[5]Akaashi

1.1K 121 23
                                    

Akaashi buru-buru pulang ke rumah setelah mendapat telepon dari kakak tertuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akaashi buru-buru pulang ke rumah setelah mendapat telepon dari kakak tertuanya. Dia bisa mendengar Tobio menangis kencang. Apapun itu asal jangan suara tangisan adik kesayangannya.

Tanpa memperdulikan kekasihnya yang masih makan dia pergi meninggalkan perempuan itu tanpa sepatah katapun.

Sesampainya di sana Akaashi melihat Suga, Semi, Atsumu, Oikawa dan Kenma menunggu di depan pintu kamar Tobio dengan cemas. Suga yang pertama kali menyadari kehadiran Akaashi menarik tangan anak kelima dari tujuh bersaudara itu cepat "cepat Akaashi, Tobio belum keluar kamar sejak tadi"

Akaashi bisa melihat raut cemas, marah, sedih dan takut di masing-masing wajah saudaranya. Akaashi mengangguk dan mengetuk pintu kamar si bungsu pelan "Tobi.. Ini aku, biarkan Niisan masuk ya" Akaashi mendengar suara tangisan lirih dari dalam kamar Tobio.

"Tobi.. Buka pintunya" Bujuk Akaashi.

Tak lama mereka mendengar suara langkah kaki pelan dan pintu berwarna gading itu terbuka menampakan sosok mungil yang langsung menubruk dan memeluk Akaashi erat.

Tobio sesegukan di dada Akaashi, Akaashi mengusap punggung Tobio lembut dan mencoba melihat wajah adiknya. Tobio menggeleng dan semakin mengeratkan pelukannya. Keenam orang itu sontak menghela nafas.

"Malam ini mau tidur bersama? " Tanya Akaashi mengusap-usap surai raven Tobio. Tobio mengangguk kencang tanpa memperlihatkan wajahnya. Atsumu dan Tooru tampak cemburu namun tak bisa berbuat banyak.

Saat sedih hanya Akaashi lah yang mampu menenangkan adiknya. Itu karena Akaashi sangat mirip dengan mendiang ibunya.

Tanpa membiarkan Akaashi berganti pakaian Tobio menarik Akaashi ke dalam kamarnya dan memeluk Akaashi sepanjang malam.

Setelah setengah jam berlalu akhirnya Tobio tertidur pulas. Matanya sembab, hidungnya merah dan masih sesegukan dalam tidurnya. Rahangnya mengeras melihat jejak air mata di pipi adiknya. Terakhir Tobio menangis seperti ini saat kedua orang tua mereka meninggal karena kecelakaan.

Suga masuk membawa segelas susu hangat dan kompresan. Dengan telaten si sulung membersihkan tubuh adiknya dan mengganti pakaian Tobio dengan piyama tidur kesukaannya.

"Apa yang terjadi Suga-nii? " Tanya Akaashi datar.

Suga memberitahu jika Tobio hampir dilecehkan Kiyoomi tadi. Jujur saja Suga merasa bersalah karena mengajak Tobio ikut, mengerti perasaan kakaknya Akaashi menepuk punggung tangan Suga pelan "ini bukan salah Suga-nii. Sekarang Tobio baik-baik saja, mulai sekarang kami akan bergantian menjaga Tobio saat Suga-nii tidak ada di rumah"

✔[ Setter SQ ] BrocomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang