★ Dera - 39 ☆

20.2K 2.6K 242
                                    

"Bang, nggak nyaman!" keluhan Delon kembali terdengar ketika mobil mulai bergerak meninggalkan pelataran parkir Cafe.

Arsen yang berada di kursi depan menoleh. "Nggak nyaman sama apa, Delon?" tanyanya.

"Ini!" Delon menunjuk setelan jas yang melekat pada tubuhnya, tersisa hanya kemeja putihnya saja. dia yang tidak biasa memakai pakaian seperti ini merasa tidak nyaman dan gerah, meskipun dingin AC terasa menerpa kulitnya.

"Belok kiri, Kak. di depan ada Distro, biar Delon ganti baju dulu!" Interupsi Arsen.

Argon mengangguk setuju. setelahnya meminta Arsen untuk mengabari Lawrence agar lebih dulu bergerak ke tempat tujuan, tidak lupa pula dia meminta sahabatnya itu untuk mengirim lokasi yang harus mereka tuju.

Hanya beberapa menit saja mobil yang mereka tumpangi berhenti di depan Distro yang dimaksud Arsen. ada tiga tingkat, lumayan besar untuk sebuah Distro.

Delon lalu turun setelah Argon membuka pintu untuknya, lagi. ketiganya melangkah masuk, beriringan dengan Delon yang berada di tengah-tengah antara Argon dan Arsen.

Arsen dengan gerak cepat mencari pakaian santai yang bisa Delon pakai, tentunya dengan Delon yang ikut berjalan di belakangnya. sedangkan Argon, Kakak sulungnya itu memilih duduk santai di sofa yang tersedia di sana.

"Itu aja, bang!" ucap Delon menyetujui pakaian yang Arsen pilihkan. ada t-shirt putih, celana pendek hitam, dan jaket kulit hitam.

Arsen mengangguk, kemudian berjalan ke arah kasir. Delon tetap mengikuti dari belakang, karena setelahnya dia akan langsung berganti dengan pakaian yang dipilih oleh Arsen.

"Hanya itu?" tanya Argon, pemuda itu berdiri di hadapan Arsen.

"Iya kak, Delon hanya menginginkan ini!"

Argon mengambil alih pakaian yang dipegang oleh Arsen, meletakkannya di atas meja kasir.

"Aku yang bayar, Kak!" Pinta Arsen begitu melihat Argon mengeluarkan kartu sebagai pembayaran untuk pakaian Delon.

Argon memilih abai, pemuda itu tetap menyerahkan kartu tipisnya ke hadapan kasir.

Melihat Kakak sulungnya yang mengabaikan permintaannya, Arsen bergerak menuntun Delon untuk duduk di sofa yang tidak jauh dari kasir.

"Biarin aja bang Argon yang bayar, bang. gue pengen bang Argon bangkrut, kalau bang Argon jadi gembel, gue yang bantu!" Delon menutup mulutnya rapat-rapat saat tawanya ingin meledak. membayangkan Kakak sulung Kara itu hidup susah menjadi kesenangan tersendiri untuknya, meskipun hanya bayangannya saja.

Arsen menggeleng, keinginan Delon terlalu tinggi. meskipun Kakak sulungnya itu menyumbang untuk seluruh rakyat Indonesia, kekayaannya hanya berkurang 000,03 persen. apalagi hanya untuk membayar pakaian yang tidak ada harganya itu, tidak akan membuat Argon jatuh miskin.

"Ganti!" Perintah Argon begitu berdiri di hadapan Delon yang duduk di sofa samping Arsen.

Delon berdiri, namun matanya melirik ke arah Arsen.

Arsen yang merasa diperhatikan mendongak, "Kenapa, Delon?" tanyanya.

"Anterin, bang!" Pinta Delon.

Arsen yang akan berdiri dicegah oleh Delon, "Biar aku saja!" ucap Argon. lalu, pemuda itu menggiring Delon untuk segera berjalan ke arah ruang ganti.

"Tungguin ya, bang!" Peringat Delon sebelum benar-benar masuk ke dalam.

Argon hanya mengangguk menanggapi, dia benar-benar menunggu Delon di depan pintu masuk ruang ganti.

Different Soul ★DERA☆ || Selesai ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang