15

2.3K 289 25
                                    

Kata orang pernikahan itu ada aja ujiannya, apalagi awal-awal. Dimana saat kedua pasangan baru menyesuaikan diri satu sama lain. Tidak peduli lama atau sebentar masa kencan, pasti ada saja yang menjadi pengecualian dan mengejutkan pasangan. Sedikit banyaknya bisa menjadi masalah walau hal-hal remeh.

Termasuk Jaemin, dia terkejut mendapati ternyata selama ini Jeno diam-diam merokok. Jaemin kecewa, sampai menangis sesugukkan. Jeno diam disamping Jaemin, membiarkan pasangan hidupnya itu merasa mendingan.

"Janji, aku gak bakal merokok lagi. Aku cuman stress belakangan ini" Jeno memeluk Jaemin. Si manis kesayangannya memberontak.

"Aku gak mau kamu peluk, kamu bau rokok"

"Iya sayang, maaf ya. Aku mandi yang wangi. Biar gak ada bau rokok. Jangan nangis lagi... Kasihan dedek bayinya" Bujuk Jeno, Jaemin cemberut.

"Dedek bayi mau ramyeon" Kebiasaan baru Jaemin setelah hamil apapun kegiatannya pasti makan ujung-ujungnya.

"Iya, ayah mandi dulu ya dek. Nanti baru kita makan ramyeon sama-sama" Jeno mengelus perut Jaemin yang mulai membuncit.

Pipi Jaemin memerah, dia tidak terbiasa mendengar panggilan Jeno yang menyebut dirinya sendiri ayah. Agak geli, tapi Jeno cocok dipanggil ayah.

Usia kandungan Jaemin saat itu tujuh bulan, kakinya perlahan bengkak. Sedikit banyaknya dia menderita, pinggangnya sakit dan mulai gampang lelah. Jeno atas inisiatifnya sendiri membeli mobil bekas. Padahal tabungan keduanya menipis. Jaemin merajuk dan tidak mau bicara pada suaminya itu.

Butuh waktu seminggu bagi Jeno memberi pengertian untuk Jaemin. Dia tidak tega Jaemin terlalu lelah apalagi stasiun kereta api dan halte bus jauh dari apartement mereka seperti beberapa waktu yang lalu sehabis mereka kontrol kandungan. Apalagi nanti saat kontraksi melahirkan Jeno tidak tega membiarkan Jaemin berjalan.

"Ada taksi"

Jeno menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Uangnya padahal bisa ditabung" Jaemin sedih.

"Aku jual lagi mobilnya?"

Jaemin membuang muka, "Udah terlanjur..."

Malam harinya, Jaemin tersenyum senang duduk dikursi penumpang sembari tangannya dan Jeno saling terkait. Sementara tangan kiri Jeno sibuk memegang kemudi.

Bukannya Jeno tidak tahu, Jaemin pernah menggodanya sewaktu kuliah. Dia bilang ingin night drive kalau sudah punya pacar. Karena waktu itu Jeno belum bekerja, dia hanya tersenyum dan berjanji didalam hati akan mewujudkan mimpi si manis yang tengah mengkhayal disampingnya.

Tabungan memang menipis tetapi temannya ada yang sedang kepepet butuh uang cepat. Memikirkan masa lalu dan wajah penuh keringat Jaemin akibat berjalan jauh dari halte bus. Tanpa berpikir banyak dia membelinya.

"Mau kencan di sungai Han" Tanya Jeno, senyumnya tidak luntur melihat Jaemin menikmati pemandangan malam kota Seoul dari balik jendela mobil.

"Mauuuu~ Beli odeng sama toppoki ya..." Jeno tertawa mendengar permintaan Jaemin.

"Uangnya gak ditabung?" Dia sengaja menggoda Jaemin, benar saja kesayangannya sedikit merajuk.

"Berapalah harga makanan itu dibanding apa yang kamu habiskan?. Lagipula ini kemauan dedek bayi"

"Kasihan dedek bayi selalu dikambing hitamkan sayang terus... AAA AKHH! SAYANG SAKIT!" Jaemin tidak terima dikatai suaminya jadinya mencubit sekuat tenaga.

* * *

Jeno sedih melihat Jaemin terlihat bersemangat untuk baby shower Renjun yang diadakan Mark. Dia juga ingin Jaemin merasakan kegembiraan serupa.

ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang