.
.Author Pov
Hari berganti hari, sekarang Adnan sudah mulai terbiasa dengan teman temannya dan lingkungan sekitarnya.
Adnan tidak jarang mendapatkan cibiran tentang badannya yang kecil dari kelas lain, Adnan hanya tersenyum dan membalas dengan perkataan kasarnya menggunakan bahasa Indonesia, walau mereka tak mengerti itu cukup membuatnya merasa puas. Hahahaha.
Adnan sekarang duduk dikelasnya ia datang pagi, sangat malas jika banyak yang memerhatikannya kalau ia datang di waktu murid biasanya ke sekolah.
"Hoamm, membosankan" ucapnya
'Apa sekolah ini memiliki rooftop?' -batin dan tanyanya sendiri."mumpung masih pagi baik ku lihat sendiri"
Adnan akhirnya menuju kearah tangga dan melihat jumlah tingkatan.
"Ah... 4 tingkat, jika ada rooftop artinya 5"
'Sekolah orang kaya memang beda' -batinnya lagiAdnan menuju tangga paling atas dan benar saja ada pintu disana, ia membukanya dan cengo melihat teras besar tersebut.
"Anjir beneran ada dong"
Adnan terus berjalan ia menyelusuri rooftop tersebut.
"Keren sih ini, selfie dulu ga sih" ucapnya, ia mengeluarkan hpnya dan memotret dirinya yang menampakan pemandangan di bawah.
"Boleh nih buat sombong ama mereka haha" sekarang ia duduk di kursi dan mengirim beberapa gambar kepada temannya.
Saat sedang fokus kepada hpnya tiba tiba...
Grep.
"Ah!" Adnan terkejut, ada seorang pria tampan menyentuh bahunya dari samping.
"Ma-maaf, apa kau murid baru disini?" tanya pria itu
"Ah..." Adnan masih terpana dengan ketampanan pria di depannya ini.
"Oh.. sorry.. you don't understand my language, Right?" ucap pria itu menggunakan bahasa Inggris. Ia ikut duduk disamping Adnan
"Tidak tidak.. Aku tau bahasa Belanda, hanya saja tadi aku sedikit terkejut" Lanjut Adnan ia langsung menyembunyikan hpnya.
"Kau dari luar negeri?, wajahmu sedikit Eropa tapi rambutmu hitam"
"Iya, aku baru saja pindah beberapa minggu yang lalu" ucap Adnan, kini ia berdiri agar tidak terlalu canggung ia memberi permen kepada pria itu
"Ah.. terimakasih, siapa namamu?" tanya pria itu sambil menyimpan permen ke sakunya.
"Adnan, kalau kamu?"
"Elsen" jawabnya singkat
"Namamu tampan.. Ah!" ucap Adnan ia langsung menutup mulutnya dan salah tingkah
"Hahahah kamu lucu sekali.." Elsen tertawa saat melihat tingkah Adnan.
Elsen berdiri dari posisi duduknya, saat ia berdiri. Adnan langsung terkejut bukan main, ia baru menyadari bahwa dari tadi ia berbicara kepada Elsen saat Elsen masih duduk. Elsen sangat tinggi, sampai sampai harus membuat Adnan mendongak untuk melihatnya.
"Ka-kau tinggi sekali, berapa tinggimu?" tanya Adnan penasaran.
"190 cm, Eh kau sangat imut jika dilihat dari atas sini" ucap Elsen
"190 jarak tinggi kita 32 cm.. kau seperti raksasa" ucap Adnan
"Hahaha sudah jangan membahas itu, btw kau kenapa kesini pagi pagi sekali.." tanya Elsen sambil membenarkan rambut Adnan ke telinganya.
"A-aku hanya penasaran Rooftop sekolah itu bagaimana..." ucapnya, Adnan menunduk malu.
Elsen tersenyum ia menarik dagu Adnan dan sekarang wajah mereka hanya berjarak beberapa cm.
"Kau sangat imut.. Adnan. Hahaha" Elsen tertawa kembali sambil mengacak-acak rambut Adnan.
"Ahh, dan kau juga kenapa ke sini pagi-pagi sekali?" tanya balik Adnan
"Aku ada rap-- ah maksudku hanya urusan saja bersama teman-temanku" ucap Elsen
"Kalau begitu aku turun dulu" ucap Adnan, ingin meninggalkan Elsen, tapi tangannya ditahan oleh Elsen.
"Iya?"
"Hati-hati dan aku harap kau tidak ke rooftop saat hari selasa di pagi hari, karena aku dan teman temanku ada urusan" ucap Elsen, ia tetap tersenyum lembut ke arah Adnan.
Adnan mengangguk, ia meninggalkan Elsen sendiri. Baru saja ingin membuka pintu Adnan dikejutkan dengan sebuah lemparan pisau tepat di samping kepalanya, jika ia tidak menghindar itu akan mengenai tepat kepalanya.
"Wahh dia bisa menghindar.." ucap seseorang yang baru datang dari arah bawah tangga.
Karena merasa terancam Adnan yang notebanenya kuat hingga pernah menjadi wakil ketua di geng sebelumnya langsung meloncat ke arah pria yang di tangga dan menghajar habis-habisan pria itu, baru saja ia ingin berdiri.
Bugh
Sebuah tinjuan melayang di pipinya.
Tapi ia sudah terlatih, ia melihat 3 orang
yang baru saja datang dan ia melihat ke bawah dan benar saja disana ada 2 orang yang sedang berlari ke arahnya.Tanpa basa-basi ia langsung menerjang ketiga orang tersebut, ia berhasil mendorong 1 orang hingga jatuh, dan menendang dua lainnya hingga tersungkur.
Adnan langsung loncat kelantai bawah untuk membantai 2 orang lainnya, memanfaatkan ruang sempit dan badannya yang kecil. Tentu lagi lagi ia berhasil menjatuhkan keduanya.
"cuih, sialan kalian! hampir saja tadi aku mati!" ucapnya ia langsung berlari ke arah toilet dan memutar lewat belakang untuk menuju ke kelasnya, Adnan mengetahui lokasi cctv. Ia menghindari hal itu.
Dia sampai dikelasnya, Adnan melihat jam ditangannya.
"huft.. 10 menit lagi baru masuk" Adnan meregangkan badannya dan langsung duduk kembali, ia ngobrol seperti biasanya kepada teman-teman sekelasnya.
di sisi lain.
"BA-BAGAIMANA KALIAN BISA BEGINI!"
.
.
.Bersambung
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Bully! BFck! (21+)
RomanceAdnanda Prawijaya. Adnan pindah sekolah dikarenakan perpindahan perkerjaan orang tuanya dari Indonesia ke Belanda. Awalnya Adnan bersekolah seperti biasa di sekolah barunya, Adnan terbiasa membawa sifat buruk dari sekolah sebelumnya dan membuat beb...