Renjun tidak punya maksud membocorkan rahasia Jeno dan Jaemin. Tetapi, dia kesal mendengar Jeongin berkata.
"Coba Jaemin sama Jeno rujuk aja. Kan Jisung gak kabur-kaburan. Lagian apa kurangnya Jeno sih? Dia ganteng, tajir, bucin dan yang paling penting setia. Jaeminnya aja kurang bersyukur..." Ingin sekali Renjun yang kesabarannya setipis tisu ini menempeleng kepala Jeongin.
Dia tahu yang paling iri dengan hidup Jaemin adalah Jeongin. Bagaimana ya... Dulu dengar-dengar dari Haechan, Jeongin sempat ngecrush Jeno sewaktu SMA sebelum berbelok mencintai Hyunjin. Itupun gara-gara Jeno tidak bisa melihat siapapun dimatanya selain Jaemin.
"Kurang bersyukur apanya?!" Renjun marah.
"Iya, kurang bersyukur dikasih kehidupan pernikahan yang sedemikian rupa. Dianya milih cerai, alasannya tidak sama lagi visi misi pernikahan mereka. Bilang saja dari awal kalau memang gak cinta Jeno"
"Wah!" Renjun memegang tekuknya, amarahnya diambang batas.
"Ya Jaemin gak bakal gugat cerai kalau Jenonya gak selingkuh!"
"Hah?"
"Maksudnya? Jeno selingkuh?" Haechan terkejut setengah mati.
Renjun terdiam, seketika dia menyesal atas apa yang sudah dia katakan. Namun, didetik berikutnya dia merasa tidak ada salahnya. Selama ini, jujur saja Jaemin dibicarakan diam-diam dibelakang karena keputusannya bercerai. Padahal rumah tangga keduanya diidam-idamkan banyak orang. Termasuk Renjun sendiri yang tidak tahu akar permasalahan temannya. Dia merasa rumah tangga Jaemin baik-baik saja, tidak seperti rumah tangganya bersama Mark yang sejak awal sudah gonjang-ganjing.
Dia merasa Jaemin terlalu bodoh melepas seseorang seperti Jeno.
Sekarang, dia jadi menyayangkan Jaemin menikahi Jeno.
"Benar?" Haechan ingin menangis.
Renjun diam seribu bahasa.
"Bohongkan?" Seungmin yang sejak tadi diam memperhatikan perdebatan teman-temannya ikut mengkonfirmasi.
"Kata Jeno dia khilaf" Percayalah Renjun ingin menangis mengatakanya. Bisa dia membayangkan Jaemin bergelut dengan pikirannya sendiri selama lima tahun. Sembari menanggung luka yang tidak pernah sembuh.
"Lalu apa masalahnya?" Tanya Jeongin, "Hyunjin juga pernah selingkuh tetapi aku maafkan, kalian tahu itu"
"Maksudmu? Kau ingin Jaemin memaafkan Jeno seperti dirimu memaafkan Hyunjin?!" Haechan terbawa emosi, dia tahu Jaemin bagaimana. Prinsipnya... Kepribadiannya... Tidak mudah begitu saja sampai Jaemin membawa ini semua ke meja perceraian.
"Tidak, maksudku mereka memiliki Jisung. Tidak berpikir bagaimana anak itu nantinya? Kalian lihat sendiri. Sudah ada contohnya Jisung kabur..." Jeongin tidak ingin disalahpahami.
"Lagipula wajar Jeno khilaf, dia bersama Jaemin hampir dua puluh tahun" Tambahnya. Ayolah, kemarin teman-temannya membela Jeno sekarang setelah Jeno ketahuan selingkuh teman-temannya menyalahkannya.
"Kau pikir Jeno selingkuh baru kemarin? Itu lima tahun yang lalu"
"Kalian ingat waktu Jaemin masuk sakit lima tahun lalu? Yang katanya asam lambungnya kronis? Dia bohong... Hari itu dia keguguran habis lihat Jeno cipokan sama Heejin, sekertaris lakinya" Renjun adalah orang yang anggun walau pemarah dalam keseharian. Hanya saja dia tidak menahan lidahnya, kesal akibat perbuatan yang diakui oleh Jeno sendiri.
"Jeno anj-" Jeongin mendadak ingin mengumpat.
Seungmin mengepalkan tangannya, kebenciannya pada Jeno meningkat. Dia selalu yakin, Jaemin tidak mungkin mengajukan gugatan cerai dengan alasan remeh.