25. Friends with Benefits

323 59 9
                                    

Haiii... aku kembali lagi, jangan lupa tinggalkan vote dan komen yang banyak ya, biar aku tambah semangat update nya

Selamat membaca, semoga suka ...

❤️❤️❤️❤️❤️

Aku melirik jam digital di nakas sebelah tempat tidurku. Sudah lewat tengah malam. Suamiku belum pulang juga, dia memang bilang kalau tadi mau lembur dan tidak usah ditunggu. Tapi tidak ku sangka sampai selarut ini.

Aku mengantuk sekali dan akhirnya tertidur sambil memeluk guling setelah meletakkan kembali buku cerita "The Nutcracker" milik Monic yang terbawa olehku tadi.

Flash Back On

Sepertinya sudah satu jam lebih aku menangis di dalam pelukan Hagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepertinya sudah satu jam lebih aku menangis di dalam pelukan Hagi. Tadi dia menjemputku di café itu kemudian membawaku berkendara dengan rubicon nya. Karena aku tidak berhenti menangis dia membawaku menuju area perbukitan pinggiran Kota J.

Hagi mengajakku keluar untuk sekadar minum kopi atau makan pop mie sambil memandangi kota dari atas bukit lepas senja, tapi belum jadi memesan entah kenapa aku semakin ingin menangis seolah ingin meluap kan seluruh emosiku.

Hasilnya kami hanya duduk di bangku agak jauh dari penjual makanan dan aku tersedu di pelukannya yang selalu bisa menenangkan. Hagi masih selalu menjadi tempat terbaik untuk berkeluh dan menangis, waktu aku dimaki seniorku, waktu Eric mantan pacarku terus berulah bahkan setelah bertahun aku putus dengannya, atau ketika mami terus memarahiku karena tidak juga memiliki hubungan yang serius.

Hagi , dada bidangnya, dan kuping caplangnya selalu ada.

Kalau pun dia sedang tidak di kota J dan aku mempunyai masalah, aku tidak pernah segan untuk menghubunginya.

Jia pernah menyarankan bahwa ada baiknya kalau kami memiliki sebuah hubungan percintaan, toh masa lalu biarlah berlalu.

Tapi aku tahu ini akan sulit, aku tidak bisa mengelakkan fakta kalau dia kakak Kenar, kalau Hagi memiliki kehidupan yang cukup liar sampai sulit aku toleransi dan yang paling penting mungkin aku tidak bisa mencintainya.

Jadi begini saja, sudah cukup.

Jadi begini saja, sudah cukup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tiga Babak (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang