BAB WAKTU KESEMBILAN

4.1K 426 24
                                    


"Waktu mengajarkan aku arti sebuah perjalanan,
Dimana semua ada maknanya,
jika saja aku mau belajar Memahaminya..
Jadi sekarang, aku hanya punya dua hal,menyesal
atau
mulai memperbaiki..."



Waktu Kesembilan

Ia merasa lebih kuat saat ini. Semua keinginan otaknya sudah mulai bisa terkoordinasi. Ia sudah bisa merasakan otot mata, tangan dan kakinya. Kini ia sedang mencoba membuka matanya.

Ahh...selalu saja ada yang belum  pas. Syarat syaraf nya masih saja belum sempurna

Suara pintu yang dibuka mengisi keheninagan kamar. Lalu langkah kaki dan wangi parfum maskulin menambah perubahan suasana.

"Selamat pagi sayang....bagaimana tidurmu malam tadi?"

Suara lembut dan berat itu kembali menyapa telinganya. Sebentar lagi sebuah kecupan akan mendarat dikeningnya.

Dan itu terjadi.

Lalu sebuah tangan besar akan membelai rambut dan turun ke pipinya.

"Belum mau bangun baby?...aku kangen...mungkin kamu bosan dengerin ini, tapi bener aku kangen...lusa cuti ku habis, aku hanya bisa datang malam,itupun pasti malam banget, rumah sakit paling ijinin aku sebentar buat liat kamu, aku pasti tersiksa.. makanya kamu bangun ya...biar aku bisa bawa kamu pulang...?"

Suara itu terdengar membujuk. Nada yang sarat akan kesedihan. Kali ini ia bisa mendengar lebih banyak. Kemarin kemarin ia hanya bisa bertahan beberapa saat, lalu suara berat itu menghilang begitu saja. Kini bahkan ia masih kuat untuk mendengar.

"Yang, kamu mau aku masakin apa kalau udah bangun nanti? belum terlalu pas sih...cuma kemampuan masakku mulai menurun sejak kamu disini...aku jadi jarang masak lagi, ngga semangat..." Lalu terdengar suara kekehan yang dipaksakan.

Kini ia mulai merasa ia harus mengingat suara siapa yang terus mengajaknya bicara ini. Ia yakin tidak pernah mendengar suara ini selama hidupnya.

Ia hanya...

Tiba tiba rasa pusing itu kembali menyerang.

Oh tidak rasa sakit itu, ia tak mau lagi!

Tidak!!

Siapapun tolonglah...
tolong ia tidak akan sanggup menahan rasa sakit itu lagi..

Ia berusaha menggapai sesuatu untuk menahannya agar tidak terhisap pada pusaran hitam itu lagi.

Tolong!!

Apa ia bisa bersuara? Mulutnya terasa kering.

Tolong!

Ia bisa mendengar suara dengungan ritmis itu berubah-ubah, suara-suara mesin seperti memberi peringatan, menimbulkan suara berisik ditelinganya

Tolong!

Ia ketakutan..

Ia bisa merasakan tangannya mencengkram kuat

Lalu suara kaki yang berlarian serta suara suara tertahan.

"Alin...? Alin?....Dokter! tolong...Alin memberi respon Dok...suster..Alin bergerak..."

Suara kacau terdengar disekitarnya.

Alin?

Siapa Alin?

Tubuhnya mengejang, ia merasa ada banyak tangan yang memegang bagian-bagian tubuhnya, suara suara perintah dan bunyi mesin silih berganti memasuki pendengarannya.

MEMINJAM WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang