"Delon tidak akan kemana-mana, dia akan tetap tinggal di sana!"
"Ogah!" jawab Delon sinis begitu Argon tiba-tiba masuk dan menyela ucapannya.
Argon berjalan mendekat ke arah brankar. jika pagi tadi dia masih menggunakan piyama tidur, kini setelan jas putih sudah melekat sempurna pada tubuhnya. juga, terlihat lebih tampan dari biasanya, meskipun raut wajahnya tetap datar. "Kau sendiri yang menyetujuinya, Delon!" ujarnya yang kemudian berdiri di dekat Kara yang duduk di samping brankar Delon.
Semua yang berada di sana sontak menunjukkan raut kebingungan begitu mendengar perkataan Argon. terlebih lagi Delon yang kini membulatkan matanya sempurna dengan bibir menganga. "Gue?" ujarnya bingung dengan menunjuk dirinya sendiri.
Argon mengangguk, diusapnya puncak kepala Kara dengan pelan hingga adik bungsunya itu langsung menatap ke arahnya. "Kara.."
Kara bergeming, tidak menjawab panggilan Kakak sulungnya itu. kepalanya justru menunduk dengan tangan yang saling meremat.
"Iya, Delon, kau sendiri yang setuju untuk tinggal selamanya di sana!" ungkap Argon. kini tubuhnya dia sejajarkan dengan tinggi Kara yang duduk pada kursi di samping brankar Delon. kepalanya kemudian bertumpu di bahu kiri Kara. meskipun adiknya itu menolak dengan mengatakan, "Berat!"
Raut kebingungan semakin kentara di wajah semua orang yang ada di sana. Lawrence dan Hellium sontak menatap ke arah Delon dengan raut penuh tanya, begitupula dengan Xenon, Raksa, dan Amino. mereka bertiga tidak percaya dengan apa yang dikatakan Argon.
"Nggak, bang! gue nggak pernah setuju!" seru Delon mengelak perkataan Argon. "Gue nggak pernah setuju, Xe, sumpah deh!" lanjutnya menjelaskan kepada Xenon saat sahabatnya itu menatapnya dengan raut tidak percaya.
"Jangan katakan hal yang tidak mungkin, Argon. Delon masih belum sepenuhnya pulih!"
Argon lantas mengangguk begitu mendengar perkataan Lawrence. "Okey!" ujarnya setuju. "Aku akan bicarakan ini lagi setelah Delon pulih!"
"Nggak! apa-apaan sih lo!" Delon mendengus jengkel saat Argon mengabaikan ucapannya. putra sulung Zirco itu justru berjalan ke arah sofa, dan duduk santai di sana.
Delon menoleh ke arah Kara yang masih diam menunggu jawabannya. "Nggak, Kar, gue nggak mau balik ke sana lagi!" Tolaknya. "Gue juga nggak mau tinggal bareng lo, Xe!" lanjutnya menolak ajakan Xenon.
Gala melirik ke arah Arsen dan Neo begitu mendengar penolakan Delon. nada suara Delon masih terdengar sama, sinis dan kesal. jika Delon tidak kembali ke sana, remaja itu akan kembali tinggal sendiri?
Raksa dan Amino juga begitu, keduanya langsung menatap ke arah Xenon yang terdiam begitu mendengar penolakan Delon.
"Delon?"
"Delon?"
Delon menggeleng mendengar panggilan Arsen dan Lawrence. dia tidak ingin tinggal bersama siapapun, baik dari pihak Kara, Lawrence, maupun Xenon. dia akan kembali tinggal sendiri dengan kebebasan yang menemani, meskipun sepi, setidaknya dia akan tenang tanpa terusik oleh Argon.
"Tidak apa-apa menolak sekarang. tapi, nanti penolakanmu tidak ada gunanya, Delon. cepatlah pulih!" sahut Argon yang duduk santai di sofa.
Delon mencibir tanpa suara. rautnya sangat sangat sangat tidak bersahabat menatap Argon. lalu terpaksa tersenyum begitu bertemu tatap dengan Zirco. dia masih saja segan dengan Ayah kandung Kara ini. yah.. alasannya karena dia pernah berpura-pura menjadi Kara dan bersikap sok akrab dengan pria itu.
"Oh iya.. bang Hell, bang Law, makasih bangeett udah rawat tubuh gue selama ini, udah repot-repot juga jaga gue di sini!" Delon tersenyum kepada dua pemuda yang dia panggil tadi. "Seharusnya dulu gue langsung dikubur aja, bang. biar bisa ketemu bang Angger!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Soul ★DERA☆ || Selesai ||
Short StoryTentang jiwa Delon yang berpindah ke raga Kara. _______ Delon Nugraha, remaja tengil yang sayangnya memiliki wajah menggemaskan serta manis secara bersamaan ini memiliki kenakalan yang luar biasa. Namun, kebebasan yang dia miliki membuatnya salah ar...