"Hm."
"M--makasih," ucap Delon pelan. tanpa sadar dia memeluk tubuh tegap Argon. bisa dia rasakan tubuh Argon yang menegang sesaat. lantas, dengan gerakan cepat dia melepas dirinya dari pelukan Argon. "M-maaf," ujarnya gugup begitu melihat wajah murung Argon.
Argon hanya berdahem menanggapi. untuk sesaat tadi dia benar-benar dilanda ketegangan luar biasa saat Delon tiba-tiba memeluknya, namun hanya beberapa saat. sangat disayangkan, begitu pelukan Delon terlepas. dia merasa ada sesuatu yang hilang darinya begitu saja, tidak bisa dipungkiri, dia sangat merindukan masa-masa berpelukan tadi.
"Aku janji bakal belajar yang rajin," ungkap Delon tiba-tiba.
Argon yang baru saja mendudukkan diri pada sofa sebelumnya melirik sekilas, "Terserah," ujarnya menanggapi.
"Makasih banyak, bang!"
Argon kini memusatkan atensinya pada Delon sepenuhnya. "Sebelumnya juga seperti ini, hanya kali ini ada tambahan seragam!"
Delon yang masih berdiri dengan segera mendudukkan dirinya. "Maksudnya, bang?" tanyanya tidak mengerti dengan penjelasan tiba-tiba Argon.
"Kau pikir apa? sekolah umum?"
Lidah Delon tiba-tiba kelu saat tahu maksud dari pertanyaan Argon. terlebih saat mendengar perkataan Argon selanjutnya.
"Jangan harap, Delon. kau akan tetap homeschooling!"
Pernah dibawa terbang tinggi lalu dihempaskan begitu saja? kira-kira begitulah perasaan Delon saat ini. ekspetasinya terlalu tinggi, seharusnya dia tidak berharap begitu saja sebelum Argon menjelaskan secara detail. setidaknya, perasaannya tidak terlalu hancur jika tahu maksudnya dari awal.
Delon memasang senyum kaku, "I-iya makasih, bang Ar!" ujarnya setengah hati.
Lalu hening, baik Argon maupun Delon sama-sama diam. Argon yang diam seraya menatap langit-langit kamar, sedangkan Delon diam tidak tahu harus bagaimana. matanya sesekali melirik ke arah Argon.
"Delon?"
"I-iya, bang?"
"Kau marah?"
Hah? Delon refleks menoleh ke arah Argon. tidak disangka-sangka saat itu juga Argon tengah menatapnya lekat. "T-tidak," jawabnya cepat. masalahnya, dia harus marah karena apa? jika diingat-ingat kesalahan kakak sulung Kara itu sangat banyak. haruskah dia marah untuk semua hal?
Argon lalu mengangguk. "Kau tadi terkejut," ungkapnya.
"Sedikit," kata Delon jujur. "Maaf, bang Ar. waktu itu gu---" Delon berdahem saat mendengar desisan tajam Argon. "A--aku kelepasan," lanjutnya.
Setelah melihat anggukan Argon. Delon lantas berdiri dari duduknya, "Aku keluar, bang," Pamitnya. baru selangkah kakinya berjalan, lengannya ditahan oleh Argon.
"Maaf," ucapnya lalu menyerahkan kunci kamarnya pada Delon.
Delon mengigit bibirnya yang berkedut ingin tertawa saat melihat wajah Argon memerah, bahkan sampai ke telinga. apakah kakak sulung Kara itu malu?
Delon lalu melanjutkan langkahnya setelah menerima kunci kamar Argon, tidak lupa juga dia mengangguk menanggapi ucapan 'Maaf' Argon.
★ Dera ☆
"Delon, kamu baik-baik saja 'kan?" Arsen memburu Delon yang baru saja melangkah keluar dari kamar Argon. tidak hanya Arsen, namun Neo dan Gala juga ada di sana.
"Baik, kok, bang!" balas Delon cepat sebelum Arsen memutar tubuhnya.
"Beneran baik?" tanya Neo tidak yakin begitu mendengar balasan Delon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Soul ★DERA☆ || Selesai ||
Cerita PendekTentang jiwa Delon yang berpindah ke raga Kara. _______ Delon Nugraha, remaja tengil yang sayangnya memiliki wajah menggemaskan serta manis secara bersamaan ini memiliki kenakalan yang luar biasa. Namun, kebebasan yang dia miliki membuatnya salah ar...