya terus menatap tanpa sedikitpun melepaskan pandangannya.

Ada kemarahan besar yang menggunung dalam dadanya yang berusaha ia tahan, meskipun ia ingin sekali mengguncang-guncang wanita itu karena telah merusak hidupnya.

Lima terlihat seperti biasa, tidak terpengaruh dengan apa pun disekitarnya. Meskipun ia tau tatapan Taruna bisa menghancurkan nya saat itu juga.

"Urusan kita sudah selesai, aku sudah menepati janjiku...".Suaranya terdengar sangat kaku dan dingin.

Siapa aja yang mendengar wanita ini berbicara pasti tidak akan berani membantah.

Tidak ada satupun staf yang berani datang dalam keadaan tidak siaga.

Lima tanpa sungkan melempar para stafnya  yang dianggapnya tidak kompeten kejalanan.

Ia langsung berdiri dan berbalik tanpa menunggu Taruna menanggapi, karena ia tau pria itu membencinya.

"Aku tidak tau bagaimana kamu bisa hidup dengan tenang, tanpa rasa bersalah sedikitpun".Kalimat itupun keluar juga dari mulut Taruna, ia tak tahan untuk tidak mencela.

Lima berhenti sejenak, ia tidak berbalik memandang Taruna.

Selama enam tahun ia banyak belajar untuk bisa bertahan, dan ia selalu berhasil tegar didepan siapapun yang merendahkan dirinya.

"Maaf......"

Taruna terkekeh dengan rasa muak yang besar.

"Kamu tidak pantas mengucapkan kata itu...tidak pantas..." Desis Taruna

Lima mengangguk dan berkata tanpa nada.

"Mas benar, saya tidak pantas..."

"Jangan pernah perlihatkan lagi wajahmu dalam hidupku..ingat! itu juga janjimu...". Satu nada tegas berisi peringatan Taruna berikan. Ia ingin menunjukkan jika ia tidak main-main dengan hal itu.

Lima mengangguk.

"Aku ingat..."

Lima melangkahkan kakinya keluar tanpa sedikitpun menoleh, berlalu dari pandangan Taruna yang membakarnya.

Taruna meraih map coklat itu dan melihat isinya. Lalu ia tertawa sumbang, hampir enam tahun ia menanti surat kebebasan ini.

Enam tahun ia harus menyakiti seseorang yang sangat ia cintai dengan segenap hatinya.

Wanita satu satunya yang membuatnya bisa bertahan dalam pembuangan.

Taruna terbuang tapi terus menjadi budak. Ia berkali-kali ingin membangun usahanya sendiri .

Tapi semua usahanya gagal, ia tau itu semua campur tangan dari Hardiatmaja Juang Coorporate.

Pada akhirnya ia harus kembali meneruskan bisnis keluarga, tetapi hanya menjadi kacung dengan gaji disesuaikan, semua diserahkan pada Lima. Dan ia  semakin muak karena hidupnya tergantung pada keputusan wanita itu.

Diremasnya kertas itu dengan kemarahan yang meluap, ingin sekali ia menghancurkan sesuatu yang bisa membuatnya meredam rasa marah ini.

Ia harus segera pergi dari tempat yang menyesakkan ini.
Wanita itu masih tinggal di rumah ini, ia akan kembali jika wanita sialan itu angkat kaki dari rumah ini.

Bagaimanapun caranya, Taruna akan mengambil alih rumah peninggalan orang tuanya ini.

Entah apa yang merasuki Ayah dan ibu nya yang membuat seluruh aset mereka menjadi atas nama Lima.

Lima boleh mengambil yang lain tapi tidak dengan rumah ini, rumah yang menjadi saksi kehidupannya mulai dari lahir hingga ia dewasa bahkan sampai kebahagiaannya lenyap ditelan keserakahan wanita licik yang bernama Lima Ayudia.
.
.

******
.
.
.

"Jika aku berdaya, bisa kah aku menjadi seperti yang aku mau?

Menghapus semua air mata mu...."

5 Juni 2022








MEMINJAM WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang