★ Dera - 42 ☆

19.4K 2.5K 148
                                    

Mobil yang dikendarai Argon melaju kencang meninggalkan kawasan rumah sakit. Arsen yang duduk di samping memalingkan wajahnya ke arah jendela saat mobil yang dikendarai Kakak sulungnya itu justru berlawanan arah dengan jalan yang seharusnya mereka lewati.

"Kak, cari Delon!"

Argon bisa mendengar dengan jelas perkataan Arsen yang tersirat akan permohonan. namun dia justru dengan sengaja mengabaikan.

"Kak.."

"Tidak perlu!" Balas Argon pada akhirnya.

Arsen yang semula duduk menghadap jendela kini memutar tubuhnya untuk menghadap Argon, Kakak sulungnya itu masih terlihat begitu tenang. "Setidaknya cari Delon demi Daddy, Kak!"

Argon hanya melirik sekilas sebelum mengaktifkan speaker saat melihat panggilan masuk ke ponselnya dari Logan---sang asisten.

"Ya? Meeting?" Argon kembali melirik Arsen sekilas saat Logan memberitahukan jika ada meeting mendadak hari ini. jarinya mengetuk stir mobil, "Siapkan secepatnya----

"Kak!" Arsen menyela saat mendengar keputusan Argon, jika Kakak sulungnya itu memutuskan untuk meeting, bagaimana dengan Delon?

Argon melirik tajam, seolah tatapannya itu peringatan agar Arsen diam. "Dua jam dari sekarang, semuanya harus siap!" Panggilan diputuskan lebih dulu oleh Argon setelah memberi perintah kepada Logan.

"Demi Daddy, Kak! tolong bawa Delon kembali, bagaimanpun Delon bawa tubuh Kara!" Arsen kian memelas. Kakak sulungnya itu seakan melupakan jika tubuh Kara ada bersama Delon. keduanya tidak mungkin dipisahkan, jika Delon pergi, maka 'Mereka' akan kehilangan Kara, juga.

"Kau tidak bisa diam, Arsenic? Delon, Kara, Delon, Kara.. kenapa harus Kara yang mengalami semua ini?" ucap Argon emosi.

Arsen yang mendengar ucapan Argon mengepalkan tangannya di sisi tubuh saat tidak bisa mengatakan jika penyebab adik bungsunya mengalami hal seperti ini karena Kakak sulungnya itu sendiri. jika jiwa Delon tidak berada di raga Kara, mungkin mereka tidak akan bisa melihat Kara lagi. apa Kakak sulungnya ini tidak berpikir sejauh itu?

Argon memukul stir mobil saat Arsen justru menunduk tanpa menjawab pertanyaannya. "Delon tidak akan bisa pergi jauh, karena kemanapun dia pergi, dia akan tetap kembali!"

"Dia tidak memiliki tempat untuk pulang!"

Arsen memejamkan matanya sejenak saat mendengar perkataan Argon. perasaanya berdenyut nyeri karena Delon. remaja yang hidup sendiri sejak tiga tahun terakhir, meskipun begitu, Delon tidak pernah mengeluh. remaja itu justru sangat menikmati hidup dalam kesendirian, ditemani kebebasan dan orang-orang yang sangat perduli padanya. termasuk Lawrence yang pernah menawarkan pada Delon untuk tinggal bersama, namun remaja itu justru menolak.

"Kau tahu itu, Kak. tapi kenapa kau lakukan ini pada Delon?" Arsen berujar setelah beberapa saat hening. "Kau bersikap seolah sudah menerima Delon, Kak. Delon menerima keluarga kita karena tidak ingin Daddy kecewa, tapi lihat sekarang, justru dia sendiri yang dikecewakan!" Arsen kembali menghadap jendela saat matanya terasa memanas.

Argon diam, telinganya dengan jelas mendengar semua penuturan Arsen. apa yang harus dia lakukan? dia akan membiarkan Delon pergi begitu saja? oh, tentu saja tidak. dia tidak akan membiarkan apa yang menjadi miliknya lepas begitu saja dari genggamannya.

"Jangan lakukan ini pada Delon, Kak. dia sudah sangat menderita!" Suara Arsen kembali terdengar, kali ini terdengar serak, karena pemuda itu tengah menahan diri agar tidak terisak.

"Kau tidak melupakan apa yang Angger lakukan untuk Kara, Neo, dan Gala 'kan, Kak?"

Argon semakin bungkam dengan pernyataan yang dipertanyakan Arsen. Angger tidak hanya perduli dengan ketiga adiknya, namun sahabatnya itu juga sangat perduli padanya. sebelum dia tahu Angger meninggal kemarin, Kara selalu meminta kepada Kakak sulungnya itu untuk membawa Angger berkunjung ke kediaman mereka, namun Argon selalu mengiyakan tanpa melakukan perintah adik bungsunya itu, karena saat itu dia sangat sibuk.

Different Soul ★DERA☆ || Selesai ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang