Kenangan masa lalu, lebih tepatnya kejadian lima tahun lalu. Dimana wanita rambut panjang berwajah cantik ini tengah mencumbu mantannya. Perasaan yang Jaemin pikir sudah tertutup seperti terbuka lagi. Menganga bahkan lebih sakit...
"Aku mendengar semuanya dari Haechan, tentang kau dan juga Jeno..." Heejin membuka mulutnya setelah keduanya berdiam diri cukup lama.
"Perceraian kalian... Itu disebabkan aku, keguguranmu juga" Heejin memainkan tangannya gugup.
"Jeno... Tidak mengatakan apapun setelah kejadian itu. Aku pribadi ingin meminta maaf padamu dan mencoba ingin menjelaskan posisi aku dan Jeno saat itu. Tetapi, Jeno melarangku. Aku tidak tahu, semua akan menjadi kekacauan seperti ini"
Jaemin tenang mendengar perkataan wanita depannya.
"Kami berdua mabuk Jaemin.... Dia menganggap diriku adalah dirimu, kejadiannya begitu cep-"
"Aku tidak memiliki rambut panjang dan buah dada Heejin" Jaemin memotong ucapan Heejin cepat.
"Jaemin"
Ketenangan Jaemin tampak agak terguncang, matanya berair sedikit.
"Sejak hari itu... Dia pun masih melindungimu..." Suara Jaemin tertahan.
Heejin menggeleng, dia ingin menyentuh Jaemin tetapi Jaemin cepat menepisnya.
"Kau tidak tahu apa-apa! Walau pun itu karenamu, karena dia! Kalian tidak tahu apa-apa!" Jaemin meninggikan suaranya, tangisnya pecah.
Jaemin menangis sejadi-jadinya dengan ditonton Heejin yang juga menguarkan air matanya.
"Ka-kau tidak tahu apa-apa huhuhu" Menyembunyikan wajahnya Jaemin dilipatan tangannya, Perasaan sakit itu datang dengan mengerikannya.
"Aku kehilangan bayiku dan tidak pernah bisa hamil lagi..." Lirih Jaemin disela isak tangisnya.
"Padahal itu kesempatan terakhirku memberikannya keturunan"