45. Kisah Musim Panas

426 37 25
                                    

Aku dan Kenar menyalami Eric dan istrinya yang cantik dengan penuh suka cita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku dan Kenar menyalami Eric dan istrinya yang cantik dengan penuh suka cita. Terakhir aku bertemu dengannya dua tahun yang lalu saat masih tinggal di Kota J. Di masa itu juga lah Kenar mulai semakin mengenal Eric dengan baik.

Mereka sering minum-minum bersama sepulang kerja, Eric mengenalkan Kenar dengan circlenya demikian juga sebaliknya.

Aku tidak pernah memprotes kegiatan itu, toh semua orang berhak untuk relaks selepas bekerja, tidak setiap hari juga mereka kumpul dan minum-minum.

Kami pun mengambil foto dengan kedua mempelai, Kenar dan Eric sempat bercanda entah apa yang dicandakannya.

Menurut informasi dari Kenar, Eric sekarang sudah menjadi produser dan yang dinikahinya itu adalah model yang pernah menjadi talent di acaranya, jarak usia mereka terpaut 8 tahun, hmmm cukup significant.

Aku mengambil panacota yang disajikan dalam gelas-gelas kecil, Kenar masih sibuk berpose dengan geng minum-minumnya dari Kota J bersama mempelai, ketika seseorang menyentuh punggungku membuat aku berbaik ke arahnya.

"Gesang, ya ampun, ini anak kamu?" Aku sungguh kagum melihat Gesang menggendong seorang balita laki-laki, aku bersyukur dia memiliki kehidupan yang baik.

"Salim dulu sama Uwak Ochi" Ujarnya sambil terkekeh , membuatku juga terbahak, memang aku sudah uwak-uwak. Ketiga anak Grandhis menyebutku dengan panggilan Budhe, aku sih senang-senang saja.

"Halooo... lucunya, sini gendong uwak" Tak disangka balita usia dua tahun itu mau-mau saja aku gendong.

"Wah cocok sih, anak kamu mana Chi?" Tanyanya kepo

"Di rumah Mami Papi, aku kan orang sini Sang"

"Oh iya lupa"

"Istri kamu mana?" tanyaku ketika tidak lama seorang perempuan berpawakan kecil datang dan menyapaku, kami pun berkenalan. Gesang juga karirnya semakin baik. Dia sudah menjadi wapemred bagian berita. Aku sungguh bangga dengannya.

Kata Gesang kalau aku tidak resign, kemungkinan besar aku sudar menjadi PR manager di DM TV. Aku pun tergelak dan berandai -andai berapa gaji yang ku dapat.

Kenar yang sudah puas berfoto menghampiriku dan menyapa Gesang yang pasti diingatnya. Aku pun mengembalikan Si Balita lucu itu kepada orang tuanya, takut pria yang di sebelahku terinspirasi dan minta dibuatkan juga.

Aku dan suamiku baru berdiskusi sebaiknya mengambil sate ayam atau kambing guling terlebih dahulu ketika sepasang VVIP menyapa kami.

Eric benar-benar berhasil mengundang semua jajaran DM TV.

"Pak Andres, Bu Gianna, apa kabar" Sapaku begitu melihat mereka

"Ya tuhan, ini Ochi kan?" Sapa Ibu Gianna yang semakin cantik saja

"Ken, ini Pak Andres dan Istrinya" Aku mengenalkan CEO yang kontaknya pernah ku putus sekitar sembilan tahun yang lalu gara-gara siapa lagi kalau bukan Kenar.

Tiga Babak (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang