01

12.1K 359 8
                                    


Adnan Pov

Aku melihat kearah jalan asing yang sebelumnya tidak pernah ku kunjungi. Semalam ayahku buru-buru membangunkanku hanya untuk segera mengemasi pakaian dan barang dikarenakan pekerjaan ayahku dipindahkan ke Belanda.

Ayahku memang orang Belanda ia bertemu dan jatuh cinta kepada ibuku yang merupakan orang Indonesia, aku terpaksa pindah sekolah juga padahal aku sudah sangat nyaman disekolah sebelumnya.

Namaku Adnanda Prawijaya, bisa dipanggil Adnan. Usiaku masih 17 tahun, yah saat pindah ini aku akan naik kelas 3 SMA. Aku merupakan wakil ketua dari sebuah geng nakal disekolahku, mungkin badanku kecil tapi kekuatanku tidak main main. Tinggiku 158 cm dan beratku 40 kg.
Ayahku juga membiasakan diriku dari kecil menggunakan bahasa Belanda, yah kadang ibu sendiri yang mengimbangin kami dengan bahasa Inggris. Tapi seiring berjalannya waktu dia juga lancar dalam berbahasa Belanda

Aku bangga dengan keluargaku, hidup mapan, berkecukupan, dan tidak pernah kekurangan uang. Ayah yang merupakan Bos Manajer salah satu perusahaan raksasa keluarga RE dan ibuku merupakan designer terkenal di bidang fashion perusahaan RE.F.

Pindah ke Belanda tidak buruk. Toh aku bisa bahasa mereka.

Author Pov

"Adnan.. Ayah akan segera mengurus perpindahan sekolahmu, tidak jauh dari rumah baru kita" ucap Ayah yang sedang melihat-lihat data di berkasnya.

"Nanti saja ayah kita masih di mobil, kau istirahatlah sejenak" ucap Adnan, ia tetap mempaku pandangannya terus di kaca mobil tanpa melihat ayahnya.

"Benar yang dikatakan Adnan, ayah istirahat dulu. Besok ayah langsung rapat kan.." ucap Olivia, ibunda dari Adnan

"Baiklah jika kalian bilang begitu. Pak tolong cepat sedikit besok saya akan rapat, usahakan 2 jam lagi sudah sampai lokasi. Saya tinggal tidur sebentar" Ucap Greyson, ayahnya Adnan.

"Baik pak" balas pak supir.

.
.
.

Akhirnya perjalanan panjang dari Den Haag ke Amsterdam berakhir kurang lebih 2 jam, sesuai seperti yang Grayson katakan.

Adnan sama sekali tidak menutup matanya, ia sedikit galau karena tiba tiba berpisah dengan teman-temannya. Adnan terus terusan memikirkan bagaimana nasib Geng Banteng Merah Community tanpa dirinya. Padahal belum genap 1 hari ia sudah merindukan teman-temannya.

"Adnan? kau tidak tidurkan ayo bantu ibu turunin beberapa barang" ucap Oliv

"Lah bu barang lainnya kok ga ada? ini bukannya terlalu sedikit" ucap Adnan, ia merasa heran karena bawaanya sangat sedikit.

"Hiss kamu ini, kan nanti bakal ada mobil truk yang ngantar semua barang lainnya, gimana kamu ini nan" ucap Oliv sambil menyentil kening putranya itu pelan.

"Auuhh, iya ibuku yang tersayang" ucap Adnan gemas, sambil mengusap usap keningnya.

"Honey?are you awake? kenapa tidak bangunkan aku juga hmmm" ucap Grayson

"Ayah langsung ke dalam aja yah, udah ada kasur yang disiapkan khusus buat istirahat ayah. Di lantai 2 ya ayah" ucap Oliv, dan segera di anggukan Grayson.

Jam menunjukan 01.18

Dan beberapa pelayan baru membantu Olivia dan Adnan memasukan beberapa barang ke rumah. Grayson sudah duluan terlelap di lantai 2 yang sudah dari awal disiapkan untuk istirahatnya. Istrinya tau besok ia akan ada rapat penting dengan Presdir utama perusahaan RE. Dan alasan mereka pindah dikarenakan perusahaan yang di tanggungi Grayson dipindahkan mendadak oleh Presdir utamanya hanya karena alasan SDM di Belanda lebih maju daripada di Indonesia.

"Nah tinggal yang itu lagi, dan barang selanjutnya kalian tunggu truk besar yang akan sampai besok pagi" ucap Olivia

"Baik buk" ucap pelayan serentak.

Adnan langsung masuk ke rumah barunya itu, luas dan mewah. Itu yang ada dipikiran Adnan, yah dia juga orang mapan tidak mungkin pindah kerumah baru yang lebih buruk dari sebelumnya.

"Ibu aku akan ke lantai 2 juga untuk segera tidur" ucap Adnan

"Yah sihlakan, hati hati dan tangganya di sebelah kanan" ucap Oliv

"Ya aku tau"

.
.
.

Bersambung
~~~

Bully! BFck! (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang