★ Dera - 55 ☆

19.7K 2.4K 292
                                    

"Ba-bagaimana bisa?"

Tangan Delon bergetar memegang berkas yang diberikan oleh Argon, tadi. pun dengan air matanya yang turun begitu saja, isi berkas tersebut ada empat lembar, dua lembar yang ditulis dengan bahasa Inggris, dan dua lembar terakhir merupakan terjemahannya.

Arsen, Neo, dan Gala yang duduk di sofa panjang yang ada di ruangan Delon memasang raut kebingungan begitu melihat remaja itu yang tiba-tiba menangis.

"Delon?" Panggil Arsen khawatir, "Ada apa?" lanjutnya bertanya.

Neo dan Gala saling tatap sebelum bangkit, keduanya berjalan menghampiri Delon yang duduk di sofa single. Arsen juga berdiri dan menghampiri Delon, kini ketiganya berdiri mengelilingi sofa single.

Delon menggeleng dengan air mata yang terus berjatuhan membasahi pipinya. "In---ini nggak mungkin, ini nggak mungkin, bang!" racaunya pelan.

"Kenapa, Delon? apa yang tidak mungkin?" desak Arsen kembali bertanya saat pertanyaannya tadi masih belum terjawab.

Neo yang sejak tadi memperhatikan gelagat Delon yang tiba-tiba menangis setelah membaca berkas yang diberikan Kakak sulungnya itu segera merebut berkas tersebut. Gala juga ikut membaca isi dari berkas tersebut setelah melihat Neo membuka, dan mulai membacanya dengan seksama.

"Delon?" Neo menoleh ke arah Arsen yang masih terlihat kebingungan. Kakak keduanya itu belum tahu apa yang terjadi, hanya beberapa detik, karena setelahnya dia langsung berhambur memeluk Delon yang kini terdiam, meskipun air matanya tetap berjatuhan.

Gala yang baru selesai membaca, serta memahami isi dari berkas tersebut langsung ikut berhambur memeluk Delon.

Sementara Arsen yang masih kebingungan langsung meraih berkas yang sudah diletakkan di atas meja oleh Gala. tatapannya terfokus untuk membaca sederet kalimat penting yang tertulis, serta sudah ditandatangani oleh Delon. "Delon, in---ini?" tanyanya memastikan.

Delon menggeleng, telapak tangannya langsung mengusap air matanya dengan kasar begitu melihat Argon yang berjalan masuk dengan menggandeng tangan Kara.

"BRENGSEK LO, ARGON!" bentak Delon marah setelah berdiri di hadapan Argon.

Arsen, Neo, dan Gala langsung berdiri mendekati Delon. Arsen yang berdiri di sisi kanan, sedangkan Neo dan Gala berdiri di sisi kiri.

"Delon.." ucap Kara terkejut begitu mendengar bentakan Delon untuk Kakak sulungnya.

Argon mengerutkan keningnya sebagai tanggapan. kepalanya lalu menoleh ke arah Kara. "Kara, sama Arsen dulu, ya?" ujarnya memerintah adik sulungnya itu.

Namun, kepala Kara justru menggeleng sebagai penolakan.

"Kara.. menurut, jangan membantah!" ucap Argon. namun adik bungsunya itu tetap menggeleng sebagai penolakan.

"KARA!"

Kara tersentak begitu Kakak sulungnya itu berteriak keras, kakinya berjalan mundur ke belakang.

Arsen yang melihat raut ketakutan Kara, langsung berjalan cepat menghampiri adiknya itu. "Kara, ayo!" bujuknya agar Kara mengikutinya untuk keluar. namun adiknya itu menggeleng, dan justru berjalan ke arah Delon.

Arsen menatap was-was ke arah Kakak sulungnya itu, apalagi melihat Kara yang tidak menurut. lantas, kakinya melangkah cepat untuk menutup pintu.

"LO BRENGSEK, ARGON! LO JEBAK GUE, SIALAN!" murka Delon dengan kembali berteriak lantang di hadapan Argon.

Kara yang berdiri di samping Neo kembali terkejut. pertama, dia terkejut karena Delon berkata kasar, serta berteriak lantang kepada Kakak sulungnya. kedua, dia terkejut karena keberanian Delon. ternyata, yang diceritakan Kakak beserta sepupunya itu benar adanya, dan dia bisa menyaksikannya secara langsung, sekarang.

Different Soul ★DERA☆ || Selesai ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang