🌼 Happy Reading 🌼
.
.
.Sudah satu bulan berlalu semenjak Julian keluar dari rumah sakit. Tidak banyak yang berubah, dan satu hal yang pasti, Julian tidak melanjutkan sekolahnya di tempat yang dulu lagi. Karena alasan kesehatannya yang lebih diutamakan saat ini. Tapi Julian mengikuti home schooling yang dicarikan Marvin untuknya, dan tampaknya Julian menikmati itu.
Dan kebetulan sekali, saat itu para siswa sekolah baru saja memulai libur semester genap, dan itu berlangsung selama dua Minggu. Julian pun mendapat libur sekolah karena gurunya yang mengajarnya sedang pergi ke luar kota sebab ada urusan.
Tok!
Tok!
Tok!"Julian."
Si pemilik nama lantas menoleh ke arah pintu masuk. Dilihatnya Noval baru saja masuk ke kamarnya dengan membawa sebuah nampan berisi makanan.
"Aku bisa ambil sarapan sendiri ke bawah, Kak."
"Di bawah lagi ada temannya Mas Johan. Kamu sarapan di sini aja, biar gua temenin."
"Kak Opal udah makan?"
"Udah, barusan. Bisa gak sih jangan panggil gua Opal? Aneh tau gak!"
"Tapi lucu loh, Kak. Dan cuma aku kan yang panggil kayak gitu, hehe."
"Terserah lu deh, pasrah gua. Yang penting lu seneng. Ayo sarapan, mau ke luar, kan?"
Julian langsung mengangguk mengiyakan sambil menyuap nasi goreng buatan Noval. Ia sesekali juga meneguk jus jeruk segar yang selalu dibuatkan Noval untuk si bungsu.
"Ketemu di mana nanti sama Gia?"
"Ada kafe baru di kasih tau Jaya, Kak. Rencananya mau ke sana aja."
"Udah kasih tau Gia alamatnya?"
"Tadi udah aku chat, Kak."
"Bagus. Datang lebih awal, jangan bikin cewek nunggu lama. Ngerti?"
"Iya, Kak Opal!"
"Opal lagi. Hadeuh..."
Noval mengusap wajahnya lelah karena panggilan aneh dari Julian. Namun sebenarnya lelaki itu tidak masalah dengan itu, karena Julian tampak menyukai nama tersebut.
Setelah selesai membersihkan kamar dan semua teman Johan pun telah pergi, Julian tampak sudah siap dengan pakaiannya yang sederhana. Baju kaus lengan panjang berwarna biru muda dan celana dasar panjang berwarna hitam melengkapi penampilannya. Tak lupa sedikit menyemprotkan parfum aroma cool mint ke tubuhnya, Julian pun siap untuk pergi siang itu.
"Wess! Ganteng bener Adek gua!"
Hendra berdecak kagum melihat penampilan Julian yang terbilang sederhana namun modis.
"Biasa aja lah, Bang."
"Tapi emang keren kok, Ian. Gaya lu keren," timpal Johan.
"Makasih, Mas Jo. Aku pergi dulu ya, semuanya. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh."
Julian melambaikan tangannya pada semua saudaranya yang saat itu duduk di ruang tengah, dengan senyum lebar di wajahnya.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakaatuh," jawab mereka semua bersamaan.
Marvin yang baru saja menampakkan diri dari arah dapur dan bergabung di ruang tengah, terus saja melihat kepergian Julian yang semakin lama mulai hilang dari pandangannya.
Kenapa perasaan gua gak enak, ya? Semoga nggak terjadi hal buruk sama Julian nanti. Ucap Marvin dalam hati.
🌼🌼🌼
![](https://img.wattpad.com/cover/290260347-288-k73029.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf Dari Julian - Park Jisung [END]
RandomFollow before reading! Thanks Jika ditanya soal keinginan, maka Julian akan menjawab, "Aku ingin selalu bahagia bersama keluargaku, walaupun aku tidak bisa selamanya bersama mereka." Tapi kalimat itu hanya menjadi keinginan semata baginya, karen Jul...