23. Kencan Buta

316 56 32
                                    

Aku menugaskan Tara untuk membuat sebuah slide mengenai survey kami tadi dan mempresentasikannya di depan team kecil kami sebelum benar-benar aku paparkan ke team yang besar. Hasilnya cukup baik, gadis itu bisa bekerja dengan cepat, meskipun gayanya masih anak sekolahan sekali tapi not bad, mungkin di usiaku yang dulu aku belum secanggih Tara dalam presentasi.

"Yak, pendapat!" Ujarku setelah Tara selesai dengan presentasinya, perlu kalian ketahui di dalam team kecil ini berisikan Si Trio magang dan dua anak baru yang masih probation.

Aku memang sengaja mentoring mereka dengan cara ini, selain agar mereka berlatih, juga menghindari adanya trainee atau anak magang yang dijadikan kambing hitam gara-gara salah bicara atau salah mengambil keputusan karena job desk yang sesungguhnya mereka belum begitu kuasai. Agak menghambat waktuku bekerja, tapi ini yang terbaik untuk semuanya.

Bagas, trainee probation mengacungkan tangan dan menjadi orang pertama yang mengajukan pendapat, kemudian menjelaskan pilihan dan pandangannya, semua orang pro aktif di sini. Pendapat yang terakhir diungkapkan oleh Aiden,

"Kalau menurut saya kita bisa menggunakan Ball Room Prism Hotel, keunggulannya sudah jelas seperti yang sudah dipaparkan teman-teman, tapi tidak ada salahnya jika kita juga membuat Plan B dan C untuk kedua tempat lainnya" Ujarnya

Semua mengangguk senang dengan ide Aiden, seolah itu adalah sebuah ide brilian untuk siap dengan semua keadaan , maka kita harus menyiapkan plan A B C dan seterusnya,

Ide bagus untuk semua,

kecuali aku.

🐧🐧🐧🐧🐧

Flash Back On

Aku mengernyit melihat semua laporan yang dikirimkan oleh divisi acara berubah formatnya. Punggungku rasanya sungguh penat dan tidak sanggup lagi menganggung semua ini. Masak aku sekolah tinggi-tinggi hanya untuk membenahi ketikan MS Word secara manual. Pencipta lagu Gaude Amus akan menangis mendengarnya.

Aku mencoba bersabar dengan menarik nafas dan teringat akan bekalku. Aku sudah tahu Senin adalah hari yang berat sehingga aku sudah bersiap untuk peperangan ini. Baiklah!

HOSH!

SEMANGAT OCHIIII!!!

Aku masih menyemangati diriku sendiri ketika Nadia, teman dekat ku satu team merangkulku dari belakang.

"Punya pacar nggak cerita-ceritaaa...." Katanya membuat ku bingung

Belum selesai aku kaget, Mario yang cubicle nya tepat di depanku tiba-tiba nongol dengan sumringah

"Ya ampyun Ochitaaaa... omo omo omo, kirain cupu ternyata suhu neeek..." ujar pria kemayu yang sempat mengejar-ngejar Hagi itu.

"Apa sih?" Aku kebingungan

"Waduh, yang punya gawe malah ketinggalan berita, check tu BBM broadcast dari Bu Anggi!" Ujar Nadia lagi.

AKu segera mencari BB ku, jaman-jaman itu teleponku ada 3 , satu Android untuk kebutuhan pribadiku, satu BB biar nggak ketinggalan info kantor dan segala pergibahannya, dan satu lagi Nokia buat teleponan. Pokoknya itu adalah masa-masa aneh dalam berkomunikasi, belum lagi tab yang sedang trend dan bahkan aku nggak tau itu buat apa ... huhuhu pokoknya aku ikutan aja.

🌹🌹🌹Selamat siang semuanya, Team PR hari ini mendapat makan siang dari Ochi dan pacar barunya, sudah tersedia di pantry silakan menikmati.🌹🌹🌹

Aku benar-benar melotot melihat BB broadcast itu,

Ini pasti ulah Kenar sialan! Dia benar-benar menjalankan perkataannya tempo hari sewaktu bertemu Bu Anggi.

Tiga Babak (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang