7

3.1K 465 36
                                    

Setelah mengantarkan anak-anak ke apartement Haechan dan Mark. Renjun memaksa Jeno menemuinya di cafe. Dia butuh penjelasan, bisa-bisanya kedua sahabatnya kembali tidur bersama. Padahal keduanya sudah berpisah.

Kalau begitu untuk apa bercerai? 

Tak!

Renjun meletakkan ponselnya kasar di atas meja, matanya tajam menatap Jeno yang nampak tenang tidak terpengaruh sikap sok mengintimidasi teman didepannya.

"Jangan bodohin aku deh Jen, bukannya aku gak tau ya kamu kuat minum" Renjun tidak habis pikir.

Jeno memalingkan wajahnya, dia menghela napas. Dia sudah menceritakan kronologi mengapa dia dan Jaemin berakhir bersama ditempat tidur. Namun, Huang Renjun ini masih tidak percaya.

"Kalian berapa bulan sih cerai?" Perlahan Renjun bersikap lunak. Dia memahami, kedua sahabatnya itu masih muda, mana belum ada pasangan masing-masing. Wajar aja kalau ada rasa kangen.

Jeno kembali mengalihkan pandangannya dan menatap lurus ke arah Renjun.

"Renjun, ada satu hal yang gak kalian ketahui... Aku gak pernah 'tidur' sama Jaemin lagi sejak Jisung usia dua tahun" Jeno membuka kisah masa lalu, dia tidak ingin orang-orang nantinya memandang Jaemin jelek setelah ketahuan tidur dengannya.

Renjun tertegun sesaat, "Hah?"

* * *

Lima tahun lalu

Kata orang-orang...

Kehidupan Na Jaemin sangat diberkati, memiliki suami tampan yang penyayang serta buah hati yang lucu nan menggemaskan. Keluarganya juga bercukupan, intinya jika dilihat keluarganya selayaknya keluarga paling bahagia di muka bumi ini.

Tapi...

Tidak ada yang sempurna di dunia ini...

"KATAKAN! KATAKAN BERAPA KALI KAU TIDUR DENGANNYA!" Teriakan itu menggema sembari telunjuk menunjuk lantang pemuda dihadapannya. 

"Aku tidak tidurnya dengan Na. Tolong dengarkan aku dulu!"

Pemuda lainnya dengan tatapan nanar memandang penuh ketidakpercayaan.

"TIDAK TIDURNYA KAU BILANG?! ORANG BODOH MANA YANG KAU COBA KELABUI?"

"Na! Aku...-aku hanya menciumnya sekali! Dan itu tidak berarti apa-apa!"

Perasaan Jaemin terluka mendengarnya, air mata yang dia tahan tadi akhirnya tumpah. Pipi mulusnya basah, Jeno melihat itu berniat mendekat untuk menghapus.

"Tidak sayang... Ku mohon jangan menangis" 

PLAKKK

Tamparan keras dan tentu saja menyakitkan Jaemin layangkan di pipi mulus pasangan hidupnya.

"Apa? Hanya ciuman kau bilang? Apa kau sadar? KAU SUDAH TELAH BERSELINGKUH DARIKU BANGSAT!!!"

"Na... Tolong, itu hal terbodoh yang ku sesali. Aku berani bersumpah aku tidak akan mengulangi kebodohanku untuk kedua kalinya! Beri aku kesempatan!"

"STOP! Jangan membawa sumpah busukmu itu! Cukup aku saja yang kau tipu!" 

Jaemin berjalan ke kamarnya, Jeno bergegas mengikuti dibelakang.

"Sayang! Dengarkan aku dulu!" 

Menghentikan langkahnya, dia berbalik dan menatap Jeno penuh amarah.

"Katamu! Aku sempurna untuk menjadi pasangan hidupmu... Untuk menjadi orang yang melahirkan anakmu! Apakah dia! Wanita jalang itu melebihi kesempurnaanku?!"

"DIA LEBIH CANTIK?! LEBIH BERISI?! APA KARENA DIA MEMILIKI BUAH DADA?! SEHINGGA KAU GATAL INGIN MENIDURINYA!!!!!" 

"LEE JAEMIN! AKU TIDAK TIDUR DENGANNYA! SUDAH KUKATAKAN! KAMI HANYA SEKALI BERCIUMAN! Dan itu ku akui adalah kebodohanku... Maafkan aku..." Jeno memandang Jaemin penuh keputus asaan.

"HAHAHA... haha..." Jaemin tertawa, namun air matanya mengalir deras.

"Aku hamil tiga bulan Jen..."

Ketika Jaemin selesai berucap, ada sejuta bom yang menghantam relung hati Jeno.

"Sayang!"

"Seharusnya malam  ini aku memberimu kejutan, rupanya malah duluan kau yang membuatku terkejut!"

Jeno meraih tangan Jaemin dan menciumnya berulang kali.

"Sayang, maafkan aku... Ku mohon..."

Jaemin menggelengkan kepalanya, dia melepas paksa tangannya.

"Aku tidak pernah bisa memaafkanmu, aku sedang hamil tapi kau berusaha bercinta dengan orang lain! DIMALAM DIMANA AKU INGIN MEMBERIMU KEJUTAN!!"

Jeno menatap Jaemin tidak berdaya.

"Sayangku, aku tidak berselingkuh..."

"TIDAK BERSELINGKUH!?! ANDAI AKU TIDAK DATANG MEMERGOKI?! APA YANG AKAN TERJADI SELANJUTNYA?! BANGSAT SIALAN! AKU MEMBENCIMU!"

"NAAA!"

Jaemin terengah-engah, dia perlahan merasakan sakit diperutnya.

"Kau tidak mencintaiku Jen"

"Aku mencintaimu!"

Menggelengkan kepalanya, "Seharusnya jika kau mencintaiku. Kau mengingatku dan tidak berselingkuh. Kau tidak berpikir bagaimana kita setelah ini? Bagaimana sikapmu terhadapmu? lima tahun? sepuluh tahun dari sekarang? Katakan! Katakan bagaimana bisa aku mempercayai seseorang yang sudah merusak KEPERCAYAANKU?!!"

Jeno tidak bisa berkata apa-apa, dia hanya terdiam mengamati Jaemin yang masih dikuasai amarah.

"Aku kecewa... Setidaknya kau mengingat Jisung. Seperti apa reaksinya saat dia tahu bahwa ayahnya telah bersama perempuan lain disaat bunanya tengah hamil adiknya? Lalu bagaimana ketika anak keduamu yang juga mengetahuinya?" Pertanyaan Jaemin sarat kekecewaan yang luar biasa.

"Ka-AKH!!"

Brukkk

Rasa sakit yang tajam terasa dibagian bawah perut Jaemin sampai dia tidak mampu berdiri.

"NAAA!" Jeno cepat meraih Jaemin dan dia memeluknya sebelum Jaemin benar-benar menyentuh lantai.

"Sa-sakit" Jaemin mengeluh sembari memegang perutnya.

"Sakit? Tenang sayang! Kita kerumah sakit sekarang!" Mendengar keluhan Jaemin, Jeno mendadak panik.

Saking sakitnya, kedua matanya mengabur namun bayangan Jeno yang terserang rasa panik masih jelas.

"Ji-jika ada... apa-apa dengan bayiku... A-aku tidak memaafkanmu"

ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang