11

3.6K 234 15
                                    

"Dmitri Lusankov"

Deg

'I-itu' -batin Adnan

.
.

Adnan langsung menegang sekujur tubuhnya gemetar seketika, saat ini ia malah menjadi pusat perhatian dikarenakan suara disekitar Adnan yang ia pegang sehingga menimbulkan berbagai suara barang.

Tak tak tuk
Suara pensil dan pena yang berjatuhan karena kaki Adnan yang sudari tadi gemetar tak kuruan

"Ahh nak Adnan, apa ada masalah?"

"A-aku.. izin ke uks buk, aku merasa sedikit demam.." jawab Adnan

"Ohh oke sihlakan"

Adnan langsung berdiri dan pergi meninggalkan kelas, ia langsung menuju uks untuk istirahat. Ntahlah hanya saja sekarang ia merasakan trauma yang cukup besar

Pulang sekolah

Adnan kembali ke kelasnya, ia ingin mengambil tasnya untuk segera pulang tapi betapa terkejutnya ia, Adnan melihat Dmitri yang masih tidur lelap dimejanya persis seperti pagi tadi.

Adnan menuju ke mejanya yang bersebelahan tepat disamping Dmitri

Gluk
Adnan meneguk ludahnya sendiri

Tap
Ia mengambil tasnya dan langsung memakainya

Baru saja ia ingin pergi tangan Adnan ditahan oleh Dmitri dengan sangat kuat bahkan Adnan yang berusaha menariknya tidak ada kekuatan lagi karena sudah hangus dengan trauma dan rasa takut

"A-apaa?? Hiks jangan lagi..."Adnan pecah saat ia merasa sudah kalah tenaga

"Nangis? Apa aku seburuk itu?" Tanyanya

"Kau.. kau anggota SRM hiks pasti mereka menyuruhmu untuk membunuhku kan" ucap Adnan dan kali ini Dmitri memblalakan matanya karena terkejut

"Aku memang anggota mereka hanya saja aku berbeda" ucapnya

Trak
Dmitri menarik tangan Adnan sehingga kepala Adnan tepat di bibir Dmitri

"Ahh.. tapi aku berbohong hehehe" lanjut Dmitri dan kali ini Adnan benar benar sudah lemas

Klak
Suara pintu kelas kembali terbuka

"Hai bro sudah sekolah kau?" Tanya Carlo yang diikutkan Elsen dibelakangnya

"Seperti yang kau lihat" jawab Dmitri

"Ohh jadi inikah yang kau maksud anjing sombong itu?" tanya Dmitri sambil menarik rambut Adnan

"Yah dia berani menolakku" lanjut Elsen, Elsen menggerakan tangannya untuk meminta Pires dan Ornel agar menutup gordeng kelas dan pintu rapat.

Klek
Pintu terkunci

Adnan sangat takut ia tidak pernah berfikir bahwa hidup disekolahnya akan menjadi seperti ini. Sekarang Adnan berusaha melepas tangan Dmitri yang masih setia menjambak Adnan dengan kuat

"Ughh!! Lepaskan aku sialll hiks" ucap Adnan diselingi tangisannya

Sekarang di otaknya terputar bagaimana ia kemarin hampir mati karena Elsen


Trauma


Sangat sangat trauma



"Hentikann aku mohonnn...!" Ucap Adnan keras

"HAHAHAHA" tawa Elsen menggelegar seisi ruangan kelas sepi tersebut

"Ahhh kenapa kau menangis? Dimana mental bajamu saat kita awal awal bertemu kemarin?" Ucap Elsen sambil memiringkan senyumannya

"Aku minta maaf! Sungguh ak--

"Aku sudah kemarin mencicipimu sekarang biarkan teman temanku mencicipi bekasku haha" ucap Elsen

"Aku yang akan memegang tangannya" ucap Pires

"Kalau begitu siapa yang memasukinya terlebih dahulu?" Tanya Carlo

"Aku saja" ucap Dmitri

"Aku akan menghujamnya jauh lebih kejam dari saat Elsen melakukannya!!" Ucap Ornel penuh dendam

"HWAAAAA!!! Tolongg aku!! Siapapun yang di luar tol--

Bugk
Suara besi yang menghantam kepala belakang Adnan dengan keras.

Adnan langsung terjatuh ia tidak pingsan hanya saja memegangi kepalanya sambil menggeliat kekanan dan kekiri karena rasa sakit luar biasanya tersebut

"Hurtt.. hiks" ucapnya kembali menangis

Adnan ingin saja memukul mereka tapi trauma dan mentalnya benar benar pecah saat melihat Elsen didepan matanya

"It's okey baby"

"Ayo mulai kawan kawan"

.
.
.

Bersambung
~~~

Bully! BFck! (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang